
Ajaib.co.id – Siapa yang tidak kenal dengan bank BTN? Kamu yang punya rencana atau memiliki kredit rumah pasti sudah tidak asing lagi bukan dengan bank satu ini? Bank ini terkenal dengan produk KPR atau Kredit Pemilikan Rumah. Nah, apakah kamu juga ingin menjadi bagian dari pemilik saham BBTN? Sebelum memutuskannya, cek terlebih duli analisis saham BBTN di bawah ini yuk!
Profil Singkat
PT Bank Tabungan Negara Tbk Persero (saham BBTN) bergerak di bidang perbankan dan mempunyai sejarah panjang di industri perbankan Indonesia. Bank ini sudah ada sejak masa kolonial hingga pasca kemerdekaan. Bermula dari pendirian Postspaarbank di Batavia pada 1897, lalu berubah nama menjadi Tyokin Kyoku atau Chokin Kyoku pada 1942.
Setelah proklamasi, bank diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Saat itu, nama bank adalah Kantor Tabungan Pos. Pada 1942, nama bank berubah menjadi Bank Tabungan Negara (Bank BTN) sampai sekarang.
Pada 1976, Bank BTN menjadi tempat untuk pembiayaan proyek perumahan bagi rakyat. Sehingga bank melayani jasa Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Bahkan hingga saat ini, Bank BTN fokus terhadap pembiayaan perumahan tanpa subsidi.
Pada Desember 2009, Bank BTN melakukan penawaran umum perdana (initial public offering, IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemegang saham per Januari 2025 adalah pemerintah Republik Indonesia dengan porsi 60% dan publik sebesar 39,76%.
Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir
PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) berhasil membukukan laba bersih Rp2,08 triliun pada kuartal III/2024. Laba BTN dalam 9 bulan pertama tahun ini merupakan hasil audit review yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (firma anggota Ernst and Young Global Limited).
Komponen Laba | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | Q3 2024 |
Laba Bunga, Total | 25.11 triliun | 25.79 triliun | 25.90 triliun | 28.28 triliun | 22.36 triliun |
Beban Bunga, Total | 14.68 triliun | 11.67 triliun | 9.86 triliun | 13.20 triliun | 12.01 triliun |
Laba Bunga Bersih | 10.42 triliun | 14.12 triliun | 16.04 triliun | 15.07 triliun | 10.34 triliun |
Laba Bersih | 1.6 triliun | 2.3 triliun | 3.04 triliun | 3.50 triliun | 2.08 triliun |
Total Aset | 361.20 triliun | 371.86 triliun | 402.14 triliun | 438.74 triliun | 455.10 triliun |
Total Kewajiban | 341.22 triliun | 350.46 triliun | 376.23 triliun | 408.27 triliun | 423.09 triliun |
Total Ekuitas | 19.98 triliun | 21.40 triliun | 25.90 triliun | 30.47 triliun | 32.00 triliun |
Dilansir dari Bisis.com, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) membukukan laba bersih Rp2,08 triliun pada kuartal III/2024, terkontraksi 10% secara tahunan (year on year/YoY). Penurunan laba BBTN ini disinyalir terdampak peningkatan beban bunga yang terjadi pada 9 bulan pertama 2024.
Merujuk pada laporan keuangan, BTN membukukan pendapatan bunga sebesar Rp22,36 triliun, naik 7,36% YoY dari Rp20 triliun pada September 2023. Namun, beban bunga ikut meningkat menjadi Rp13,47 triliun pada kuartal III/2024, naik 26,05% YoY. Hal itu membuat pendapatan bunga bersih BTN menjadi senilai Rp8,89 triliun, turun 12,34% YoY. Kinerja pendapatan BBTN ini tidak lepas dari rapor intermediasi perseroan.
BBTN melaporkan telah menyalurkan kredit senilai Rp356,06 triliun, tumbuh 11,9% YoY dari posisi Rp318,30 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit BTN membuat aset perseroan ikut terkerek menjadi Rp455,10 triliun pada September 2024.
Pada sisi pendanaan, BTN meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar RP370,75 triliun, naik 14,5% secara tahunan. Dari jumlah itu, simpanan dalam bentuk deposito tercatat sebesar Rp181,76 triliun. Terkontraksinya pendapatan BBTN juga tercermin dari net interest margin (NIM) yang turun ke level 2,92% pada kuartal III/2024 dari posisi 3,76% pada periode yang sama 2024.
Pada saat bersamaan, BBTN mampu menjaga kualitas kredit yang tercemin dari non performing loan (NLP) gross dan net yang berada pada level 3,24% dan 1,57%. Kedua rasio kredit bermasalah itu membaik dari periode yang sama 2023.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, tahun 2024 merupakan tahun yang cukup menantang karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga nasional mengalami stagnasi dan daya beli masyarakat mengalami pelemahan.
Namun, BTN tetap mampu menjaga pertumbuhan kredit sesuai dengan target yang telah ditetapkan yakni di level 10-11% pada tahun ini. Di tengah tantangan yang terjadi di sepanjang 2024, fungsi intermediasi BTN tetap berjalan optimal. Hal ini menandakan BTN mampu menjalankan salah satu tugas utamanya untuk turut menggerakkan ekonomi dan membuka akses pinjaman bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Nixon mengatakan, pertumbuhan kredit BTN ditopang oleh permintaan yang meningkat di KPR, terutama KPR Subsidi seiring dengan masih tingginya kebutuhan akan perumahan yang layak dan terjangkau di Indonesia.
Adapun, saat ini terdapat 24,6 juta rumah yang masih tergolong tidak layak huni, dengan jumlah backlog kepemilikan rumah nasional yang mencapai 9,9 juta. Nixon menuturkan, KPR Subsidi masih menyumbang porsi terbesar terhadap keseluruhan portofolio kredit BTN. Hingga September 2024, perseroan menyalurkan KPR Subsidi sebesar Rp172,7 triliun, meningkat 9,5% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Nixon mengungkapkan, sebanyak 75% debitur KPR Subsidi BTN merupakan kelompok Millenial, yang merupakan kategori usia produktif sekitar 21 tahun hingga 35 tahun. Hal ini menandakan bahwa generasi muda Indonesia, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah, masih menganggap rumah sebagai salah satu kebutuhan utama dan trennya masih akan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional.
Lalu bagaimana saham BBTN jika dilihat dari rasio keuangannya?
Rasio | Q3 2020 | Q3 2021 | Q3 2022 | Q3 2023 | Q3 2024 |
---|---|---|---|---|---|
Return on Equity (RoE) | 3,37% | 2,74% | 3,52% | 2,77% | 1,66% |
Return on Assets (RoA) | 0,07% | 0,17% | 0,2% | 0,19% | 0,13% |
Gross Profit Margin (GPM) | 7,01% | 10,48% | 14,24% | 13,72% | 10,44% |
Operating Profit Margin (OPM) | 7,01% | 10,48% | 14,24% | 13,72% | 10,44% |
Net Profit Margin (NPM) | 5,51% | 7,44% | 11,17% | 10,43% | 8,22% |
Current Ratio (CR) | 0% | 0% | 0% | 0% | 0% |
Debt to Equity Ratio (DER) | 1.820% | 1.582% | 1.599% | 1.227% | 1.232% |
Dari tabel di atas, terlihat sedikit penurunan dari sisi ROA, ROE, hingga NPM. Meski begitu, jika dilihat dari analisis teknikalnya, saham BBTN masih dalam kondisi baik.
Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham
Sejak tercatat di bursa, emiten BBTN selalu memberikan dividen untuk para pemegang saham. Namun, saham BBTN sempat absen tidak membagikan sahamnya saat pandemi terjadi, yaitu di tahun 2020 dan 2021. Berikut ini adalah riwayat pembagian dividen saham BBTN dalam 10 tahun terakhir.
Tahun | Dividen | Imbal Hasil |
---|---|---|
2024 | 49,89 | 3,66% |
2023 | 43,39426 | 3,44% |
2022 | 22,43839 | 1,30% |
2019 | 53,029671 | 2,16% |
2018 | 57,175942 | 1,53% |
2017 | 49,459972 | 2,13% |
2016 | 34,955756 | 2,03% |
2015 | 21,113195 | 1,68% |
2014 | 44,35749 | 3,35% |
2013 | 38,74 | 2,53% |
Dilansir dari CNBC Indonesia, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) berencana akan membagikan dividen untuk tahun buku 2024 dengan payout ratio 20%-25% dari perolehan laba bersih tahun ini kepada para pemegang saham.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan, pemberian dividen tersebut berdasarkan pertimbangan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank. Namun, jika perseroan memerlukan lebih banyak modal untuk ekspansi kredit atau alasan lainnya, biasanya rata-rata dividend payout ratio pada level 20%.
Selain itu, perseroan tetap berupaya menjaga laba agar tetap stabil meskipun biaya dana (cost of fund) meningkat signifikan dengan mendorong pertumbuhan fee based. Dengan demikian emiten bersandi BBTN tersebut akan menebar dividen senilai Rp700,19 miliar atau setara Rp49,9 per saham. Adapun sebesar 80% atau Rp 2,8 triliun ditetapkan sebagai saldo ditahan untuk pengembangan usaha perusahaan.
Prospek Saham BBTN
Dilansir dari Reguler-Investor.com, prospek saham BTN untuk tahun 2025 tampak menjanjikan, didukung oleh beberapa faktor seperti:
- Penurunan Suku Bunga Acuan: Proyeksi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dapat menekan biaya dana dan meningkatkan keuntungan BTN.
- Penguatan Kredit Properti: Peningkatan kredit di sektor properti dapat memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan pendapatan BTN.
- Strategi Ekspansi: Meningkatkan proporsi dana murah dan memperbanyak perubahan kantor cabang menjadi digital store, yang akan meningkatkan efisiensi dan memodernisasi proses bisnis.
BTN telah mengidentifikasi beberapa strategi kunci untuk meningkatkan pendapatan pada tahun 2025:
- Meningkatkan Proporsi Dana Murah: BTN menargetkan proporsi dana murah di atas 54% pada tahun 2025.
- Transformasi Digital: BTN berencana untuk memperbanyak perubahan kantor cabang menjadi digital store yang akan meningkatkan efisiensi dan memodernisasi proses bisnis.
- Penguatan Mesin Tabungan: BTN berupaya memperkuat mesin tabungan yang berkelanjutan.
Selain itu, peningkatan PPN ke 12% diperkirakan akan berdampak pada bisnis kredit perumahan BTN. PPN yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya pembelian bahan bangunan, yang pada akhirnya dapat memengaruhi harga kredit perumahan. Namun, BTN dapat mengatasi dampak ini dengan strategi seperti peningkatan efisiensi operasional dan transformasi digital untuk menurunkan biaya dana.
Itulah beberapa analisis saham BTN yang perlu kamu ketahui, apakah kamu tertarik untuk membeli saham BTN? Jika iya, kamu bisa melakukan transaksi saham dengan mudah lewat aplikasi Ajaib. Cara membeli saham BBTN di Ajaib pun sangat mudah, kamu hanya perlu mendaftar di aplikasi Ajaib dan membuka rekening saham serta mengisi saldo RDN kamu minimal Rp100 ribu. Setelah itu, kamu sudah bisa investasi saham di Ajaib dan memilih saham yang kamu inginkan, apakah saham BBTN atau saham lainnya.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat dan aman. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga obligasi di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.