Investasi

COVID-19 Buat Suku Bunga Turun? Lihat yang Dilakukan Negara Lain

Photo by Christine Roy on Unsplash
Ilustrasi untuk artikel Ajaib: COVID-19 Buat Suku Bunga Turun? Lihat yang Dilakukan Negara Lain

Di tengah merebaknya isu virus corona (yang telah resmi dinamakan COVID-19 oleh WHO), Bank Indonesia mengumumkan suku bunga acuan terbaru. Hal ini akan memengaruhi banyak hal, termasuk: tingkat suku bunga deposito bank, biaya pembiayaan perusahaan, harga saham di Bursa Efek Indonesia dan harga obligasi.

Apakah artinya nilai investasi reksa dana kamu akan terpengaruh? Ya, betul!

Sebelumnya, suku bunga acuan yang dikenal dengan ‘BI 7-Day Reverse Repo Rate’ berada di level 5%, setelah selama tahun 2019 terjadi penurunan sebanyak 1 ppt (percentage point), atau sebesar 100 bps (basis poin). Sepuluh bps sama dengan 0,1 ppt dan 25 bps sama dengan 0,25 ppt. Banyak kalangan yang memperkirakan suku bunga acuan akan turun.

Bila suku bunga turun, biasanya ini akan mendorong naik nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana saham. Pasalnya, suku bunga yang rendah membuat investasi di pasar saham menjadi relatif lebih menarik. Hal ini berakibat pada meningkatnya pembelian saham, sehingga harga saham naik.

Hal ini dapat terjadi karena suku bunga yang lebih rendah akan menekan financing costs (beban finansial) semua perusahaan di BEI. Apalagi mengingat bahwa semua perusahaan di BEI memanfaatkan fasilitas pinjaman dari bank. Financing cost lebih rendah berarti keuntungan akan naik, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan membagi dividen. Prospek dividen lebih besar selalu akan mendorong harga saham naik, diiringi dengan reksa dana saham.

Namun, bagaimana dengan reksa dana jenis pendapatan tetap dan pasar uang?

Reksa dana pendapatan tetap (yang banyak berisi obligasi) juga akan naik nilainya karena harga obligasi akan naik bila suku bunga turun. Sementara reksa dana pasar uang (berisi deposito bank dan setara) akan menurun nilainya karena suku bunga deposito akan mengikuti suku bunga acuan BI yang turun.

Suku bunga acuan diperkirakan akan turun karena BI (penentu kebijakan moneter di Indonesia) sewajarnya terpengaruh oleh dampak pelemahan ekonomi yang disebabkan oleh virus corona. Untuk mengimbangi pelemahan seperti ini, cara klasiknya adalah mendorong pengeluaran dengan cara membuat biaya pinjam dana (ditentukan oleh suku bunga acuan) turun.  

Virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini telah menewaskan lebih dari 1.870 orang korban di negara asalnya dan lima lainnya di luar Tiongkok.

Keputusan kenaikan suku bunga ini dilakukan di tengah terus berlangsungya kekhawatiran penyebaran COVID-19, yang selain menewaskan banyak orang, juga menggoyang perekonomian dunia. Konsumen menahan bepergian, mengurangi belanja, sementara pabrik banyak yang berhenti karena kekurangan bahan baku.  

Bagaimana bila kita melihat apa yang dilakukan negara-negara lain terkait krisis COVID-19 ini? Mudah-mudahan dapat membantu kita untuk mengantisipasi apa yang akan dilakukan Indonesia.

Nah, ini dia langkah-langkah antisipatif dan perkembangan di luar negeri dalam menghadapi COVID-19:

  1. Tiongkok
    -. Pada hari Senin (17 Feb), PBOC (People’s Bank of China) memotong suku bunga acuan sebesar 10bps menjadi 3.15%, atau terendah sejak 2017, dan menawarkan untuk menyuntik US$29 miliar ke pasar, dalam bentuk pinjaman tenor 1 tahun ke pihak-pihak yang membutuhkan.

    -. Sabtu-Minggu kemarin, Beijing mengumumkan untuk memotong pajak pendapatan perusahaan (corporate income tax) dan memberikan bank komersil ruang lebih untuk membukukan NPL (Non-Performing Loan) yang lebih tinggi. Artinya, ada nasabah kredit perbankan yang cicilan bunga dan pokok pinjamannya telat bayar.
  2. Jepang
    -. PDB (Produk Domestik Bruto) kuartal ke-4 menciut 6,3%, sebelumnya diperkirakan hanya akan menciut 3,8% (atau dikenal dengan istilah surprised to downside). Penurunan sebesar 6,3% merupakan penurunan terparah sejak lebih dari 5 tahun terakhir.
    -. Survei Bloomberg menunjukkan bahwa 9 dari 14 ekonom menilai ekonomi Jepang akan menciut lagi dalam tiga bulan ke depan, yang berarti akan terjadi resesi.
    -. Perdana Menteri Shinzo Abe diperkirakan akan mempertimbangkan untuk mengeluarkan paket pendorong konsumsi tambahan, setelah bulan Desember 2019 kemarin mengumumkan paket stimulus serupa.
  3. Singapura
    -. Menggelontorkan SGD$6 miliar untuk membantu industri maupun konsumen untuk menghadapi kemungkinan pelemahan akibat COVID-19.
    -. Menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020. 
  4. Korea Selatan
    -. Presiden Moon Jae-in mengumumkan hari Selasa pagi (18 Feb): “Resep darurat dibutuhkan untuk situasi darurat.”
    -. Dia juga bilang: “Situasi sekarang ini lebih serius daripada yang diperkirakan sebelumnya.”
    -. Moon Jae-in mengusulkan special financial support atau dukungan keuangan khusus untuk mengurangi beban pajak kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah.
    -. Kemungkinan adanya penurunan suku bunga acuan pada 27 Februari.
  5. Australia
    -. Reserve Bank of Australia (RBA) mengantisipasi wabah COVID-19 akan mengurangi pertumbuhan ekspor di semester pertama tahun 2020.
    -. Masih mengalami kesulitan untuk mengevaluasi potensi dampak tidak langsung dari wabah COVID-19 pada kegiatan ekonomi keseluruhan.
    -. Kemungkinan menurunkan suku bunga acuan di kesempatan berikutnya, walaupun pada tanggal 4 Februari lalu RBA menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga agar tidak mendorong peningkatan jumlah total KPR (Kredit Pemilikan Rumah), di tengah harga rumah yang sedang bergerak naik di sana.
  6. Thailand
    -. Memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi menjadi 1.5%-2.5%, dari 2.7%-3.7%. 
    -. Pertumbuhan ekonomi Thailand tahun lalu sebesar 2.4%, atau terendah dalam 5 tahun terakhir.
    -. Awal bulan ini memotong suku bunga acuan ke tingkat terendah dalam sejarah.

Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.   

Artikel Terkait