Ajaib.co.id – Apakah kamu termasuk perokok aktif? Coba kamu hitung kira-kira berapa banyak pengeluaran hanya untuk membeli rokok setiap bulannya? Pastinya hampir setiap hari kamu membeli sebungkus kan. Meskipun saat ini sudah gencar dilakukan kampanye akan bahaya merokok pada gambar kemasannya, namun masih belum memberikan efek yang signifikan. Daripada menghabiskan uang kamu hanya untuk menghirup asap lebih baik dialihkan ke investasi saham rokok saja lebih menyehatkan buat kantongmu.
Loh, bukannya kalau investasi di saham rokok malah membuat makmur perusahaan ya? Jawabannya tidak juga. Katakanlah harga rokok sebungkusnya mencapai Rp70.000 mungkin para perokok ini bisa mendadak berhenti. Lalu uangnya kemudian diinvestasikan ke saham rokok, perusahaan akan tetap berjalan namun bisa jadi dengan bisnis yang berbeda dan sudah tidak memproduksi rokok lagi.
Seperti yang kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan besar penghasil rokok ini tidak hanya fokus pada satu bisnis saja, melainkan memiliki beberapa lini bisnis. Maka dari itu, tak ada salahnya lebih memilih kesehatan badan dan juga keuanganmu daripada belanja sebungkus rokok yang secara perlahan mengumpulkan penyakit.
Jika ditanya, seorang perokok aktif ataupun pengguna rokok elektrik (vaping) mungkin tidak pernah menghitung besaran biaya yang sudah dikeluarkan. Padahal jika kamu membeli rokok elektrik atau vape bisa menghabiskan Rp300 ribu sampai Rp1 juta untuk alat/mesin dan juga liquid (cairan). Jika biaya tersebut dialokasikan untuk investasi emas, reksa dana, atau saham dalam sebulan dan itu rutin dilakukan, berapa cuan yang bisa kamu dapatkan? Terdengarnya menarik bukan.
Akan tetapi hal itu sulit dilakukan bagi para perokok aktif, karena kembali lagi ke masalah komitmen masing-masing. Apabila diasumsikan seorang perokok aktif dalam sehari menghabiskan sebungkus rokok (20 batang) seharga Rp22.000 – Rp26.800, maka selama sebulan pengeluaran untuk rokok saja rata-rata mencapai Rp660.000 – Rp804.000. Pengeluaran tersebut belum termasuk biaya makan, transportasi, dan sebagainya.
Merokok Itu Rugi
Semua orang pasti tahu bahaya merokok dan itu sangat merugikan kesehatan. Sudah banyak contoh kasus mereka yang aktif menjadi perokok tiba-tiba terserang jantung dan pada akhirnya mendadak berhenti. Apakah harus menunggu jatuh sakit terlebih dahulu baru bisa berhenti menghisap tembakau? Seharusnya itu bisa dilakukan sedini mungkin, karena kerja kerasmu akan percuma jika ujung-ujungnya harus mengeluarkan biaya pengobatan rumah sakit.
Disamping itu, baik rokok elektrik ataupun rokok konvensional tidak ada yang lebih baik justru sama-sama merugikan. Keduanya memberikan dampak sangat buruk bagi kesehatan dan juga finansial penggunanya. Apalagi rokok dengan kandungan tar dan nikotin cukup tinggi dapat memicu penyakit berbahaya seperti paru-paru, kanker, tukak lambung, stroke, hingga kematian.
Begitu pula dengan rokok elektrik atau vape yang saat ini sudah jadi gaya hidup anak muda. Terlebih dengan hadirnya liquid berbagai varian rasa semakin menarik minat banyak orang, pun termasuk mereka yang bukan perokok konvensional jadi ikut-ikutan. Dulu rokok elektrik ini digadang-digadang bakal menjadi solusi untuk dapat berhenti merokok kretek atau filter.
Namun, sebenarnya membawa efek buruk juga bagi tubuh dikarenakan di dalam liquid yang dipakai ternyata mengandung nikotin. Zat nikotin inilah yang membuat orang menjadi kecanduan untuk menghisap asap. Meskipun takaran nikotinnya tidak sebanyak rokok tembakau, tapi jika dikonsumsi secara terus menerus bisa memicu munculnya penyakit berbahaya. Penyakit yang bisa timbul akibat penggunaan vape antara lain batuk disertai sesak nafas, jantung, kanker, dan tumor.
Bahaya merokok tidak hanya mengancam kesehatan kamu saja, tetapi juga orang-orang terdekat kamu ikut merasakan efeknya. Kemungkinan besar orang-orang yang sering bersama kamu jadi perokok pasif, di mana lebih besar risiko terserang penyakit dibandingkan kamu yang perokok aktif.
Belikan Saham Rokok Saja
Jika melihat nilai asumsi yang tadi dijelaskan di atas, pengeluaran sebanyak itu sudah dapat kamu pakai untuk menabung saham atau menyicil rumah dengan sistem KPR bersubsidi setiap bulan. Kemudian apabila dihitung dalam 10 tahun saja kamu berinvestasi saham blue chip, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero), mungkin kamu sudah punya sekitar 185 lot sampai 250 lot saham dengan kode emiten TLKM. (Harga saham emiten TLKM: Rp3.000 per lembar saham)
Atau kamu bisa juga membeli saham perusahaan rokoknya, misalnya PT HM Sampoerna Tbk. Pengeluaran untuk sebungkus rokok itu bisa kamu buat beli saham perusahaan berkode HMSP kira-kira sebanyak 356 lot sampai 420 lot lho. (Harga saham HMSP: Rp1.725 per lembar saham). Selain Sampoerna, kamu juga masih bisa beli saham PT Gudang Garam Tbk yang lebih mahal dengan pengeluaran sebungkus rokok tadi. Kamu bisa memiliki saham perusahaan dengan kode emiten saham GGRM sekitar 10 lot sampai 15 lot.
Dengan berinvestasi saham, kamu akan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. Lebih menariknya lagi kamu berpeluang besar mendapatkan dividen tetapi jika perusahaan memutuskan membagikan dividennya.
Selain berinvestasi saham, biaya pengeluaran rokok kamu juga bisa dialokasikan untuk investasi reksa dana melalui aplikasi ponsel bernama Ajaib. Sebab di Ajaib ada berbagai pilihan produk reksa dana dengan imbal hasil menarik untuk segala kebutuhan keuanganmu dengan bantuan manajer investasi terbaik. Aplikasi ini tentunya terpercaya karena sudah terdaftar dan diawasi langsung oleh OJK. Jadi, bahaya merokok tadi bisa menjadi keuntungan jika kamu berinvestasi reksa dana di Ajaib.