Banking, Properti

Bank Menyita Aset? Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Sumber: Timur Online

Ajaib.co.id – Tak jarang kita mendengar kejadian bank menyita aset seseorang, perusahaan, atau pihak tertentu. Biasanya, bank menyita aset berupa tanah, bangunan, kendaraan, dan sebagainya. Kenapa harus sampai bank menyita aset suatu pihak? 

Salah satu alasan bank menyita aset adalah untuk memenuhi gagal bayar utang dari debitur. Utang bank adalah pinjaman yang sebagian besar jenisnya memang mensyaratkan jaminan sesuai besaran pinjaman yang diberikan. Lalu, apakah semua utang yang gagal bayar akan dilanjutkan dengan penyitaan aset yang dilakukan oleh bank? Bagaimana prosesnya hingga bank melakukan penyitaan aset?

Proses Penyitaan Aset Oleh Bank

Penjelasan mudahnya demikian: seseorang meminjam uang dari bank dengan bunga yang ditetapkan selama jangka waktu tertentu. Jika tidak mampu membayar utang tersebut, bank akan menyita aset debitur senilai besarnya utang. Apakah bank akan langsung begitu saja menyita aset ketika kita menyatakan tak sanggup melunasi utang?

Kabar baiknya, tidak. Akan ada sejumlah prosedur yang dilakukan oleh bank terlebih dahulu sebelum berakhir pada penyitaan aset. Apa saja prosedur tersebut?

Pemberitahuan Keterlambatan Pembayaran Cicilan

Seseorang yang tidak sanggup untuk melunasi utang tentu dapat dilihat tanda-tandanya. Tanda pertama adalah terlambat melunasi cicilan pada tanggal yang telah ditentukan. Pada saat ini, bank akan mulai memberikan pemberitahuan bahwa debitur terlambat membayar cicilan utang. Tujuan pertama pemberitahuan ini tentunya adalah mengingatkan debitur akan kewajibannya membayar cicilan. 

Biasanya pemberitahuan akan diberikan secara bertahap, mulai dari pihak bank akan mengirimkan surat pemberitahuan, hingga melalui telepon yang frekuensinya terus ditingkatkan. Selanjutnya, pemberitahuan akan meningkat menjadi teguran jika debitur tidak segera menunjukkan itikad baik.

Surat Peringatan

Surat peringatan bersifat lebih keras daripada sekadar pemberitahuan. Di sini, debitur didesak untuk segera memenuhi kewajibannya. Pada tahapan inilah biasanya bank mulai menyampaikan ‘ancaman’ atau konsekuensi bila debitur tidak sanggup melunasi utangnya.

Bersamaan dengan surat peringatan, bank mungkin juga akan menurunkan status kredit menjadi tidak lancar. Surat peringatan juga diberikan secara bertahap, biasanya hingga tiga kali, dan biasa kita sebut SP1, SP2, dan SP3. Di tahap terakhir, status kredit akan diturunkan kembali menjadi kredit macet.

Penyitaan Aset

Setelah semua pemberitahuan dan peringatan diberikan tetapi debitur tetap bergeming dan tidak melunasi utangnya, barulah bank bertindak keras. Tindakan keras guna menutupi utang debitur itulah yang merujuk pada penyitaan aset. Aset debitur akan diamankan sebagai jaminan atas utang hingga debitur sanggup melunasi utangnya. 

Ketika Tak Mampu Bayar Utang

Rentang waktu sejak diberikannya pemberitahuan hingga surat peringatan yang terakhir biasanya cukup lama, mulai dari beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Selama waktu tersebut debitur seharusnya sudah berpikir keras soal cara mengatasi pelunasan utangnya yang tersendat. Bahkan, dalam beberapa kasus, mungkin saja debitur memang sudah yakin tidak sanggup memenuhi kewajibannya sebelum pemberitahuan dari bank datang.

Selama rentang waktu pemberitahuan dan peringatan tersebut, debitur dapat melakukan sejumlah langkah penanganan. Langkah pertama adalah bernegosiasi dengan pihak bank. Itikad baik yang ditunjukkan sejak awal akan mempermudah debitur untuk mendapatkan keringanan dari bank.

Keringanan yang dimaksud dapat berupa restrukturisasi kredit dan penjadwalan ulang pelunasan utangnya. Dengan restrukturisasi kredit, debitur akan mendapatkan kelonggaran, yakni jangka waktu pembayaran cicilan yang lebih panjang serta nominal cicilan yang lebih ringan.

Namun, jika keadaan sudah terlambat dan bank tidak bersedia memberikan keringanan restrukturisasi kredit, debitur harus siap kehilangan asetnya sebagai jaminan. Dalam kasus kredit kepemilikan rumah yang macet, debitur harus siap kehilangan rumah yang mungkin sudah dihuninya. 

Opsi lainnya bagi debitur yang kesulitan melunasi utang adalah dengan melakukan oper kredit. Caranya adalah dengan memindahkan kredit yang menunggak tersebut ke bank lain yang dapat memberikan keringanan. Dengan cara ini, bank yang baru akan melunasi utang debitur ke bank lama. Selanjutnya, debitur harus melunasi utangnya di bank yang baru dengan ketentuan yang baru pula.

Bila menunggak kredit kepemilikan rumah, debitur juga dapat melakukan oper kredit kepada pihak lain yang bersedia meneruskan sisa cicilan. Konsekuensinya tentu saja kehilangan rumah yang telah dicicil sebagian.

Menghindari Kredit Macet

Cara termudah menghindari kemungkinan kredit macet tentu saja adalah dengan tidak memiliki utang sama sekali. Namun, pada zaman sekarang hampir tidak mungkin ada orang atau pihak yang tidak memiliki pinjaman sama sekali. Bahkan perusahaan besar pun masih mengajukan pinjaman atau utang guna memperluas ekspansi bisnis.

Jika memang tetap harus berutang, kita perlu memastikan besaran utang berada dalam batas kesanggupan untuk dilunasi. Selain itu, patuhi sejumlah tips berikut biar utang dapat memudahkanmu, bukan justru menjeratmu,

Berutang Untuk Keperluan Produktif

Jangan sampai kamu meminjam uang hanya untuk keperluan konsumtif, misalnya membeli pakaian bermerek atau sekadar jajan. Pastikan utang yang kamu ajukan sekarang membawa keuntungan di masa depan. Misalnya, utang untuk membeli rumah.

Rumah tersebut dapat kamu tinggali seterusnya hingga nanti. Bila dijual, harganya pun sudah melonjak tinggi. Kamu juga bisa berutang untuk modal usaha atau pembelian alat-alat yang menunjang pekerjaan utamamu.

Jangan Pinjam Melebihi Kemampuan

Tentukan jangka waktu pinjaman dan besaran cicilan per bulan yang sanggup kamu bayar. Jangan karena ingin utang segera beres lantas kamu memilih utang dengan jangka waktu pendek tanpa pikir panjang. Jangka waktu pendek berarti nominal cicilan akan jadi lebih besar. Jika di waktu mendatang kondisi keuanganmu sulit, kamu akan kesulitan membayar cicilan.

Tidak Menunda Pembayaran Cicilan

Kita bisa berdalih bahwa bank akan berbaik hati memberikan kelonggaran waktu. Bank memang tidak akan langsung menyita aset yang kita punya. Namun bukan berarti kamu bisa seenaknya menunda pembayaran cicilan kemudian menggunakannya untuk keperluan lain yang tidak mendesak. Ingat, setelah pemenuhan kebutuhan dasar, pelunasan cicilan utang harus jadi prioritas utama keuanganmu.

Mengurangi Pengeluaran

Dengan menyadari bahwa kini cicilan utang jadi prioritas utama, akan lebih bijak jika kita juga mengatur kembali pengeluaran rutin. Kurangi pengeluaran-pengeluaran yang masih dapat dikurangi. Pilihlah barang dan jasa dengan harga yang lebih hemat, serta biasakan melakukan pilihan tindakan yang layak dengan didasarkan pada pertimbangan penghematan uang.

Selalu ada jalan keluar di balik setiap masalah, termasuk ketika kita kesulitan membayar utang. Dengan iktikad baik dan tekad sepenuh hati untuk menyelesaikan utang, kita akan dapat menghindari kredit macet. 

———————————————————————————————

Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait