Bisnis & Kerja Sampingan

Aset Adalah Sumber Kekayaan Bermanfaat untuk Masa Depan

Ajaib.co.id – Di ambang krisis ekonomi akibat pandemi, persepsi terhadap aset bisa berbeda-beda. Meskipun aset memiliki arti harafiah menurut prinsip ilmu akuntansi, kamu bisa menyikapinya dari sudut pandang yang berbeda.

Aset berbeda dari modal. Aset bisa menjadi modal, tapi tidak sebaliknya. Persepsi yang berbeda terhadap aset akan mendorong konsep pemanfaatan aset yang berbeda pula.

Di antara maraknya beragam jenis komersialisasi profesionalisme menjadi penyediaan layanan berbasis defisit, pengembangan komunitas berbasiskan aset adalah konsep yang mengembangkan makna aset melebihi biasanya, dengan melibatkan masyarakat dan lingkungannya secara keseluruhan.

Ingin tahu lebih lanjut? Simak bersama artikel Ajaib ini ya.

Definisi Aset Secara Akuntansi

Berdasarkan rumusan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan International Accounting Standards Committe (IASC), definisi aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari kejadian di masa lalu, dan mendatangkan manfaat ekonomis di masa depan bagi perusahaan.

Aset adalah akumulasi utang dan modal, sehingga disimpulkan merupakan seluruh sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki entitas perorangan ataupun negara, yang jelas terukur dengan satuan mata uang, dan berpotensi mendatangkan manfaat usaha di masa depan. Aset juga sering disebut aktiva, dan diperoleh melalui pembelian, swa-pembangunan, atau pertukaran.

Aset Adalah Basis Pembangunan Komunitas

Dalam prinsip Pembangunan Komunitas Berbasiskan Aset, cara pandang terhadap aset jauh lebih lengkap. Seperti dilansir nurturedevelopment.org, Pembangunan Komunitas Berbasiskan Aset (Asset Based Community Development) adalah sebuah bentuk pendekatan untuk pembangunan berbasis komunitas yang berkelanjutan.

Lebih dari sekedar mobilisasi sebuah komunitas tertentu saja, Pengembangan Komunitas Berbasiskan Aset mengutamakan penghubungan antara aset-aset mikro dengan lingkungan makro. Prinsip Pengembangan Komunitas Berbasiskan Aset adalah: komunitas dapat menentukan sendiri proses pembangunan lewat cara mengidentifikasi dan memobilisasi aset yang terabaikan.

Prinsip ini memiliki semangat yang sejalan dengan prinsip Sharing Economy yang sering digaungkan Presiden Jokowi di tengah dampak ekonomi pandemi, di mana problem ditransformasi menjadi peluang, dan kesalahan dianggap sebagai tanggungan bersama.

Jenis Aset dalam Prinsip Pembangunan Komunitas Berbeda dari Jenis Aset Menurut Akutansi

Tak seperti klasifikasi jenis aset dalam ilmu akutansi yang terdiri dari Aset Lancar, Aset Tetap, Aset Tak Berwujud dan Aset Lainnya, jenis-jenis aset dalam prinsip Pembangunan Komunitas Berbasiskan Aset memiliki dimensi yang berbeda.

Pembangunan Komunitas Berbasiskan Aset membangun di atas aset-aset yang ada di tengah komunitas, dan memobilisasi tiap individu, asosiasi, dan institusi untuk bergerak bersama-sama dalam menyadari dan membangun kekuatan-kekuatan yang sebetulnya telah mereka miliki selama ini.

Pembangunan Komunitas Berbasiskan Aset mengkategorikan inventaris aset ke dalam 5 kelompok, yaitu:

1.  Individu – setiap orang punya aset dan bakat.

Porosnya adalah warga yang berbakat dan terampil, bukan eksploitasi terhadap kebutuhan.

2.  Asosiasi – semua orang saling mengenali bakat masing-masing.

Kelompok-kelompok informal bekerjasama dalam minat yang sama secara sukarela ini sangat penting perannya bagi mobilisasi komunitas, meskipun mereka tidak bersifat mengontrol.

3.  Institusi – masyarakat terorganisasi di sekitar aset.

Semua aset bisa menjadi sumber daya bernilai tinggi. Kumpulan aset dari institusi-institusi ini membantu komunitas menangkap sumber-sumber bernilai, dan sebersit tanggung jawab sipil.

4.  Aset berbasiskan tempat – orang hidup di sini dengan alasan.

Tanah, gedung, bangunan warisan, area hijau dan public adalah contoh aset bagi komunitas. Sebuah tempat bisa menjadi pusat sumber daya alam, pusat aktivitas, keterampilan hidup, koneksi transit atau marketplace.

5.  Koneksi – tiap orang terhubung ke sebuah komunitas.

Pembangunan Komunitas Berbasiskan Aset menyadari bahwa saling berbagi bakat dan aset akan memunculkan koneksi di antara individu, dan koneksi ini merupakan aset penting bagi komunitas.

Penggunaan Aset Dalam Pembangunan Komunitas Berbasiskan Aset

Kamu mungkin sudah sangat paham tentang Penggunaan Aset Menurut Akutansi, yang didasari oleh: Efisiensi Pemakaian Aset dan Optimalisasi Keuntungan. Pemanfaatan dan pemeliharaan aset menjadi tanggung jawab manajemen, termasuk tanggung jawab terhadap peningkatan keuntungan yang dihasilkan dari total harta. Angka laba investasinya berasal dari perbandingan angka keuntungan (laporan laba-rugi) dan total harta atau total aset.

Berbeda dengan itu, Penggunaan Aset dalam Pembangunan Komunitas Berdasarkan Aset ditetapkan berdasarkan refleksi dari serangkaian pengalaman implementasi, sehingga bukan merupakan sebuah formula baku yang cocok bagi semua kasus, seperti berikut ini:

1.  Mengumpulkan kisah

Kisah cerita merupakan koleksi dari kekayaan budaya sebuah komunitas. Apa yang dianggap penting dan menjadi motivasi dapat terungkapkan, dan memperkuat warga sebagai poros komunitas.

2.  Mengumpulkan kelompok inti

3.  Lakukan pemetaan bakat, kapasitas dan aset individual, asosiasi dan institusi lokal, yang bertujuan untuk:

Mengidentifikasikan asosiasi

Mengidentifikasikan bakat individual, keterampilan dan kapasitas.

Mengidentifikasikan aset dari institusi lokal.

Mengidentifikasikan aset fisik dan sumber daya alam.

Memetakan ekonomi lokal.

4.  Menemukan dan mengundang penghubung yang mampu membangun relasi.

5.  Meminta komunitas yang berkumpul untuk memimpin penyusunan rencana dan visi komunitas.

Ide dasar Pembangunan Komunitas Berbasis Aset adalah: sebuah komunitas dapat menentukan sendiri proses pembangunan lewat cara mengidentifikasi dan memobilisasi aset yang terabaikan. Praktek ini membutuhkan komitmen warga yang kuat dan metode demokratis yang partisipatif.

6.  Dorong swa-mobilisasi atas aset komunitas melalui aksi gerakan yang diterapkan di seluruh asosiasi.

7.  Tingkatkan pemahaman atas aset dan kekuatan komunitas guna mengganti investasi dan sumber daya yang dibutuhkan dari luar komunitas menjadi pembangunan berbasiskan komunitas.

Jika kamu bisa mempraktekkan prinsip pembangunan ini di lingkungan sekitarmu, maka kamu turut serta mewujudkan terciptanya sharing economy untuk menghadapi dampak ekonomi pandemi. Gedung kosong dan tanah terbengkalai bisa menjadi balai pelatihan keterampilan atau posko sayur segar bagi warga selama krisis pandemi masih berlangsung. Kenapa nggak dicoba?

Coba juga untuk lebih mengembangkan kinerja portofolio investasi dengan memilih platform investasi yang efisien, efektif serta berintegritas seperti Ajaib, yang memungkinkan investasi saham dan reksa dana sekaligus dalam 1 aplikasi, biaya beli saham s/d 50% lebih murah, dan daftar 100% online tanpa biaya minimum.

Ajaib adalah pilihan super smart bagi investor Milenial karena terdaftar resmi dan diawasi oleh OJK juga IDX, serta mendapat penghargaan dari Asia Forbes, Fintechnew Singapore, Dunia Fintech dan Top 10 Startups from Y Combinators TechCrunch.

Artikel Terkait