Dunia Kerja

Freelancer vs Pegawai Tetap, Mana Yang Menguntungkan?

Freelancer
Freelancer

Ajaib.co.id – Dahulu kala, pekerja lepas atau biasa disebut gig atau freelancer hanya dilakukan oleh beberapa pekerjaan, seperti model dan musisi. Namun, ketika transformasi digital mendominasi semuanya berubah.

Kini bagi kamu yang bekerja di start-up/korporat pun, memiliki pendapatan tanpa harus bekerja dari jam 9 hingga jam 5 bukanlah masalah. Arsitek, penulis, penerjemah bahasa, hingga programer bisa melakukan pekerjaan lepas, menghasilkan pendapatan, dan tetap berolahraga di hari biasa.

Selain itu, banyak juga situs-situs yang menawarkan beragam pekerjaan lepas, seperti Upwork hingga Etsy, atau aplikasi yang memungkinkan kamu mendapatkan uang dengan menyewakan tempat tinggal, misalnya AirBnb. Hanya dengan mengelola beberapa pekerjaan lepas yang sesuai dengan kompetensi dan keterampilan, voila! Kamu sudah merasakan pengalaman keseimbangan antara bekerja dan hidup yang diidam-idamkan semua orang (dengan asumsi kamu memiliki laptop dan akses internet).

Lalu, di mana biasanya pekerja lepas bekerja? Di mana pun, di kamar sendiri, coffeeshop, hingga co-working space. Freelancer hadir dengan pengalaman yang tidak diduga-duga, tetapi terbuka untuk banyak peluang tanpa harus menghabiskan waktu 8 jam di depan laptop. Bukankah terdengar begitu membebaskan?

Dengan meningkatnya permintaan pekerjaan lepas di banyak industri, para profesional memiliki pertanyaan yang sama: menjadi pekerja lepas atau pegawai tetap? Bagi banyak orang, pilihan ini mungkin terdengar seperti gaya hidup logis, tetapi sebelum mengabaikan pegawai tetap, mari kita sama-sama mencari tahu mana yang lebih menguntungkan di antara kedua pilihan tersebut.

Keuntungan Pekerjaan Tetap

Salah satu keuntungan terbesar dari pekerjaan tetap adalah tunjangan yang diberikan perusahaan, misalnya asuransi kesehatan, jaminan hari tua, cuti, hingga uang Tunjangan Hari Raya (THR). Pekerjaan tetap seringkali disertai dengan semua fasilitas ini, sementara yang didapatkan freelancer hanya pendapatan yang sesuai dengan kontrak, kamu harus menjaga diri sendiri dalam banyak hal.

Lupakan cuti liburan atau jatah absen sakit, karena tidak ada perusahaan atau platform pekerjaan lepas yang akan membayarmu hanya untuk berlibur atau menghabiskan waktu di kasur seharian.

Selain itu, jika memutuskan untuk menjadi pekerja lepas, kamu harus mengelola pajak sendiri. Jika kamu memiliki target finansial seperti menabung untuk masa pensiun atau membeli rumah yang besar, kamu harus mencari cara untuk melakukannya sendiri, sebab pendapatan yang diperoleh seorang pekerja lepas tidak selalu menentu setiap bulannya.

Fleksibilitas vs Keamanan

Bagi sebagian orang, gagasan untuk bekerja di meja yang sama, dengan orang-orang yang sama, untuk waktu yang lama terdengar seperti siksa neraka di bumi, sangat membosankan. Bagi yang lain, keamanan finansial untuk memiliki pekerjaan tetap yang cukup banyak kewajibannya.

Gaya hidup gig economy atau freelancer memang bisa membebaskan dan menggiurkan, terlebih kamu berperan sebagai atasan karena kamu yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Kamu tidak harus menjawab pertanyaan orang lain, membantu pekerjaan orang lain di luar pekerjaan sendiri, karena kamu hanya berkomunikasi dengan klien. Namun, salah satu sumber utama dari tidak adanya tugas yang diberikan dari bos, kamu yang harus proaktif untuk mencari tugas itu sendiri.

Dan dalam kasus pekerja lepas, banyak proyek yang harganya tidak menentu dan variatif. 1-2 pekerjaan lepas bukanlah sesuatu yang dapat kamu andalkan sepenuhnya untuk pendapatan tetap, kecuali jika kamu seorang arsitek atau penulis naskah iklan yang kaliber. Perlu kamu ingat bahwa pekerjaan lepas bergantung pada inisiatif atau pesanan, seperti menyewakan kamar di Airbnb. Jika kamu tidak menjual apa pun, tidak membuat apa pun, menjadi pekerja lepas bisa menjadi keputusan yang sangat berisiko.

Pembayaran Per Proyek vs Gaji

Salah satu keuntungan utama pekerjaan tetap adalah mengetahui bahwa kamu memiliki gaji tetap setiap bulan. Ini artinya kamu memiliki keamanan finansial yang bisa sangat penting penganggaran dan tabungan. Hal ini tidak terjadi untuk freelancer.

Sebagai seorang pekerja lepas, kamu mendapatkan uang sesuai dengan pekerjaan yang sudah kamu lakukan, produk terjual, atau seberapa jering (atau jarang) pekerjaan tersebut dilakukan. Jadi, tantangan terbesar yang dihadapi pekerja lepas adalah memastikan pendapatan yang masuk ke kantong sesuai dengan kebutuhan hidup.

Usia kamu berpengaruh terhadap keputusan yang akan kamu ambil. Misalnya, jika kamu adalah sarjana yang baru lulus, kemungkinan kamu tidak memiliki keamanan finansial untuk mengambil resiko mengandalkan pekerjaan lepas. Jika itu masalahnya, ada baiknya kamu melakukan pekerjaan lepas di luar pekerjaan tetap untuk memberikan pendapatan tambahan.

Sebaliknya, jika kamu sudah berada di dunia profesional untuk waktu yang cukup lama, telah memperoleh keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan di industri tersebut, sudah memiliki networking dengan individu atau organisasi yang berpotensi memberikan pekerjaan lepas, maka menjadi freelancer bisa menjadi keputusan yang tepat.

Faktor Kesepian

Pekerja lepas bisa menjadi pekerjaan yang sangat sangat sepi, dalam arti sesungguhnya. Tidak akan ada interaksi sosial dan kesibukan pekerjaan kantor, kamu juga tidak memiliki rekan kerja untuk diajak menghabiskan waktu setelah jam kerja selesai. Namun, jika kamu menginginkan interaksi dan tetap ingin bekerja lepas, menghabiskan waktu co-working space bisa menjadi pilihan karena kamu bisa bertemu dengan banyak orang yang mungkin juga bekerja lepas, tentunya membutuhkan biaya lebih.

Solusi lain yang dapat kamu lakukan adalah menjadi aktif dan berinteraksi dengan individu atau organisasi di mana kamu bekerja sebagai pekerja lepas. Di sisi lain, jika kamu adalah individu yang kurang menyukai interaksi sosial, pekerja lepas adalah keputusan yang tepat untuk bekerja tanpa menghabiskan waktu berjam-jam dengan orang lain atau memikirkan sesuatu berjam-jam untuk dikatakan di depan banyak orang.

Masa dewasa tentu waktu yang tepat untuk mengambil risiko yang diperhitungkan terlebih dahulu. Mengingat kamu masih muda, sehat, dan tanpa tanggungan apa pun mengurangi kebutuhan akan tunjangan seperti asuransi kesehatan atau gaji tetap. Apabila kamu ahli pada suatu pekerjaan, kamu mungkin dapat melakukan lompatan profesional yang besar yang singkat tanpa harus mencapainya di lingkungan kantor yang terstruktur.

Artikel Terkait