Investor Saham Pemula

Mudah, Ini Dia Cara Menghitung Dividen untuk Investor Pemula!

Cara Menghitung Dividen

Ajaib.co.id – Dividen adalah salah satu pertimbangan utama saat kita memilih saham. Saham tajir yang hobi bagi-bagi dividen biasanya menjadi incaran investor, berkebalikan dengan saham-saham yang pelit memberi dividen.

Banyak situs seputar saham telah menyediakan data dividen. Namun, kita bisa jadi investor yang lebih baik dengan memahami bagaimana cara menghitung dividen saham sendiri. Jadi, mari kita pelajari bersama rumus menghitung dividen beserta contoh-contohnya.

Pengertian Dividen

Dividen adalah pembagian dari laba perusahaan kepada pemegang saham. Dividen merupakan “balas jasa” dan “insentif” dari perusahaan kepada pihak-pihak yang telah berinvestasi dalam bisnis mereka.

Sebagaimana diketahui, perusahaan mengandalkan modal dari para pemegang sahamnya agar dapat berkembang dan meraup keuntungan. Para pemegang saham menanggung risiko tekor apabila perusahaan itu merugi, sekaligus mengharapkan pembagian keuntungan jika perusahaan itu sukses.

Nah, dividen di sini merupakan bentuk balas jasa perusahaan kepada para pemegang saham yang telah bersedia menanggung risiko tadi.

Investor dapat memperoleh keuntungan nondividen dengan cara menjual saham mereka pada harga lebih tinggi (capital gain). Namun, perusahaan tentu akan dirugikan jika tidak ada investor yang bersedia mengoleksi sahamnya. Oleh karena itu, perusahaan perlu membagikan dividen sebagai bentuk insentif langsung untuk para pemegang saham.

Apakah semua perusahaan tercatat (emiten) akan membayar dividen? Tidak semua. Perusahaan tercatat kemungkinan tidak membayar dividen jika kondisi keuangannya jelek, tak mampu menghasilkan laba, atau menanggung utang dalam jumlah sangat besar.

Ada pula perusahaan yang berkinerja keuangan baik, tetapi justru menyimpan semua keuntungannya guna memperluas bisnis dan tidak membagikan dividen.

Kebijakan dividen setiap emiten berbeda-beda. Untuk mengetahui apakah suatu perusahaan kemungkinan akan membagikan dividen atau tidak, kamu dapat memeriksa riwayat pembagian dividen dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan bagi perusahaan yang baru saja IPO, kamu dapat memeriksa dokumen prospektus pada bab pembagian dividen.

Baca Juga: Mau Dapat Dividen? Ketahui Pengertian dan Cara Mendapatkannya!

Cara Menghitung Dividen untuk Investor Pemula

Terdapat beberapa rumus terkait cara menghitung dividen. Berikut ini urutannya:

1. Cara menghitung dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan

Total dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan = Laba bersih tahunan – Laba ditahan

Kamu dapat mengetahui laba bersih dari laporan keuangan akhir tahun. Sedangkan laba ditahan akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Cara menghitung Dividend Payout Ratio (DPR)

DPR = Total dividen : Laba bersih

Nominal jumlah dividen yang dibagikan oleh perusahaan akan berbeda-beda setiap tahunnya, karena perolehan laba juga bersifat fluktuatif. Agar dapat mengukur pembagian dividen secara objektif, kita perlu menghitung Dividend Payout Ratiodari tahun ke tahun.

3. Cara menghitung Dividend per Share (DPS)

DPS = Total dividen : Jumlah saham beredar

Total dividen yang dibagikan oleh perusahaan akan dibagikan kepada semua pihak yang tercatat sebagai pemegang saham pada saat cum date. Jadi, untuk mengetahui berapa dividen yang akan kamu terima, terlebih dahulu perlu memperhitungkan Dividend per Share.

4. Cara menghitung dividen yang akan kamu dapatkan

Dividen yang akan kamu dapatkan = DPS x jumlah saham yang kamu miliki

Hasil dari perhitungan ini merupakan nilai tunai yang belum dipotong pajak dividen. Dana setelah dipotong dividen akan dikirim oleh emiten kepadamu melalui rekening dana nasabah yang telah ditentukan oleh sekuritas.

5. Cara menghitung Dividend Yield

Diviend Yield = DPS : Harga saham saat ini atau harga saham rata-rata dalam portofolio kamu

Dividend Yield adalah persentase yang dapat membantumu menghitung perolehan cuan dari suatu saham secara objektif. Nominal Dividend per Share yang lebih besar bisa saja memiliki persentase Dividend Yield yang lebih rendah, khususnya apabila suatu saham memiliki harga yang mahal.

Baca Juga: Cara Beli Saham Pertamamu, Peluang Raih Cuan Maksimal!

Contoh Kasus

Apakah beberapa cara menghitung dividen tadi terlihat abstrak? Mari gunakan rumus-rumusnya dalam contoh riil.

Bank Jatim (BJTM) memperoleh laba sebesar Rp1,523 triliun pada akhir tahun 2021. Sebanyak Rp740,6 miliar akan disimpan sebagai dana cadangan umum (laba ditahan), sehingga total dividen yang dibayarkan BJTM adalah Rp782,45 miliar.

Dari data-data tersebut, kita dapat menghitung Dividend Payout Ratio BJTM sebanyak (Rp782,45 miliar : Rp1,523 triliun = 51,4%). Sedangkan Dividend per Share sebanyak Rp52,11.

Umpamanya, kamu memiliki 200 lot saham BJTM dengan harga rata-rata Rp700. Ini berarti kamu akan memperoleh dividen sebanyak (Rp52,11 x 20000 lembar saham = Rp1.042.200). Sedangkan dividend yield-nya adalah (Rp52,11:Rp700 = 7,4%).

Berapa Kali Pembagian Dividen Dalam 1 Tahun?

Setiap emiten memiliki kebijakan dividen yang berbeda-beda. Perbedaan itu bukan hanya terkait persentase dan jumlah dividen, melainkan juga frekuensi pembagiannya.

Kita bisa mengelompokkan emiten berdasarkan frekuensi pembagian dividennya ke dalam empat golongan:

  1. Emiten yang biasanya membagikan dividen sebanyak satu kali per tahun, contohnya BBRI, BBNI, BMRI, dan PTBA.
  2. Emiten yang sering membagikan dividen sebanyak lebih dari satu kali per tahun, contohnya UNVR, BBCA, SIDO, dan DMAS.
  3. Emiten yang belum tentu membagikan dividen tiap tahun, contohnya BSDE, BBKP, PWON, dan HRUM.
  4. Emiten yang belum pernah membagikan dividen sama sekali sejak IPO, contohnya BUMI dan FREN.

Yang perlu dipahami: Kita tidak dapat menilai baik atau buruknya suatu saham berdasarkan frekuensi pembagian dividennya. Penilaian mengenai prospek saham semestinya tidak hanya berpatokan pada dividen saja, melainkan juga banyak faktor fundamental dan teknikal lain.

Meski kebanyakan perusahaan berkinerja baik akan membagikan dividen, tetapi ada pula perusahaan top yang memutuskan untuk tidak membagikan dividen. Perusahaan yang menahan laba demi mengembangkan bisnis seperti itu, justru kemungkinan memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang (growth) yang lebih baik daripada perusahaan yang menguras semua labanya untuk pemegang saham.

Artikel Terkait