Asuransi & BPJS

Bumiputera: Satu dari Deretan Perusahaan Asuransi yang Bangkrut

Ajaib.co.id – Sebagai perusahaan asuransi jiwa nasional tertua di Indonesia, tentunya tidak ada menyangka bahwa asuransi Bumiputera saat ini mengalami kebangkrutan. Kabar bangkrutnya asuransi jiwa ini lantas membuat para pemegang polis atau nasabahnya menjadi kian khawatir dengan biaya premi yang sudah dibayarkan selama ini.

Belum lagi, beredarnya kabar bahwa perusahaan asuransi jiwa ini sedang mengalami konflik internal yang membuat nasib nasabahnya kian tidak menentu saja. Hal ini lantas membuat asuransi Bumiputera mengalami gagal bayar klaim yang berlarut-larut hingga 2 tahun lamanya.

Pada awal Desember 2020, pihak perusahaan sudah bertemu dengan para nasabahnya yang saat itu berunjuk rasa di depan Wisma Bumiputera. Dalam pertemuan tersebut, perusahaan Bumiputera berjanji akan membayar klaim nasabah yang memiliki nilai polis di bawah Rp10.000.000. 

Menurut OJK, uang klaim yang harus dibayarkan oleh Bumiputera hingga akhir tahun 2020 mencapai Rp9 triliun, Bila uang klaim tersebut sudah dibayarkan, asuransi tertua di Indonesia ini juga perlu menanggung uang klaim di 2021 dengan perkiraan Rp23 triliun.

Mengapa AJB Bumiputera Memiliki Utang Klaim yang Sangat Besar?

Masalah likuiditas menjadi alasan utama mengapa asuransi tertua di Indonesia ini mengalami gagal bayar klaim nasabah. Lantaran, jumlah aset yang dimiliki aset ini jauh lebih kecil dibanding pembayaran klaim yang harus ditanggung oleh perusahaan. 

Tentunya kasus gagal bayar klaim asuransi Bumiputera bukanlah yang pertama kalinya. Melainkan, ada sederetan perusahaan asuransi yang mengalami gagal bayar seperti Bakrie Life dan Jiwasraya. 

Kasus gagal bayar klaim nasabah yang terjadi di perusahaan Jiwasraya, Bakrie Life, dan AJB Bumiputera 1912 adalah satu dari sekian risiko dari kegagalan dalam menjalankan bisnis asuransi. Walaupun begitu, kebangkrutan juga pernah dialami oleh perusahaan asuransi di negara-negara lainnya. Mau tahu perusahaan asuransi mana sajakah itu? Yuk, kita simak daftar perusahaannya berikut ini:

  • AIG

Bagi kamu pecinta sepak bola khususnya liga Inggris, pastinya kamu tidak asing dengan nama perusahaan asuransi satu ini. Lantaran, perusahaan AIG pernah menjadi sponsor utama dari klub besar di liga Inggris yakni Manchester United. 

Perusahaan AIG pernah mengalami kebangkrutan akibat terdampak krisis finansial pada 2008. Mungkin kamu masih ingat bahwa keganasan krisis finansial saat itu telah memakan korban yakni bangkrutnya bank investasi keempat terbesar di dunia, Lehman Brothers.

Saat itu, perusahaan AIG mendapatkan tekanan dari pihak berwenang yang mempertanyakan praktik perusahaan ini, di mana kondisi ini membuat dewan direksi grup asuransi AIG dipaksa untuk berpisah dengan presiden Maurice Greenberg yang sudah bertugas di perusahaan selama 35 tahun.

Kebangkrutan AIG kala itu, membuat bank sentral Amerika Serikat menyuntikkan jumlah total $205 miliar. Dana sebesar ini digunakan untuk melakukan restrukturisasi di perusahaan dan terpaksa untuk menyerahkan sejumlah besar aset non-strategis termasuk anak perusahaan Alico di Amerika Serikat dan AIA di Asia.

  • Conseco

Consesco adalah perusahaan asuransi berikutnya yang mengalami kebangkrutan pada 2002. Perusahaan ini berdiri sejak 1979 yang memiliki nilai valuasi mencapai $61,4 miliar. 

Kebangkrutan perusahaan Conseco terjadi karena investasi yang buruk, termasuk mengakuisisi banyak perusahaan pada 1990-an, salah satunya Green Tree Financial yang terpaksa bangkrut.

  • Executive Life Insurance Company

Executive Life Insurance Company adalah perusahaan asuransi terbesar di Amerika Serikat kala itu. Perusahaan ini berbasis di California dan mengalami kebangkrutan pada tahun 1991 menyusul investasi yang merugikan saat berinvestasi di obligasi.

Momen kebangkrutan Excecutive Life Insurance Company menjadi momen kelam bagi perindustrian asuransi di Amerika Serikat. Padahal, tak ada menyangka kala itu perusahaan asuransi terbesar di Amerika Serikat tersebut bisa mengalami kebangkrutan gegara strategi investasi yang buruk.

Selain ketiga perusahaan asuransi besar di Amerika Serikat di atas, ada pula perusahaan-perusahaan asuransi Amerika Serikat lainnya yang mengalami kebangkrutan seperti Legion Insurance Company, PHICO Insurance Company, Mission Insurance Company, dan sebagainya dengan alasan kebangkrutan yang beragam.

Alasan Mengapa Perusahaan Asuransi Mengalami Kebangkrutan

Bumiputera, Jiwasraya, dan Bakrie Life adalah contoh perusahaan asuransi di Indonesia yang mengalami kebangkrutan. Dari banyaknya perusahaan asuransi yang bangkrut di dunia, setidaknya ada beberapa alasan utama mengapa perusahaan asuransi rentan mengalami kebangkrutan:

  • Gagal Bayar Klaim 

Ketika perusahaan asuransi mengalami gagal bayar klaim nasabahnya. Tentunya bila hal ini terus berlarut-larut jumlah pembayaran klaim yang perlu dibayarkan semakin besar. 

Kegagalan bayar ini bisa terjadi karena ada masalah likuiditas, di mana kondisi aset yang dimiliki saat ini jauh lebih kecil dibanding utang klaim yang perlu dibayarkan kepada nasabah. Hal ini seperi yang terjadi kepada asuransi Bumiputera.

  • Kurang Mendapatkan Kepercayaan dari Masyarakat

Pengalaman nasabah yang buruk saat menjadi bagian dari perusahaan asuransi bisa menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan asuransi banyak yang berguguran. Karena tidak mendapatkan kepercayaan dari nasabah lantaran memiliki rekam jejak yang buruk.

  • Regulasi

Perubahan regulasi terkait bisnis asuransi di sebuah negara, tidak semerta-merta dapat diikuti begitu saja oleh perusahaan asuransi di negara tersebut. Karena perusahaan asuransi perlu diberikan waktu untuk bisa menyesuaikan bisnisnya dengan regulasi yang berlaku di negara setempat. 

  • Manajemen yang Buruk

Di beberapa kasus kebangkrutan dari sebuah perusahaan asuransi dapat disebabkan manajemen yang buruk dalam mengelola dana nasabah. Misalnya melakukan investasi yang salah hingga merugikan perusahaan, maupun adanya praktik korupsi yang dilakukan oleh petinggi perusahaan. Hal-hal ini marak terjadi di perusahaan asuransi yang memiliki manajemen yang buruk.

Tentunya kita berharap bahwa kasus gagal bayar klaim yang dialami oleh nasabah Bumiputera dapat diselesaikan secara baik. Di mana, menurut banyak pihak diperlukan intervensi dari pemerintah untuk membantu menyelesaikan masalah ini yang dianggap sudah terlalu lama dan berbelit-belit dalam proses penyelesaiannya.

Artikel Terkait