Ajaib.co.id – PT Dharma Polimetal Tbk (saham DRMA) merupakan induk usaha dari Dharma Group, yang sudah sukses berdiri sejak tahun 1989. Perseroan ini memiliki fokus usaha pada komponen otomotif untuk sepeda motor dan mobil.
Dharma Group telah menjadi bagian dari mata rantai pasokan otomotif terintegrasi dengan produk-produk suku cadang dan komponen yang inovatif dan berkualitas sesuai dengan standar pabrikan kelas dunia. Sebagai salah satu anak perusahaan dari Triputra Group, perusahaan mempunyai latar belakang manajemen yang sangat berpengalaman di industri otomotif nasional.
Saham DRMA pun resmi masuk ke bursa saham pada 20 Desember 2023 dengan saham yang ditawarkan sebanyak 705.882.300 dengan harga penawaran awal sebesar Rp 500 per saham. Per 30 Juni 2024, saham terbesar DRMA dimiliki oleh PT Dharma Inti Anugerah sebanyak 47,60% dan publik sebesar 21,47%. Selain itu, ada PT Triputra Investindo Arya sebesar 14,16% dan sisanya dimiliki oleh beberapa nama orang seperti:
- Irianto Santoso (5,10%)
- Iwan Dewono Budiyuwono (4,63%)
- Hadi Kasim (4,01%)
- Yosaphat Panuturi Simanjuntak (1,29%)
- Philipus Naftali (1,28%)
- Endang Ahmad Zakaria (0,46%)
Kinerja Laporan Keuangan Saham DRMA
Saham DRMA menunjukkan rapor merah di kinerja kuartal III/2024. Emiten ini membukukan laba bersih pada Q-3 2024 sebesar Rp412,1 miliar, menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 sebesar Rp519,4 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp87,67 per lembar.
Berikut ini riwayat kinerja saham DRMA dalam 5 tahun terakhir.
Komponen | Q3 2024 | 2023 | 2022 | 2021 | 2020 | 2019 |
Total Pendapatan | 2,68 triliun | 5,54 triliun | 3,90 triliun | 2,91 triliun | 1,87 triliun | 2,72 triliun |
Laba Kotor | 722,50 miliar | 959,18 miliar | 605,37 miliar | 445,74 miliar | 220,98 miliar | 450,06 miliar |
Laba Bersih | 412,07 miliar | 611,75 miliar | 394,16 miliar | 301,14 miliar | 18,90 miliar | 170,71 miliar |
Total Aset | 3,69 triliun | 3,38 triliun | 2,68 triliun | 2,53 triliun | 1,61 triliun | 1515124,1 |
Total Liabilitas | 1,41 triliun | 1,35 triliun | 1,28 triliun | 1,46 triliun | 1,11 triliun | 1,01 triliun |
Total Ekuitas | 2,27 triliun | 2,03 triliun | 1,40 triliun | 1,07 triliun | 509,06 miliar | 504,96 miliar |
Menurut IDNFinancual, Perolehan laba bersih saham DRMA di Q3 2024 turun 20,7% year-on-year (yoy) atau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana DRMA sanggup mencetak laba bersih Rp519,41 miliar.
Menurut laporan yang telah dirilis, penurunan laba bersih DRMA sejalan dengan kinerja penjualan bersih yang hanya mencapai Rp4,02 triliun pada Q3 2024. Penjualan di periode tersebut turun 5,3% yoy atau dari periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp4,25 triliun.
Meskipun demikian Manajemen DRMA mengaku kinerja perseroan pada Q3 2024 telah menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan pada Q2 2024. Hal ini tercermin dari pertumbuhan penjualan Q3 2024 yang naik 20,3% quarter-on-quarter (qoq) atau dari Q2 2024.
Menurut Irianto Santoso, Presiden Direktur DRMA, kinerja di kuartal ini perlu disyukuri bahwa sekalipun industri otomotif masih dalam situasi yang sulit, tetapi di kuartal tiga ini kinerja perseroan telah menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan kuartal kedua. Irianto juga menambahkan, pihaknya berharap pemerintahan baru di Indonesia akan memberi angin segar bagi industri otomotif nasional. Sehingga dampaknya akan dirasakan oleh perseroan.
Rasio Keuangan Saham DRMA
Berikut merupakan ringkasan rasio keuangan saham DRMA pada Kuartal 3 2022 hingga Q3 2024.
Rasio | Q3 2024 | Q3 2023 | Q3 2022 |
Return on Equity (RoE) | 7,18% | 7,56% | 7,43% |
Return on Assets (RoA) | 4,34% | 5,20% | 3,88% |
Gross Profit Margin (GPM) | 18,13% | 18,15% | 15,2% |
Operating Profit Margin (OPM) | 11,4% | 12,67% | 13,04% |
Net Profit Margin (NPM) | 10,24% | 12,23% | 9,4% |
Current Ratio (CR) | 164,58% | 153,95% | 146,36% |
Debt to Equity Ratio (DER) | 66% | 79% | 99% |
Data di atas menunjukkan bahwa DRMA secara fundamental menunjukan sedikit penurunan di Q3 2024 jika dibandingan tahun sebelumnya di periode yang sama.
Kebijakan Dividen DRMA
Dilansir dari Bisnis.com, emiten komponen kendaraan listrik ini telah membagikan dividen tunai tahun buku 2023 senilai Rp171,29 miliar. Dividen tunai per saham yang disepakati yaitu Rp36,40 per saham dengan dividend payout ratio sebesar 28 persen.
Tahun | Dividen | Jenis | Imbal Hasil |
---|---|---|---|
2024 | 36,40 | Tahunan | 3,94% |
2023 | 20,94 | Tahunan | 2,49% |
2022 | 14,97 | Tahunan | 2,52% |
Prospek Bisnis DRMA
Geliat produsen mobil listrik asal China BYD yang menyasar pasar Indonesia memberikan peluang kerja sama bagi emiten manufaktur komponen otomotif, termasuk emiten PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA).
BYD memang sedang gencar menyasar pasar RI. BYD Indonesia telah mengimpor sejumlah mobil listrik ke pasar Tanah Air, di antaranya yaitu BYD Seal, BYD Atto 3, BYD Dolphin, dan terbaru, BYD M6. BYD Indonesia juga memberi sinyal akan memproduksi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
Dilansir dari Kontan, sebelumnya BYD Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman untuk membangun fasilitas manufaktur berkapasitas 150.000 unit per tahun di Subang Smartpolitan. Total investasi di indonesia BYD mengincar lebih dari US$1 miliar. Saat ini, BYD pun memiliki jumlah diler hampir sekitar 20 cabang atau sekitar 40% dari total rencana pembangunan 50 diler tahun ini.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan masuknya BYD ke pasar Indonesia membuka peluang pasar untuk emiten komponen otomotif seperti DRMA. Potensi dari kerja sama yang dapat dijalankan di antaranya terkait komponen.
Selain itu, kata Vicky ada peluang transfer teknologi, di mana kerja sama tersebut dapat membuka peluang bagi emiten komponen otomotif seperti DRMA untuk memperoleh transfer teknologi dari perusahaan otomotif global. Menurutnya, dengan proyeksi peluang kerja sama dengan BYD itu ada potensi kenaikan pendapatan, seiring tingginya permintaan komponen dari BYD. Lalu, ada potensi peningkatan profitabilitas dan menguatnya posisi pasar emiten komponen otomotif di nasional hingga internasional. Namun, akan ada tantangan yang perlu diwaspadai seperti persaingan yang sangat ketat dan adanya risiko bisnis.
Seiring dengan geliat BYD di Indonesia, DRMA pun turut menyiapkan ancang-ancang menangkap peluang. Direktur Dharma Polimetal Yosaphat Simanjuntak mengatakan dalam memasok komponen otomotif memang harus ada penjajakan dari kedua belah pihak, baik dari DRMA maupun dengan para agen pemegang merek (APM). Menurut Yosapat, perusahaan perlu melakukan approach dua arah, karena APM juga perlu komponen.
Sebagai informasi, sejauh ini DRMA telah memasok komponen otomotif ke sejumlah pabrikan, misalnya untuk Hyundai, Kia, Toyota, dan juga untuk kendaraan roda dua seperti PT Astra Honda Motor (AHM). Lebih lanjut Yosaphat mengakui sudah sempat menjalin komunikasi dengan BYD.
Adapun pada segmen EV, DRMA memproduksi battery pack, charging station, dan komponen lainnya dengan mengacu ketentuan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat dan aman. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga obligasi di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.