Bagi sebagian orang, mengajukan pinjaman ke bank umum atau bank konvensional mungkin terasa menyulitkan. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi dan sering kali tak dapat dipenuhi untuk sejumlah orang, bunga pinjaman pun terbilang tinggi. Selain bank umum, sebenarnya ada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang memang dikhususkan untuk penyaluran kredit kepada masyarakat.
Sebelum coba mengajukan kredit, yuk pahami dulu perbedaan bank umum dan BPR dalam memberikan kredit.
Lalu Lintas Pembayaran
Bila kegiatan bank umum juga bergerak di lalu lintas pembayaran, BPR tidak demikian. Bank umum melayani lalu lintas pembayaran seperti kliring dan jual-beli valuta asing, yang tidak dapat dilakukan di BPR.
Sedangkan dalam hal penghimpunan dana, bank umum dapat menghimpun dana dalam bentuk giro dan sertifikat deposito. Sedangkan BPR hanya menerima dana dalam bentuk tabungan dan deposito. Jadi, tidak dapat menjalankan transaksi giral atau jual-beli surat berharga.
Syarat Permodalan
Modal yang digunakan saat bank perkreditan rakyat pertama kali berdiri tidaklah sebesar modal bank umum. Misalnya, bank umum harus punya modal Rp3 triliun pada awal pendiriannya, dan bank syariah sebesar Rp1 triliun. Sedangkan BPR hanya perlu modal minimum Rp4-14 miliar tergantung zonasi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Meski demikian, ada juga sejumlah bank perkreditan rakyat yang seiring waktu memiliki aset yang hampir sama besarnya dengan bank umum.
Larangan
BPR memiliki sejumlah larangan yang membedakannya dengan bank umum. Yakni larangan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
· Menjalankan usaha asuransi
· Melakukan penyertaan modal
· Melakukan aktivitas usaha dalam bentuk valuta asing
· Menerima simpanan giro
· Menjalankan lalu lintas pembayaran
Kredit dan Jangkauan
Jangkauan bank perkreditan rakyat jauh lebih sempit dibandingkan bank umum. Pada umumnya menyasar masyarakat desa, kecamatan, kabupaten, atau kota dengan cakupan tertentu. Jadi, untuk masyarakat pedesaan, kehadiran BPR lebih memudahkan mereka untuk menabung atau mengajukan kredit.
Namun, kredit yang disediakan hanya kredit tanpa agunan, kredit karyawan, dan kredit usaha kecil. Plafon pinjaman pun terbatas. Selain itu, juga tidak menerbitkan kartu kredit. Jadi, jika kamu ingin mencari pinjaman jenis lain seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mungkin akan sulit didapat di bank perkreditan rakyat.
Contoh
Lalu, manakah contoh bank perkreditan rakyat seperti yang dijelaskan di atas? Banyak sekali yang telah berdiri di Indonesia. Contohnya antara lain dalam bentuk:
· Bank Desa
· Bank Pasar
· Bank Pegawai
· Lumbung Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
· Pitih Nagari (LPN)
· Badan Kredit Desa (BKD)
· Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK)
· Badan Kredit Kecamatan (BKK)
· Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK)
· Bank Karya Produksi Desa (BKPD)
Atau, cari saja bank yang menyertakan nama bank perkreditan rakyat, seperti BPR Eka Bumi Artha (Lampung), BPR Karyajatnika Sadaya (Bandung), dan BPR Jatim (Surabaya). Biasanya, setiap kota memiliki semacam ini.
Sekarang, kamu punya pilihan lain untuk mengajukan kredit. Bank Perkreditan Rakyat terdekat di kotamu siap membantu.
Bacaan menarik lainnya:
Iskandar, Syamsu. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Semesta Asa Bersama.
Afrizawati. M. (2016). Pengantar Perbankan. Palembang: Penerbit CitraBooks.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.