Ajaib.co.id – Kinerja emiten saham WINS menunjukkan perbaikan pada kuartal I-2021.Namun apakah saham ini masih layak dikoleksi saat ekonomi mulai membaik?
Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis apa yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham WINS.
PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) didirikan dengan nama PT Swakarya Mulia Shipping tanggal 18 Desember 1995 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1996.
PT Winermarjaya Lestari merupakan pemegang saham institusi terbanyak WINS dengan porsi 35%, kemudian masyarakat dengan porsi sebesar 43,64%, diikuti dengan Sugiman Layanto sebesar 7,31 persen, serta Johnson Wiliang Sutjipto sebesar 6,95%.
Bisnis WINS meliputi bidang pelayaran di dalam negeri dan kapal penunjangnya. Bisnis utama WINS adalah bergerak dalam bidang pelayaran dengan fokus pada kapal penunjang kegiatan angkutan lepas pantai bagi industri minyak dan gas bumi.
WINS IPO pada 2010 dengan harga sebesar Rp300 per lembar saham. Kalau dilihat dari harga saham saat IPO hingga sekarang tampak bahwa harga saham WINS sudah turun jauh dengan posisi harga Rp98 per lembar saham.
WINS mencetak harga saham tertingginya pada Rp1.350 per lembar saham pada 2014. Kenaikan harga saham terjadi pada saat pencalonan Presiden Joko Widodo karena kebijakan tol laut yang saat itu menjadi bahan kampanyenya.
Sempat Terdampak Efek Pandemi, Kinerja WINS Mulai Membaik
Kinerja WINS bergantung kepada permintaan minyak. Semakin tinggi permintaan minyak maka permintaan akan jasa kapal WINS meningkat. Nah, harga minyak diprediksi akan naik karena saat ini mayoritas negara besar menargetkan pencapaian tingkat vaksinasi 50 persen di akhir 2021.
Permintaan minyak telah meningkat sejalan mulai terbukanya perekonomian pada kuartal II-2020. Pulihnya ekonomi global membuat sebagian besar persediaan minyak mentah turun sehingga pasokan dan permintaan minyak kembali seimbang.
Harga minyak diperkirakan cenderung lebih tinggi karena permintaannya akan diuntungkan dari pemulihan sektor-sektor utama ekonomi dunia pada Semester I-2021 hingga 2022.
Bahkan Morgan Stanley menyebutkan, pasar minyak pada kuartal ini merupakan yang paling ketat sejak tahun 2000 lalu. Laporan tersebut menyebutkan, pasar minyak dunia mengalami kekurangan pasokan sebanyak 2,8 juta barel per hari pada tahun ini. Morgan Stanley memperkirakan harga minyak Brent dapat menembus USD70 per barel pada kuartal III-2021.
Nah pada kuartal I-2021 kinerja WINS mencetak pendapatan sebesar USD10,2 juta atau turun dari capaian kuartal I-2020 sebesar USD12,9 juta. Namun penurunan beban langsung menyebabkan laba kotor mencapai USD2,1 juta atau naik dari tahun lalu periode yang sama sebesar USD1,2 juta. WINS juga mendapatkan penurunan beban bunga dan keuangan sehingga laba bersih mencapai USD50,1 juta atau naik dari tahun lalu periode yang sama sebesar USD13,5 juta.
Kinerja WINS
Pendapatan WINS pada 2017 sebesar USD61,9 kemudian mencapai USD43,3 Juta pada 2020. Artinya dalam empat tahun terakhir pendapatan WINS mengalami penurunan. Nah WINS mencetak rugi bersih sebesar USD36 juta pada 2018 yang kemudian sampai dengan 2020 masih rugi sebesar USD14,9.
Pada 2017 bisnis pengangkutan melalui kapal yang dimiliki mencapai USD47,9 Juta sedangkan yang kapal disewa mencapai USD9,2 Juta dan bisnis lain-lain sebesar USD4,7 Juta.
Pada 2020 bisnis pengangkutan melalui kapal sendiri turun mencapai USD33,7 Juta, bisnis melalui kapal disewa juga turun menjadi USD7,4 juta serta bisnis lain-lain sebesar USD2,1 juta. Artinya semua segmen bisnis WINS mengalami penurunan dari 2017 hingga 2020.
Bahkan kondisi saat sebelum pandemi melanda yakni pada 2019, kinerja pendapatan WINS masih belum mencapai pada 2017. Dua segmen yakni bisnis jasa melalui kapal yang dimiliki, kapal disewa hanya mencapai USD29,7 Juta dan USD8,8 juta. Sedangkan bisnis lain-lain mencapai USD17,5 Juta.
Dalam kurun empat tahun terakhir WINS mengalami penurunan pendapatan namun disisi lain kerugian perusahaan juga berkurang. Sehingga tampak WINS masih berusaha membalikkan kondisi perusahaan menuju profitable sehingga bisa memberikan dividen kepada investor. Selama empat tahun juga WINS belum memberikan dividen kepada investor karena masih merugi.
Ini rasio keuangan WINS pada data terakhir kuartal I 2021 :
Apakah Layak Dibeli ?
Saham WINS yang bergerak dalam bidang perkapalan cenderung tak disukai investor karena risiko dari depresiasi aset yang besar setiap tahunnya dan pendapatan yang terus menurun. Hal ini terlihat dari PER saham perkapalan yang masih rendah dalam setiap tahunnya. Apalagi dalam jangka panjang harga minyak diprediksi akan turun karena perkembangan mobil listrik.
Salah satu sisi yang menarik bagi yang berminat membeli saham WINS adalah rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Dalam aksi private placement ini, WINS akan melepas 250 juta saham.
Harga nominal saham baru tersebut ditetapkan Rp100 per saham. Sementara harga pelaksanaan penerbitan saham baru ditetapkan Rp120 per saham. Artinya, melalui private placement ini, WINS berpeluang memperoleh dana segar sekitar Rp30 miliar.
Jika ada investor yang tertarik membeli saham WINS, maka harga sahamnya berpeluang akan naik. Oh, iya saat ini harga saham WINS sudah berada pada level Rp98 per lembar saham. Maka bisa dibilang PP ini di atas harga pasar WINS jika melihat berdasarkan harga saham saat ini.
Namun WINS harus mencari celah dari pengangkutan komoditas lain jika memang ingin mendiversifikasi usahanya. Komoditas seperti tembaga, nikel atau emas bisa menjadi perhatian WINS sebagai alternatif dari harga minyak yang diprediksi akan turun dalam jangka panjang.
Disclaimer
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.