Berita

Cara Menghadapi Dampak Sosial Akibat Pandemi Virus Covid-19

Ajaib.co.id – Sudah hampir satu tahun dunia dilanda pandemi wabah virus corona atau covid-19. Virus yang menyerang sistem pernapasan ini telah menginveksi banyak warga di semua negara sebanyak 85,8 juta jiwa. Sedangkan total kematian sebanyak 1,86 juta jiwa di seluruh dunia.

Sementara Indonesia jadi yang teratas di ASEAN dengan jumlah penderita mencapai 772 ribu dan angka kematiannya sebanyak 22.911 jiwa per tanggal 4 Januari 2021. Akibatnya dampak sosial dan ekonomi paling dirasakan oleh masyarakat.

Pada tubuh manusia, virus corona akan mengganggu sistem pernapasan disertai infeksi pada paru-paru berat hingga menyebabkan kematian. Virus yang berasal dari Wuhan ini tidak hanya memakan korban jiwa tetapi melumpuhkan sebagian besar kegiatan manusia, seperti ekonomi, pendidikan, budaya, sosial, hingga lingkungan.

Dampak Sosial Akibat Pandemi

Demi meminimalisir penyebaran virus, kegiatan masyarakat pun jadi dibatasi. Penggunaan masker, penyuluhan mencuci tangan hingga menjaga jarak merupakan bagian dari kampanye pencegahan paparan virus, yang penularannya begitu cepat dan tidak terdeteksi.

Berikut ini dampak sosial yang diakibatkan oleh wabah virus covid-19:

1.   Perekonomian Hancur

Wabah covid-19 telah menghancurkan perekonomian hampir di seluruh sektor. Banyak pengusaha, pedagang kecil, mengalami kerugian hingga kebangkrutan. Hal itu berimbas pada banyak karyawan/pekerja yang jadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Apalagi sejak diterapkannya aturan physical distancing (jaga jarak) membuat sektor transportasi juga harus merasakan pahitnya. Mereka yang bekerja sebagai ojek online, sopir angkutan umum, serta pekerja serabutan yang mengandalkan pemasukan harian kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama pembatasan sosial.

Dengan hilangnya sebagian besar pendapatan masyarakat, semakin menambah angka kemiskinan.

2.   Adanya Diskriminasi Terhadap Korban Covid-19

Dampak sosial berikutnya adalah mulai disfungsi sosial masyarakat terhadap para korban Covid-19. Mereka yang dinyatakan positif harus mengkarantina diri selama 14 hari baik di rumah sakit rujukan ataupun melakukan isolasi mandiri di rumah.

Namun, masalah muncul ketika masyarakat mulai mendiskrimani para pasien Covid-19. Mereka dijauhi, diacuhkan bahkan sampai diusir dari daerah tempat tinggalnya sendiri.

Banyak masyarakat melakukan penolakan ketika tim medis hendak memakamkan jenazah korban virus corona di wilayah tertentu. Paling mirisnya lagi, ada tim medis (perawat dan dokter) yang ditolak hingga diusir oleh masyarakat setempat.

Rasa ketidakpedulian dan hilangnya toleransi disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap informasi terkait virus dari Wuhan ini.

3.   Keringan Hukuman dan Pembebasan Narapidana

Dampak dari wabah virus corona ini ternyata membuat pemerintah mengeluarkan Permenkumham No. 10 Tahun 2020 melalui Kementerian Hukum dan HAM beserta surat keputusan tentang pengeluaran dan pembebasan narapidana. Lewat keputusan tersebut, pemerintah membebaskan napi melalui program asimilasi dan integrasi sebanyak 38 ribu orang.

Sebenarnya kebijakan itu menimbulkan polemik dan cukup kontroversial. Bagaimana tidak? Maksud dari pembebasan napi-napi tersebut untuk meminimalisir penularan virus corona, malah menimbulkan masalah baru.

Para mantan napi yang menjalani masa asimilasi justru kembali melakukan tindak kejahatan. Padahal perekonomian saat ini sedang hancur, sementara sejumlah napi dibebaskan.

Alhasil, karena kesulitan mencari pekerjaan mereka akhirnya berbuat kriminal lagi, mulai dari pencurian disertai kekerasan, pelecehan seksual, hingga pembegalan kendaraan bermotor.

Hal itu tentu saja membuat masyarakat khawatir terhadap keamanan di lingkungannya. Ditambah lagi dengan kondisi serba sulit saat ini menjadikan orang-orang yang tadinya bukan napi terpaksa berbuat kejahatan karena sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Cara Menghadapi Kondisi Pandemi Virus Corona

Demi bisa bertahan di tengah kondisi pandemi virus covid-19, apa yang harus dilakukan dalam menyikapinya supaya dampak sosial bisa diminimalisir? Sebagai masyarakat, kita bisa melakukan beberapa hal berikut ini:

1.   Ikuti Anjuran Pemerintah

Pemerintah sendiri sudah berusaha membuat kebijakan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya paparan virus corona. Mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan, jaga jarak, hingga tidak membuat kerumunan. Tidak ada salahnya kita mengikuti anjuran tersebut, minimal demi menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan keluarga. Kalau tidak mendesak, lebih baik tetap dirumah.

2.   Peduli dan Toleransi

Kondisi pandemi ini seharusnya bisa membuat kita merasa empati untuk melihat kesulitan orang lain. Kita bisa membangkitkan semangat gotong royong saling berbagi kepada mereka yang tengah kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Kegiatan ini bisa dilakukan secara bersama-sama di lingkungan masing-masing, seperti RT, RW, dusun, dan Desa atau Kelurahan. Caranya dengan mendata warga-warga yang memang layak untuk diberikan bantuan.

Nantinya secara swadaya warga lain yang dianggap mampu diajak saling bergotong royong menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membantu warga atau tetangga yang ekonominya terhimpit akibat pandemi.

3.   Stop Diskriminasi

Masyarakat harus mulai menghentikan diskriminasi terhadap korban virus Covid-19, baik itu pasien maupun tim medis yang menangani. Kita hanya perlu waspada, tapi bukan berarti sampai mengucilkan bahkan mengusirnya.

Yuk, mulai sama-sama saling menguatkan, memberi motivasi, dan bekerja sama menghadapi wabah virus corona ini.

4.   Tidak Memberitakan Informasi Hoaks

Dampak sosial akibat pandemi bisa diminimalis salah satunya dengan cara menyampaikan informasi dengan benar dari sumber yang kredibel dan terpercaya. Saat ini masyarakat mungkin bingung dan jauh dari kata paham mengenai bahaya virus corona. Penyebabnya adalah masih banyak masyarakat percaya berita hoaks yang tersebar di televisi, surat kabar, dan media sosial.

Tanpa perlu mengikis rasa kemanusiaan, kepeduliaan, serta toleransi, virus ini bisa dicegah penyebarannya.

Artikel Terkait