Ajaib.co.id – Mungkin kamu sering mendengar istilah perhitungan bunga obligasi tahunan. Lalu apa itu bunga obligasi tahunan? Bagaimana cara menghitungnya? Dan apa manfaat dari menghitung bunga obligasi tahunan?
Sebelum terlalu jauh berbicara cara menghitung bunga obligasi, maka ada baiknya kamu mengetahui lebih dahulu terkait obligasi. Mungkin ada di antara kamu yang sering mendengar tentang obligasi, tapi belum memahami cara kerja obligasi.
Obligasi sering juga disebut dengan Bonds. Istilah lainnya dari obligasi adalah surat utang. Surat utang tersebut dijual kepada para investor dan memiliki nilai harga yang telah ditentukan oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut.
Lalu dari mana investor mendapatkan keuntungan? Keuntungannya ada pada bunga yang dibebankan pada obligasi.
Jadi, nantinya pihak yang mengeluarkan surat utang harus membayar sejumlah uang pada investor sesuai dengan jumlah obligasi ditambah dengan bunga yang dibebankan pada obligasinya. Bunga ini akan semakin besar setiap tahunnya.
Yang mengeluarkan obligasi biasanya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal untuk ekspansi lebih besar bagi usahanya. Jadi, biasanya obligasi ini tidak dikeluarkan secara perorangan, tapi dikeluarkan oleh badan usaha.
Obligasi merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang memiliki kelebihan jangka waktu yang variatif dengan bunga stabil dan risiko yang cukup kecil.
Jangka waktu ini adalah waktu tempo yang surat utang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang obligasi. Batas waktu paling lama obligasi harus dibayarkan adalah 10 tahun. Ini termasuk obligasi yang punya jangka waktu cukup panjang.
Selain itu, para perusahaan yang menerbitkan obligasi ini merupakan perusahaan besar seperti BUMN dan juga perusahaan swasta yang cukup besar. Sehingga investasi dalam bentuk obligasi menjadi suatu instrumen yang banyak dinikmati.
Namun, obligasi dikeluarkan tidak sebatas perusahaan, karena pemerintah juga ada yang mengeluarkan obligasi. Tujuannya untuk membangun infrastruktur demi kehidupan masyarakat yang jauh lebih baik.
Keuntungan Investasi Obligasi
Yang pertama kamu incar ketika membeli obligasi tentunya adalah mendapatkan keuntungan yang besar. Keuntungan ini didapatkan dari bunga yang diberlakukan pada obligasi. Semakin lama jatuh tempo obligasi, biasanya akan semakin besar juga keuntungan yang akan diterima.
Namun, kamu harus bersabar. Karena kamu harus menunggu sampai obligasi jatuh tempo dan akhirnya kamu pun bisa menikmati hasilnya.
Kemudian, merupakan investasi yang aman. Dikatakan aman karena hanya perusahaan-perusahaan tepercaya dan Pemerintah yang bisa mengeluarkannya.
Ini artinya juga surat utang itu tidak bisa dipalsukan. Atau jika memang ada yang ingin mencoba memalsukannya itu akan sulit.
Hukum yang berlaku tentang investasi obligasi di Indonesia juga sudah cukup jelas sehingga mereka yang melakukan kecurangan akan siap-siap berhadapan dengan hukum.
Obligasi yang kamu miliki juga bisa dijual atau dipindahtangankan. Jika kamu memiliki obligasi yang jatuh temponya lama, dan kamu punya keperluan mendesak sehingga ingin menjual obligasi yang dimiliki, kamu bisa menjualnya ke pihak lain.
Pihak lain ini bisa jadi investor lain atau perusahaan lain. Mereka akan membayarkan obligasi sesuai dengan nilai dan bunganya. Karena namanya sudah dialihkan, ketika jatuh tempo nanti, maka perusahaan yang mengeluarkan obligasi akan membayar pada orang baru yang memiliki obligasi yang sebelumnya kamu punya tersebut.
Investasi obligasi dikatakan menggiurkan karena bunganya yang tinggi. Bahkan lebih tinggi jika dibandingkan tabungan dan deposito.
Namun demikian bagi sebagian orang, obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang lumayan rumit dibandingkan dengan investasi lain. Hal ini karena dalam menghitung bunga dan profitnya juga yang didapat setiap tahun cukup rumit dan juga berbeda.
Risiko Obligasi
Setelah mengetahui keuntungan yang didapatkan ketika memutuskan berinvestasi obligasi, sekarang saatnya kamu mengetahui risiko obligasi.
Risiko obligasi ini bisa saja kamu hadapi, jadi kamu harus bersiap dan segera menyusun solusi agar bisa melaluinya dengan baik. Berikut ini adalah risiko obligasi yang umumnya terjadi.
Pertama, likuiditas obligasi tergantung pada banyaknya permintaan. Ketika tidak ada permintaan, menjual obligasi akan sangat sulit. Hal ini karena obligasi sendiri tidak memiliki pasar khusus seperti saham yang ada di pasar modal.
Melakukan penawaran akan sulit jika obligasi tersebut tidak ada yang berminat. Biasanya perusahaan-perusahaan besar yang memiliki banyak permintaan.
Kedua, berbanding terbalik dengan suku bunga. Bank Indonesia punya wewenang untuk menentukan suku bunga ini. Sayangnya obligasi sendiri berbanding terbalik dengan suku bunga.
Ketika suku bunga naik, maka bunga obligasi akan mengalami penurunan. Sedangkan ketika suku bunga turun, maka bunga obligasi akan semakin naik. Risiko obligasi ini juga akan sering kamu temukan.
Ketiga, obligasi jangka panjang punya risiko lebih besar. Obligasi yang punya jangka panjang punya risiko lebih besar karena adanya turun-naiknya suku bunga tadi.
Namun, sebenarnya risiko yang besar ini berbanding lurus dengan bunga obligasi jangka panjang yang akan semakin bertambah setiap tahunnya.
Keempat, gagal bayar. Ini adalah risiko obligasi yang paling menakutkan. Karena ketika sudah jatuh tempo, perusahaan yang mengeluarkan obligasi malah tidak mampu membayar obligasi.
Hal tersebut terjadi akibat finansial perusahaan yang mengalami kerugian terus-menerus. Jika hal ini terjadi kamu tentunya akan kebingungan dan hanya bisa menunggu sampai perusahaan bisa membayar kewajibannya.
Untuk menghindari hal ini terjadi, sebelum membeli obligasi kamu harus memastikan terlebih dahulu bahwa perusahaan yang mengeluarkan obligasi itu punya reputasi yang baik dan punya laporan keuangan yang sehat dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan.
Jenis Obligasi
Adapun beberapa jenis obligasi yang perlu kamu ketahui, antara lain :
1. Obligasi dengan jaminan
Obligasi dengan jaminan merupakan obligasi yang diterbitkan dari perusahaan yang memiliki jaminan berupa aset. Obligasi jenis ini tentunya dilakukan jika perusahaan gagal dalam menjalankan kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak memiliki aset tersebut.
2. Obligasi tanpa jaminan
Obligasi tanpa jaminan merupakan bentuk obligasi yang diterbitkan dari perusahaan yang tidak memiliki jaminan berupa asset tertentu.
3. Obligasi konversi
Obligasi konversi merupakan bentuk daripada obligasi yang memberikan pemiliknya melakukan penukaran obligasi dengan sejumlah saham pada perusahaan dengan harga yang sudah disepakati.
4. Obligasi tanpa kupon
Obligasi tanpa kupon merupakan jenis daripada obligasi yang memberikan pembayaran bunga secara langsung. Hal ini merupakan jenis obligasi yang sangat disukai oleh pemula karena memiliki risiko yang kecil.
Cara Menghitung Bunga Obligasi
Adapun beberapa perhitungan obligasi dan bunganya tentunya berbeda berdasarkan nominal yield, current yield, yield to maturity, yield to call dan realized yield. Guna mengetahui cara menghitung bunga obligasi, simak beberapa penjelasan berikut :
1. Nominal yield
Nominal yield merupakan sebuah penghasilan daripada bunga kupon tahunan yang nantinya akan dibayarkan kepada setiap pemegang obligasi. Adapun cara melakukan perhitungan secara nominal yield yakni dengan membagi penghasilan bunga dengan nilai nominal.
2. Current yield
Current yield merupakan penghasilan bunga kupon tahunan yang bisa dibagi dengan harga pasar obligasi. Adapun caranya adalah dengan membagikan bunga tahunan dengan harga pasar obligasi.
3. Yield to maturity (YTM)
Yield to maturity (YTM) merupakan tingkat return majemuk yang nantinya akan dikembalikan dan juga diterima investor apabila pembeli obligasi melakukan penahanan obligasi hingga jatuh tempo.
YTM ini adalah sebuah ukuran yield yang umum digunakan karena yield ini mencerminkan return dengan tingkat bunga yang majemuk (compounded rate of return) yang diharapkan menjadi profit investor.
4. Yield to call (YTC)
Yield to call merupakan yield yang diperoleh oleh bentuk obligasi yang biasanya akan dibeli kembali. Umumnya dalam obligasi ini memperbolehkan sebuah emiten melakukan pelunasan dan membeli obligasi sebelum jatuh tempo.
5. Realized yield
Realized yield merupakan bentuk daripada tingkat return yang nantinya diharapkan oleh investor dalam sebuah bentuk obligasi. Realized yield juga dapat digunakan dalam melakukan estimasi tingkat return yang dapat diperoleh investor menggunakan strategi perdagangan.
Adapun cara yang bisa dilakukan dalam menghitung bunga obligasi yang dijual dengan harga diskonto, mencakup 5 langkah, antara lain :
1. Tentukan diskonto dari obligasi
Apabila tingkat daripada bunga pasar lebih tinggi dari bunga nominal maka obligasi dapat dijual dengan harga diskonto. Ini berarti dalam instrumen obligasi memiliki nilai yang lebih rendah atau nilai par value dari obligasi.
2. Hitung pembayaran bunga di tiap periode
Dalam pembayaran bunga di tiap periode kamu harus menentukan jumlah imbalan yang diterima investor pada setiap periode. Adapun rumus yang bisa kamu gunakan yaitu, jumlah pembayaran bunga dikalikan dengan nilai ataupun nominal dari obligasi.
3. Hitung pembayaran beban bunga efektif setiap periode
Oleh karena bentuk dari obligasi yang dijual berada pada harga diskonto, maka tingkat bunga efektif yang nantinya akan digunakan dalam instrumen obligasi merupakan tingkat bunga pasar yang didapat pada tanggal penerbitan instrument tersebut.
Adapun rumusan dari beban bunga total ini adalah, obligasi yang dikalikan dengan tingkat dari bunga efektif.
4. Catat jumlah bunga yang dibayar dan amortisasi diskonto
Karena obligasi yang diterbitkan dalam rentan harga diskonto, maka kamu dapat melakukan pembayaran bunga efektif. Adapun jumlah bunga yang dibayarkan kepada investor dan juga amortisasi diskonto wajib dicatat secara terpisah dalam laporan keuangan bulanan.
5. Melakukan verifikasi
Selanjutnya kamu juga harus menghitung ulang posisi obligasi saat ini. Adapun rumusannya adalah nilai obligasi periode saat ini ditambahkan dengan amortisasi yang bisa kamu catatkan dalam periode saat ini.
Selanjutnya kamu dapat menggunakan nilai pada akhir obligasi dari periode ini sebagai nilai awal obligasi periode berikutnya kala melakukan penghitungan beban bunga total.