Bisnis & Kerja Sampingan, Milenial

Brand Terkenal Lebih Menguntungkan Di Pasar Preloved Branded

pasar preloved branded

Brand fashion impor terkenal lebih aksesibel dalam pasar preloved branded. Mengapa bisa begitu? Simak ulasan redaksi Ajaib berikut ini yang akan membahas pasar preloved branded.

Siapa milenial yang tidak tergoda mengamati branded fashion item? Yang tidak suka biasanya karena menganggapnya pemborosan dan snobbish. Tapi tak bisa disangkal, branded fashion item umumnya merepresentasikan tingkat selera, crafting (keahlian dalam pembuatan) dan kualitas material yang tinggi.

Arti Brand dalam Dunia Fashion

  • Brand fashion adalah perusahaan dagang yang dibentuk untuk menjual pakaian ready-to-wear dan aksesori.
  • Brand memberikan personalisasi pada sebuah produk fashion, demi menjustifikasi perbedaan nilai ekonominya. Dalam dunia industri fashion, branding sudah menjadi strategi kompetisi strategis bagi semua perusahaan sukses.
  • Tujuan branding adalah menciptakan hubungan antara karakter sebuah benda dengan citra brand.
  • Brand value adalah persepsi dan perasaan konsumen terhadap produk yang terhubung dengan brand tersebut. Pemahaman yang baik tentang peran brand bermula dari definisi yang tepat tentang brand dan branding.
  • Brand adalah sebuah nama, istilah, logo, desain atau gabungan kesemuanya, yang bertujuan mengidentifikasikan sebuah produk atau jasa dan dapat membedakannya dari para kompetitornya.
  • Di dalam benak konsumen, penghargaan atas personaliti brand dan kesetiaan hubungan jangka panjang lebih ditentukan oleh rasa keterkaitan emosional, daripada transaksi ekonomi!

Aksesibilitas Brand dalam Pasar Preloved Branded

Fanny Moizant, co-founder Vestiaire Collective yang didirikan 10 tahun lalu telah menyadari adanya pergeseran fokus pada konsumen. Biasanya konsumen mencari cara untuk membeli preloved branded (produk branded seken) dengan harga lebih ekonomis terlebih karena tidak punya cukup uang, namun sekarang lebih karena mereka ingin “beretika” dalam shopping, terutama kalangan shopper milenial.

Meskipun hemat, harga-harga produk preloved branded kadang mahalnya masih “bikin nangis”. Misalnya, sebuah tas disko merah berbahan kulit asli keluaran brand terkenal berinisial G yang dijual website preloved branded Vestiaire Collective’s bernilai sekitar Rp10.500.000, sementara dengan kondisi baru dijual lebih mahal 30-50% di gerai resminya dengan harga sekitar Rp14.500.000.

Tas tangan adalah kategori terlaris di pasar preloved branded, terutama jika masih tergolong koleksi terbaru. Bahkan jika merupakan rare-item/limited edition dari brand “blue-chip” seperti C atau H, harga sekennya malah naik.

Sharon Wolter-Ferguson dari HEWI mengungkapkan bahwa perilaku kepemilikan juga telah berubah. Kini konsumen lebih nyaman membeli produk branded fashion untuk pemakaian 1 atau 2x, lalu menjualnya lagi guna mendapatkan dana modal pembelanjaan selanjutnya. Akhirnya jadi mirip rental. Preloved branded di website HEWI banyak yang kondisinya bahkan masih baru, kado yang tak sesuai selera, salah size atau “belum sempat terpakai”!

Preloved Lebih Terhormat Dari KW

Bertahun-tahun yang lalu, membeli branded-item seken bukanlah hal yang membanggakan karena langsung dicap tak mampu membeli yang baru. Namun kini berbeda.

Amy Fyfe, co-founder butik online Editsecondhand mengungkapkan bahwa konsumen  mengunjungi preloved shop (toko barang bekas) untuk shopping beretika dengan anti shopping barang palsu.

Barang KW alias palsu dianggap kejahatan potensial dan ancaman. Disarankan keras untuk mengecek ulang reputasi tiap website preloved branded, dan verifikasi keoriginalan produk SEBELUM dan SESUDAH penjualan. Website-website itu biasanya juga dengan jelas mengatur sistem pembayaran, pengembalian, kebijakan perselisihan hingga detil kontak jika terjadi masalah. Sistem kewaspadaan ini menjadi penting mengingat website preloved branded memperoleh produknya dari konsumen, bukan gerai resmi. Moizant menekankan bahwa pasar preloved branded adalah pasar yang mengandalkan sistem keterpercayaan.

Selain anti-pemalsuan, mencerminkan kesadaran terhadap pengurangan limbah, kecerdasan berjual-beli, kini shopping preloved-branded juga populer karena dianggap anti-pemborosan. Kampanye #smartshoppernotspender di Inggris berhasil mematahkan stigma terhadap kaum wanita sebagai ikon pemborosan. Bahkan kaum pria mulai mengikuti movement ini.

Nilai Brand dalam Pasar Preloved Branded Dalam Negeri

Popularitas baru pasar preloved branded telah menciptakan peluang bisnis sangat besar di Indonesia, terlihat dari merebaknya jumlah toko online preloved branded seperti, Prelo, Tinkerlust, Carousell, dll.

Menyadari bahwa kebutuhan akan fashion dan lifestyle tak terhentikan, Marisa Tumbuan mendirikan Irresistible Bazaar – sebuah offline marketplace unik bespesialisasi pada tas dan perlengkapan fashion preloved branded. Bazar selama 4–5 hari bertempat di pusat perbelanjaan strategis ini mengakomodasi para penjual terpercaya dan konsumen potensial untuk berinteraksi langsung dan saling bertransaksi dengan koleksi >80 brand teratas dunia, dan menjadi pusat lifestyle para fashionista cerdas.

Irresistible Bazaar meluncurkan second line-nya Irress Urban Bazaar yang berfokus pada preloved branded asal USA dan Asia, juga Mini Irresistible Bazaar yang berbentuk bazar Pop Up selama 4 hari, yang diadakan 1 atau 2x setahun serangkaian dengan Irresistible Bazaar yang tahun depan akan merambah Surabaya dan Makasar.

Nilai Brand dalam Pasar Preloved Branded Internasional

Negara-negara maju di Eropa dan Amerika pun menyambut tren ini dengan tangan terbuka dengan lahirnya HUNTSTREET, REBELLE, multimerch dan Carousell.

Bahkan dalam gerai high-end Selfridges di Oxford Street, London – yang bukan tipikalnya toko produk seken pun – kini ada area khusus untuk menitip-jualkan dan membeli preloved branded.

Bisnis preloved branded diprediksi akan tumbuh sebesar 12%, jauh melebihi pertumbuhan gerai resmi produk barunya.

Sebuah riset dan studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group mengungkapkan bahwa pasar preloved branded jadi pusat perhatian dunia, dan semua stigma miring tentang memakai produk seken sirna berkat naiknya tingkat literasi masyarakat tentang bahaya limbah fashion.

Ke Depan Eranya Brand Ethical dan Sustainable Fashion

Tren fashion terkini bukan lagi berbasis koleksi per musim, melainkan konsep fashion ramah lingkungan dan beretika, yang mempertimbangkan:

  • Etika penggunaan air.
  • Etika pemakaian bahan kimia berbahaya.
  • Usia pakaian yang lebih tahan lama.
  • Mengurangi limbah produksi dengan menggalakkan material daur ulang dan organik.

Beberapa brand yang telah masuk kategori ini antar lain:

Levi’s, Alternative Apparel, PACT, Everlane, thredUP, H&M Conscious, Eileen Fisher, Cuyana, Reformation, Amour Vert, People Tree, Epoque Evolution, Patagonia, Columbia, Athleta, Manduka.

Jadi, jika para milenial punya preloved branded “terbengkalai” di rumah, apakah milik pribadi atau bekas koleksi ibunda bahkan nenek tercinta, jangan buru-buru dihibahkan ya, karena itu bisa jadi investasi lho!

Tapi, tentunya untuk memulai membeli produk dan berinvestasi preloved branded nggak akan semudah memulai berinvestasi reksa dana di Ajaib, yang minimum modalnya cuma Rp10.000,-! Dengan status kelulusannya dari program pembinaan inkubator startup Y Combinator di Silicon Valley, serta pengawasan penuh Otoritas Jasa Keuangan, Ajaib masih jadi pilihan berinvestasi reksa dana yang cerdas dan berakal sehat!

Bacaan menarik lainnya:

Prentice Hall. Kurtz, D. & L.E. Boone. (2006). Principles of Marketing. London: Thomson


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait