Bisnis & Kerja Sampingan

Ini Perbedaan Pandangan Ekonomi Teori Keynes dan Klasik

teori keynes dan klasik

Ajaib.co.id – Pandangan ekonomi ada berbagai macam perspektif. Beberapa yang popupler adalah teori Keynes dan klasik. Lalu, apa perbedaan dari dua pandangan ini?

Berbicara tentang ekonomi tentu tak lepas dari pandangan atau teori-teori yang memengaruhinya. Fenomena-fenomena ekonomi yang meliputi inflasi, tingkat harga, tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional, Produksi Domestik Bruto (PDB), dan perubahan di tingkat pengangguran tentunya memunculkan beberapa teori yang berbeda-beda dari para ekonom.

Ada dua teori yang terkenal dan sering menjadi perdebatan dalam ilmu ekonomi, teori tersebut adalah teori Keynes dan klasik. Perbedaan kedua teori tersebut turut memengaruhi kebijakan pemerintah suatu negara. Satu sisi percaya pemerintah harus memainkan peran aktif dalam mengendalikan ekonomi, sementara yang lain berpikir ekonomi lebih baik dibiarkan untuk bekerja dengan sendirinya.

Untuk lebih jelasnya berikut beberapa poin yang menjelaskan tentang perbedaan teori Keynes dan klasik.

Pandangan Terhadap Ekonomi

Teori Keynes merupakan teori yang dipelopori oleh John Maynard Keynes, teori ini percaya bahwa kapitalisme adalah sistem yang baik, tetapi terkadang dibutuhkan bantuan.

Ketika kondisi ekonomi sedang baik, masyarakat bekerja, kemudian menghasilkan uang dan membelanjakannya untuk hal-hal yang mereka inginkan. Pengeluaran tersebut merangsang ekonomi, dan semuanya berjalan lancar.

Tetapi ketika ekonomi menurun, semuanya akan berubah. Bisnis mulai banyak yang tutup dan banyak karyawan yang dipecat. Banyak orang tidak punya uang untuk dibelanjakan, dan mereka hanya bisa bertahan dengan apa yang tersisa. Ketika orang-orang berhenti belanja, tentu perekonomian akan kehilangan momentumnya dan kondisinya semakin jauh ke bawah.

Sedangkan dalam teori klasik perekonomian secara makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada pasar. Mereka percaya bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri, berapapun jumlah dan jenis barang yang diproduksi pasar akan mampu menyerapnya, teroi ini yang disebut dengan hukum Say.

Pandangan Tentang Intervensi Pemerintah

Keynesian (pendukung teori Keynes) mengatakan bahwa intervensi pemerintah sangat wajar dan diperlukan. Jika masyarakat tidak belanja, maka pemerintah harus turun tangan dan mengeluarkan kebijakan yang dapat merangsang belanja masyarakat.

Pemerintah harus menjalankan defisit fiskal dengan meningkatkan pengeluarannya atau menurunkan pajak. Pemerintah dapat meluncurkan beberapa proyek, seperti proyek infrastruktur. Proyek-proyek tersebut tidak hanya akan menuntut lebih banyak tenaga kerja tetapi juga lebih banyak barang dan jasa dari sektor swasta.

Pajak yang lebih rendah juga meningkatkan pendapatan konsumen. Masyarakat juga dapat menghabiskan lebih banyak uang untuk barang dan jasa, karena mereka membayar pajak yang lebih rendah.

Keduanya akan menghasilkan peningkatan permintaan yang tinggi dan merangsang laju perekonomian. Prospek permintaan yang lebih baik mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi. Mereka pada akhirnya memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak.

Jika permintaan konsumen bertahan, perusahaan memesan barang modal untuk meningkatkan kapasitas produksi. Seringkali, mereka juga menaikkan harga jual untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.

Sebagai hasilnya, peningkatan pengeluaran pemerintah atau penurunan pajak tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga mengurangi pengangguran dan menyebabkan inflasi merangkak naik.

Teori klasik justru sebaliknya menginginkan perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Adam Smith pelopor teori klasik menyebut pandangan ini Laissez Faire yang berasal dari bahasa Perancis yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat di abad ke 18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan.

Laissez Faire berkembang selama awal dan pertengahan abad ke-19. Secara umum, istilah ini dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian.

Smith menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat dalam bingkai perdagangan bebas, baik dalam ruang lingkup domestik maupun internasional.

Pandangan Pada Pasar Bebas dan Harga

Keynesian percaya harga harus lebih terpaku pada satu kisaran, dan pemerintah harus berusaha menjaga stabilitas harga tersebut. Mereka ingin melihat pemerintah memengaruhi masyarakat dan perusahaan untuk menjaga harga dalam kisaran yang ditentukan.

Di sisi lain, teori ekonomi klasik berpandangan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri tanpa campur tangan seseorang atau pemerintah. Setiap orang bebas mengejar kepentingannya sendiri di pasar yang bebas dan terbuka untuk semua kompetisi.

Ketika seseorang melakukan pekerjaannya, mereka dibayar dan menggunakan upahnya untuk membeli produk lain. Intinya, pekerja menciptakan permintaan mereka sendiri akan barang dan jasa.

Pandangan Terhadap Pengangguran dan Inflasi

Keynesian menyukai keterlibatan pemerintah dan lebih peduli tentang jumlah orang yang memiliki pekerjaan daripada inflasi. Mereka melihat peran pekerja dengan kemampuan yang dimilikinya dapat berkontribusi dalam masyarakat. Keynesian tidak khawatir tentang biaya barang atau daya beli mata uang.

Sebaliknya walaupun ekonom klasik memiliki beberapa kekhawatiran tentang pengangguran, tetapi mereka lebih khawatir pada inflasi harga. Mereka melihat inflasi sebagai ancaman terbesar bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Teori klasik percaya ekonomi akan menciptakan lapangan pekerjaan dengan sendirinya tanpa campur tangan pemerintah. Mereka justru berpikir pengangguran dihasilkan dari campur tangan pemerintah di pasar bebas atau adanya monopoli dalam suatu industri.

Pandangan Pada Pertumbuhan Ekonomi Masa Depan

Perbedaan utama antara teori Keynes dan teori klasik adalah bagaimana memprediksi dan memperlakukan pertumbuhan ekonomi di masa depan. Keynesian fokus pada masalah jangka pendek. Mereka melihat masalah-masalah ini sebagai kekhawatiran mendesak yang harus dihadapi pemerintah untuk memastikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Teori klasik lebih fokus pada hasil jangka panjang dengan membiarkan pasar bebas menyesuaikan diri dengan masalah jangka pendek. Mereka percaya masalah jangka pendek hanyalah goncangan sementara yang pada akhirnya akan diselesaikan oleh pasar bebas dengan sendirinya.

Kedua teori ini telah memberi berpengaruh banyak pada suatu negara, dalam mengambil kebijakan ekonominya. Keduanya memilki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Jadi menurut kamu teori Keynes atau teori klasik yang diterapkan dalam perekonomian Indonesia?

Artikel Terkait