Bisnis & Kerja Sampingan

Brian Acton, Sang Pendiri WhatsApp yang Ditolak Facebook

pendiri whatsapp

Ajaib.co.id – Sebagai salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton ternyata memiliki kisah inspiratif di balik kesuksesannya. Sebelum mendapatkan kesuksesannya, ternyata Acton memiliki perjuangan yang cukup berat untuk sampai di titik sekarang ini. Bahkan, ia sempat ditolak oleh Facebook.

Banyak orang takut untuk gagal. Namun Brian Acton berbeda, ia justru mendapatkan cambuk semangat sehingga bisa menjadi sesukses sekarang. Ia dan Jan Koum memang aktor paling berpengaruh di balik aplikasi pesan terenkripsi, WhatsApp.

Kedua pendiri WhatsApp ini saling bahu membahu untuk membuat aplikasi pesan instan yang nyaman untuk digunakan penggunanya. Hasilnya, WhatsApp benar-benar dilirik oleh milyaran orang. Hingga sekarang ini, WhatsApp menjadi aplikasi pesan instan nomor satu di Android dengan jumlah pengguna melebihi 1 miliar orang.

Lalu, bagaimana perjuangan Acton untuk bisa menjadi seperti sekarang ini?

Kisah Perjalanan Brian Acton

Brian Acton adalah programmer software yang cukup disegani oleh banyak perusahaan teknologi. Bahkan, namanya pernah berada di dua perusahaan teknologi pada masa itu, yakni Apple dan Yahoo. Namun, kepiawaian dia dengan software tidak melulu memuluskan jalan hidupnya.

Pada pertenganhan 2009, Acton harus melalui jalan tersulitnya. Meskipun berbekal pengalaman belasan tahun di perusahaan teknologi, dia tetap tidak bisa mengalakan dua perusahaan media sosial paling raksasa di tahun 2009, yakni Twitter dan Facebook.

Tepatnya pada 23 Mei 2009, Brian Acton mengemukakan bagaimana ia gagal dan tidak diterima di Twitter. Di platform yang sama, ia mencuit, “Ditolak oleh Twitter, tapi tidak apa-apa. Ini akan jadi perjalanan panjang.”

Selang tiga bulan, penolakan kembali dirasakan Acton. Dirinya kembali mencurahkan kekecewaan itu di Twitter pada tanggal 3 Agustus 2009. “Facebook ternyata menolak saya. Ini seharusnya menjadi peluang yang baik (bagi saya) untuk bertemu orang-orang fantastis. Saya menanti kesempatan lainnya untuk petualangan selanjutnya,” kata Acton di Twitter.

pendiri whatsapp ditolak twitter dan facebook

Karena penolakan tersebut, Acton memutuskan untuk menghentikan niatnya dalam bekerja di perusahaan teknologi raksasa. Dari sana, ia berpikir, mengapa tidak ia sendiri saja yang membuat sebuah perusahaan teknologi yang bisa dihargai oleh orang banyak sekaligus melahirkan produk yang sesuai dengan keinginannya.

Memutuskan Mendirikan Perusahaan Sendiri

Akhirnya, Acton pun berkomunikasi dengan rekan kerjanya di Yahoo, yakni Jan Koum. Karena ada kecocokan visi, keduanya akhirnya membangun aplikasi pesan terenkripsi WhatsApp. Maksud dari pesan terenkripsi ini adalah kedua pendiri WhatsApp ini ingin menjamin keamanan data dari penggunanya.

Pada waktu itu, WhatsApp masih harus bersusah payah untuk bisa dikenal. Pasalnya, platform pesan instan ketika itu sedang dikuasai oleh BlackBerry Messenger. Namun, karena inovasi dari WhatsApp yang membuat dirinya bisa dipakai lintas platform, membuat Whatsapp makin dikenal.

Bahkan, CEO Facebook, Mark Zuckerberg – yang perusahaannya telah menolak Acton – akhirnya menarik minat terhadap WhatsApp. Pada tahun 2014, Facebook bahkan rela menggelontorkan dana 19 miliar dolar AS untuk kepentingan akuisisi WhatsApp.

Awalnya, niat dari Mark Zuckerberg ini disambut baik oleh Acton dan Jan Koum. Namun, beberapa lama kemudian, mereka menyadari bahwa hal tersebut adalah kesalahan fatal yang pernah diambil oleh keduanya.

Perseteruan dengan Facebook

Masalah pertama yang menjadi perdebatan antara pendiri WhatsApp dan petinggi Facebook adalah tentang monetisasi WhatsApp. Baik Acton dan Koum ingin memakai sistem monetisasi yang bebas iklan dan gimmick. Namun, pihak Facebook merasa sistem tersebut tidak akan membuat Facebook untung banyak. Dari sana, kedua pendiri WhatsApp hengkang dan keluar dari Facebook.

Paska meninggalkan Facebook, Acton mendirikan Signal Foundation. Hubungan antara Acton dan Facebook tetap tidak akur. Puncaknya, terjadi pada tahun 2018 kemarin di mana Facebook terjerat kasus pembocoran puluhan juga data penggunanya dan dipakai oleh lembaga Cambridge Analytica.

Di sana, Brian Acton jadi pengkritik atas rentannya data pengguna Facebook untuk disalahgunakan oleh pihak Facebook. Ia juga menyerukan untuk menghapus akun Facebook melalui tagar yang menjadi trending topic #deletefacebook.

Demikianlah kisah inspiratif dari Brian Acton. Di mana, dia yang sempat gagal bisa terus bangkit dan berjuang untuk bisa berkontribusi di dunia teknologi. Selain itu, Acton juga mengajarkan kita untuk melihat peluang lain yang mungkin tidak kita pikirkan.

Andaikan Acton memutuskan untuk terus bekerja di perusahaan orang lain, mungkin sekarang ini tidak ada aplikasi WhatsApp yang saat ini sangat populer. Oleh karena itu, kamu harus pintar-pintar dalam melihat peluang bisnis. Jangan sampai karena terlalu terfokus di satu peluang, peluang yang bisa membuatmu sukses malah jadi terabaikan.

Artikel Terkait