Saham

Awas Buntung! Inilah Tips Biar Tak Salah Beli Saham

Salah Beli Saham

Ajaib.co.id – Salah beli saham merupakan kesalahan umum yang sering dilakukan oleh seorang investor saham pemula. Kesalahan ini sering terjadi, lantaran masih banyak investor di luar sana yang masih belum memahami bagaimana cara memilih investasi saham dengan tepat. Lalu, apa biasanya yang menyebabkan salah beli saham? Salah satu faktor yang menjadi penyebab salah beli saham adalah kurangnya informasi mengenai saham itu sendiri. Nah, agar tidak salah beli, yuk kita coba mengenal saham lebih jauh.

Sejarah Investasi Saham

Perdagangan saham pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat luas pada 1602. Pada tahun tersebut, VOC menjadi perusahaan pertama di dunia yang diketahui menjual sahamnya kepada publik, namun bursa saham baru mulai didirikan pada 1611 dengan nama Bursa Saham Amsterdam di Belanda.

Bursa Saham Amsterdam merupakan bursa saham tertua di dunia, yang kini para investor Eropa lebih mengenalnya dengan Amsterdam Exchange (AEX). Bursa satu ini saat ini dikelola oleh European Option Exchange (EOE), hasil merger kedua bursa saham tersebut pada 1978.

Bila kita flashback dari 1602 hingga saat ini, tentunya kita sepakat bahwa bursa saham bisa menjadi indikator utama dari suatu perekonomian di sebuah negara. Misalnya penurunan atau kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menjadi cerminan dari kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Saat ini, semakin banyak orang yang berani untuk berinvestasi. Jika memiliki uang, orang tak ragu mengambil keputusan untuk memiliki saham. Maka dari itu, tak heran pasar modal semakin baik karena semakin banyak jual beli saham yang dilakukan, khususnya pembeli saham pemula.

Bursa Saham Dulu vs Bursa Saham Sekarang 

Perbedaan yang paling dirasakan oleh investor zaman dulu dengan saat ini adalah pergerakan bursa saham di zaman dulu tidak fluktuatif seperti sekarang. Sebagai contohnya, pergerakan saham-saham blue chip di bursa saham zaman dulu lebih mudah untuk diperdagangkan.

Lantaran, faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham pada zaman dulu juga tidak sebanyak seperti sekarang. Coba saja, kamu bandingkan dengan saat ini, tentunya gejolak ekonomi, politik, dan faktor lainnya seringkali terjadi di mana-mana, hal ini yang membuat investor saat ini lebih susah untuk memprediksi pergerakan harga saham dibanding zaman dulu.

Namun untuk kemudahan membeli saham, tentunya membeli saham di bursa saham zaman dulu jauh lebih sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pastinya, milenial yang membaca artikel ini pernah ada yang merasakan membuka rekening saham butuh waktu hingga 6 bulan.

Tetapi berkat adanya kemajuan teknologi, waktu pembukaan rekening saham tersebut bisa dipangkas dan hanya membutuhkan waktu 15 menit saja, misalnya jika kamu membuka rekening saham di aplikasi Ajaib.

Kesalahan Dalam Investasi Saham yang Sering Terjadi & Harus Dihindari

Bagi kamu yang ingin memulai investasi saham, ada baiknya kamu coba belajar dari kesalahan investor sebelumnya. Berikut ini sebelas kesalahan besar investor saham yang perlu kamu hindari.

1. Terpaku pada Satu Saham

Terpaku pada satu saham bisa berbahaya karena membuat kamu menjadi tidak rasional dalam menilai sahamnya. Ketika kamu sudah jatuh cinta kepada sebuah saham, kamu pasti cenderung mengabaikan hal buruk tentang saham tersebut dan hanya ingin mendengar hal baik saja (confirmation bias).

Gunakanlah saham sebagai media atau alat yang dapat menuntun kamu kepada tujuan keuangan, namun jangan terlalu terpaku padanya karena pada akhirnya saham tetap akan kamu lepas untuk memenuhi tujuan keuangan.

2. Tidak Paham Sisi Fundamental

Fundamental perusahaan harus menjadi analisis mendasar dalam mengambil keputusan untuk membeli saham. Sayangnya banyak investor yang lebih suka melihat tren dalam analisis teknikal. Keinginan untuk segera menghasilkan profit cepat, membuat investor saham cenderung mengabaikan fundamental perusahaan. Padahal laba rugi perusahaan yang menjadi pemicu harga saham sangat tergantung fundamental perusahaan.

3. Mudah Menyerah

Memiliki saham artinya kamu menjadi salah satu pemilik bisnis. Sehingga, investasi saham perlu dianalogikan dengan berbisnis. Kamu harus siap dengan risiko yang ada, yaitu ketidakpastian. Artinya, kamu harus siap bukan hanya ketika mendapat keuntungan, tapi juga siap terhadap risiko kerugiannya.

Pengusaha yang sukses pasti pernah mengalami jatuh bangun dalam menjalankan bisnisnya, begitu juga investor saham. Ketika kamu sebagai investor saham pemula membuat kesalahan dalam investasi, jangan mudah putus asa dan meninggalkan bursa. Cobalah belajar dari kegagalan tersebut dan perbaiki cara kamu berinvestasi sehingga dapat menjadi investor cerdas bermental baja.

4. Terjebak Saham Murah yang Tidak Potensial

Seorang investor pasti ingin mendapatkan harga murah dan menjualnya ketika harga tinggi. Sayangnya, banyak investor pemula salah memahami strategi investasi ini dengan mengambil saham dengan harga murah namunsaham tersebut berasal dari perusahaan yang tidak bagus. Hal yang mendorong investor membeli saham dengan harga murah adalah karena keterbatasan modal.

Banyak investor pemula membeli banyak saham bernilai kecil dengan harapan dapat untung banyak, padahal aksi investasi seperti ini justru cenderung merugikan. Pengembalian tingkat investasi tidak bergantung pada berapa banyak lembar saham yang kamu miliki, namun bagaimana masa depan perusahaan yang sahamnya ada di tangan.

Peluang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan dapat didapatkan ketika kamu membeli sedikit saham unggul ketimbang membeli ribuan saham recehan.

5. Terjebak Transaksi Jangka Pendek yang Berisiko

Transaksi jangka pendek (short selling) memang menggiurkan, namun transaksi ini sangat menguras waktu, energi dan emosi. Di luar itu, risiko yang mengancam juga relatif besar.

Harga yang berfluktuasi dengan cepat menuntut kamu dapat mengontrol emosi untuk melakukan transaksi pada saat yang tepat. Meraih profit dalam waktu singkat dengan model transaksi seperti ini akan sangat berisiko. Padahal, untuk mendapatkan hasil maksimal, pasar saham hampir selalu menghasilkan return positif dalam jangka panjang yaitu di kisaran tiga tahun atau lebih.

6. Mudah Terbawa Situasi Panik

Panic selling terjadi karena investor berpanik ria akan kejatuhan harga saham. Biasanya, ketika ini terjadi, investor ingin segera melepas sahamnya tanpa peduli harganya, karena takut harganya akan semakin jatuh.

Tindakan ini dipicu oleh emosi dan ketakutan daripada analisis yang rasional. Hindarilah untuk menjual saham karena terbawa kepanikan. Sebelum menjual, cobalah analisis saham tersebut, apakah secara fundamental saham tersebut masih layak dipegang

Tips Agar Tidak Salah Beli Saham

Perlu diketahui, bahwa bermain saham bukanlah sebuah jenis instrumen investasi yang minim risiko. Melainkan, berinvestasi saham memiliki risiko investasi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh pergerakan harga saham yang fluktuatif.

Sehingga, saham lebih cocok untuk diinvestasikan untuk tujuan investasi jangka panjang minimal lebih dari 5 tahun. Karena sulit mengharapkan tingkat pengembalian yang besar bila kamu bermain saham untuk jangka waktu yang singkat. Setidaknya ada beberapa cara berikut agar investor tidak salah beli saham di antaranya:

1. Beli Saham Blue Chip 

Bagi masing-masing investor, istilah saham blue chip dapat diartikan ke dalam berbagai pengertian. Namun, yang pasti adalah saham-saham blue chip hanya dimiliki oleh perusahaan besar dengan fundamental keuangan yang sangat baik. 

Salah satu indikator yang bisa mengukur apakah sebuah saham termasuk blue chip atau tidak adalah saham perusahaan tersebut sering membagikan dividen kepada para pemegang saham. Selain itu, saham-saham blue chip umumnya menduduki peringkat 3 besar di masing-masing sektor industri terkait.

Jadi, tak heran bila saham-saham blue chip sangat populer di kalangan investor karena perusahaannya sudah memiliki reputasi yang baik. Di Indonesia, misalnya kita mengenal saham-saham blue chip seperti BBCA, BMRI, UNVR, UNTR, dan saham-saham lainnya. Untuk investor pemula, kamu sebaiknya mencari dan membeli saham-saham yang termasuk blue chip untuk menghindari kerugian saat bermain saham.

2. Salah Beli Saham Bisa Dikarenakan Momen yang Tidak Tepat

Prinsip investasi sederhana yang diterapkan oleh investor berpengalaman sebenarnya sangat mudah dipahami oleh investor pemula sekalipun. Umumnya, para investor di luar sana menerapkan cara membeli saham saat harganya sedang murah untuk menghindari overbought.

Walaupun begitu, milenial juga tidak boleh asal-asalan untuk membeli saham ketika harganya sedang turun. Melainkan, milenial bisa berfokus kepada saham-saham yang memiliki fundamental baik. Investor bisa membeli saham-saham tersebut dengan mencicil atau membelinya secara bertahap dengan menggunakan Moving Average.

3. Terapkan Cut Loss

Semakin tinggi return dari suatu jenis instrumen, tentunya akan diikuti pula dengan tingkat risiko yang tinggi. Hal ini berlaku ketika kamu bermain saham. Oleh karenanya, setiap investor perlu menerapkan cut loss.

Besaran cut loss dari masing-masing investor pastinya berbeda-beda. Hal ini bisa dikarenakan profil risiko dari masing-masing investor, bila kamu adalah investor agresif, kamu bisa menerapkan cut loss yang lebih tinggi dibanding investor konservatif mencapai 20%. Namun, kamu bisa menentukan cut loss rata-rata sebesar 3% – 5% jika fraksi di atas Rp5.000/saham.

4. Jangan Memilih Rasio P/E Terlalu Tinggi

Memilih rasio P/E terlalu tinggi dapat dijadikan pertanda bahwa kamu salah beli saham. Karena bagi investor, hal ini dapat menunjukkan bahwa kamu membeli saham yang terlalu tinggi atau overvalued.

Cara beli saham ini bisa kamu gunakan, dengan begitu kamu bisa membandingkan satu saham dengan saham lainnya yang berada dalam satu industri. Keempat cara di atas adalah berbagai tips yang bisa kamu terapkan agar tidak salah beli saham.

Untuk memudahkan kamu dalam menganalisa saham berdasarkan rasio investasi seperti P/E, kapitalisasi pasar, dan lain sebagainya. Kamu bisa memperoleh berbagai informasi tersebut dengan bergabung menjadi investor Ajaib. Dengan keunggulan, seluruh proses pendaftaran, pembuatan rekening saham, hingga transaksi saham bisa dilakukan 100% online lewat aplikasi Ajaib yang bisa diunduh di Play Store dan App Store.

Artikel Terkait