Saham

Arti Portofolio Dalam Saham dan Cara Mengelolanya Dengan Tepat

Ajaib.co.id – Apa sih sebetulnya arti portofolio saham itu? Kalau pengertian portofolio sendiri merupakan kumpulan aset investasi yang dimiliki seorang individu atau sebuah perusahaan. Aset tersebut dapat berupa deposito, properti, saham, emas, obligasi, dan lain-lain. 

Berarti kalau portofolio saham lebih spesifik lagi yaitu berisi kumpulan aset investasi berbentuk saham. Aset ini dimiliki perorangan atau oleh sebuah perusahaan.  Lalu kenapa kamu harus memahami portofolio saham saat melakukan investasi? 

Jadi, dalam melakukan investasi di pasar modal khususnya saham, portofolio merupakan aspek yang dasar dan sangat penting. Soalnya portofolio akan menentukan imbal hasil (return) yang kamu inginkan agar bisa optimal. Nah, di bawah ini yuk kita mengenak portofolio saham lebih dekat lagi.

Apa itu Portofolio Saham?

Menurut Public.com, portofolio saham adalah kumpulan saham yang diinvestasikan dengan harapan menghasilkan keuntungan. Dengan menyusun portofolio beragam yang mencakup berbagai sektor, kamu bisa menjadi investor yang lebih tangguh. 

Sedangkan, menurut Grow.in portofolio saham diartikan sebagai kumpulan aset keuangan dan alat investasi yang dimiliki oleh individu, lembaga keuangan, atau perusahaan investasi. 

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio saham merupakan sebuah kumpulan aset yang dibeli dengan harapan dapat memberikan keuntungan tinggi yang dimiliki oleh seorang investor. Portofolio saham juga dapat menunjukkan profil risiko dari setiap investor apakah investor memiliki profil risiko tinggi atau rendah hanya dari melihat portofolionya saja.

Portofolio juga bisa dipisahkan menjadi beberapa keperluan investasi lain seperti investasi jangka panjang atau investasi jangka pendek. Dan ini tergantung dari profil yang dimiliki si investor.

Tipe-Tipe Portofolio Saham

Portofolio saham dibagi menjadi beberapa tipe yang isinya mencerminkan strategi atau skema investasi yang berbeda yang disusun untuk kebutuhan yang berbeda-beda oleh setiap investor.

1. Portofolio Hybrid

Portofolio jenis ini melakukan diversifikasi di seluruh kelas aset. Dengan membangun portofolio hybrid, maka kamu membutuhkan beberapa posisi di saham serta obligasi, komoditas, dan sebagainya.  Umumnya, jenis portofolio hybrid memerlukan beberapa porsi saham, obligasi, dan investasi yang relatif tetap dan akan tetap menguntungkan karena secara historis, saham dan obligasi menunjukkan korelasi yang kurang sempurna satu sama lain.

2. Investasi Portofolio

Portofolio ini melakukan diversifikasi pada beberapa produk investasi untuk mendapatkan return yang lebih optimal dan minim risiko. Dengan tidak menaruh modal dalam satu instrumen investasi, maka risiko yang didapat akan semakin rendah. Tipe portofolio ini bersifat strategis, dengan membeli beberapa aset keuangan dengan tujuan untuk memiliki aset dalam waktu yang lama.

3. Portofolio Agresif dan Fokus pada Ekuitas

Aset yang mendasari dalam portofolio agresif umumnya akan menanggung risiko besar demi mendapatkan keuntungan yang besar. Investor agresif akan mencari perusahaan yang berada pada tahap awal pertumbuhan dan memiliki proposisi nilai yang relatif cepat meningkat.

Portofolio tipe ini memiliki fokus untuk pertumbuhan aset investasi yang biasanya menerapkan prinsip high risk, high return. Di mana, investor akan fokus pada industri-industri yang sedang berkembang menjadikan jenis portofolio ini banyak dijadikan sebagai saham-saham lapis kedua.

4. Portofolio Defensif dan Berfokus pada Ekuitas

Jenis ini berfokus pada kebutuhan pokok konsumen yang tahan terhadap penurunan harga. Saham defensif akan dapat dilakukan dengan baik jika produk tersebut berada di saat yang buruk atau sedang memiliki harga yang rendah. Namun, seburuk apapun ekonomi, perusahaan akan tetap membuat produk tetap berjalan untuk dapat menutupi kebutuhan kehidupan sehari-hari.

5. Income Portfolio

Tipe portofolio ini lebih berfokus pada pengamanan pendapatan reguler dari investasi daripada dengan capital gain. Pendapatan regular yang dimaksudkan yaitu berupa dividen yang biasanya dibagikan perusahaan pada beberapa periode tertentu. Namun, tidak semua perusahaan akan membagikan dividen secara rutin.

7. Value Portfolio

Portofolio ini sering disebut dengan undervalued stock karena kebanyakan investor membeli saham dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan saham lain di industri yang sama. Investor akan menahan saham tersebut dalam kurun waktu yang lama untuk dapat menemukan value yang lebih tinggi daripada saat membeli untuk pertama kalinya. Umumnya, jenis dari value portfolio ini memiliki risiko yang lebih tinggi karena harga saham tersebut relatif fluktuatif jika dibandingkan tipe portofolio lainnya.

Cara Membangun Portofolio Saham

Secara rinci Ajaib akan memberikan tips cara membangun portofolio atau lebih tepatnya manajemen portofolio. Di dalam manajemen portofolio akan dijelaskan cara mengelola kumpulan aset yang kamu punya untuk mencapai tujuan investasi. Intinya pengelolaan portofolio ini berupaya untuk meminimalisir risiko investasi saham kamu. 

1. Menentukan Profil Risiko dan Strateginya

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kalau investasi dalam bentuk saham memang memiliki risiko yang tinggi. Karena memang sifat instrumen investasi adalah high risk dan high return

Sederhananya, investasi ini memang memiliki kemungkinan imbal hasil atau return yang besar. Namun juga saham sebetulnya berpotensi menimbulkan kerugian yang besar bahkan membuat investor bangkrut. 

Karena adanya kemungkinan risiko besar ini maka seorang investor sudah seharusnya menerapkan strategi manajemen portofolio saham dengan tepat. Tentunya agar potensi risiko yang muncul dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. 

Untuk bisa melakukan antisipasi risiko ini maka kamu harus mengetahui dulu profil risiko yang sedang kamu hadapi. Dengan begitu, kamu baru bisa menyiapkan strategi yang paling tepat. Kamu bisa ingat ini dengan baik-baik ya, kalau biasanya profil risiko itu berkaitan dengan jenis saham yang akan diambil sebagai sebuah komposisi dalam portofolio saham milikmu. 

Nah, setiap orang ini memiliki profil risiko yang berbeda. Setidaknya terdapat 3 profil risiko. Pertama, investor konservatif merupakan tipe investor yang tidak mau rugi atau tidak ingin menanggung risiko sehingga menginginkan sebuah risiko itu harus dihindari. Intinya investor ini hanya ingin mendapatkan penghasilan dan keuntungan atau imbal balik dari investasi saham yang dilakukan. 

Kedua, investor moderat kalau tipe ini investor cenderung menerima apa adanya risiko yang tinggi namun dengan syarat keuntungan atau imbal hasil yang didapat juga tinggi. Jadi investor ini semacam mempunyai keinginan untuk mendapat penghasilan yang cukup besar dari investasi saham.

Lalu jenis yang ketiga adalah investor agresif, tipe investor ini lebih berani untuk mengambil risiko besar. Karena mereka memang berkeinginan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari saham yang ditanamkan. Bahkan investor tipe agresif ini berani untuk membeli saham yang memiliki kemungkinan bisa melipatgandakan uangnya meskipun saham yang dibeli memiliki fundamental yang buruk.

Setelah dijelaskan di atas, pastikan kamu sudah menentukan jenis profil risiko seperti apa ya. Setelah itu, kamu baru bisa menentukan bagaimana strategi yang paling cocok diterapkan dengan profil milikmu. 

Adapun strategi investasi saham yang bisa dilakukan ada 3 kelompok yaitu:

  • Strategi Income Investing. Strategi ini dilakukan dengan cara membeli saham yang secara rutin membagi hasil keuntungan atau dividen. Strategi ini bisa dibilang mempunyai risiko yang kecil karena memang sudah memiliki kemampuan untuk memperoleh keuntungan pada setiap tahunnya. Sehingga strategi ini sangat cocok untuk investor yang mempunyai tujuan mendapatkan penghasilan rutin dari saham.
  • Srategi Growth Investing yaitu, strategi yang dilakukan dengan cara membeli saham yang mempunyai potensi untuk bisa terus bertumbuh pendapatannya di masa depan. Strategi ini mempunyai risiko yang cenderung kecil karena perusahaan sudah mampu terus bertumbuh dan menghasilkan keuntungan.
  • Strategi Value Investing adalah strategi yang dilakukan dengan cara membeli saham yang harganya dianggap murah atau sedang berada jauh di bawah harga wajarnya (undervalued). Karena saat kamu bisa membeli saham pada posisi harga murah maka secara langsung sebetulnya kamu sudah mendapatkan keuntungan. Kamu pun hanya perlu duduk manis untuk melihat saham yang telah dibeli menghasilkan keuntungan untuk kamu di kemudian hari. 

2. Menentukan Komposisi Portofolio

Langkah yang selanjutnya kamu perlu untuk menentukan komposisi portofolio yang kamu punya. Kamu bisa menentukannya setelah mengetahui profil risiko kamu ya.

Kalau kamu masuk ke dalam investor saham dengan profil risiko konservatif maka bisa memiliki komposisi portofolio sebesar 50% income stock dan 50% growth stock. Kamu juga sangat disarankan untuk memiliki komposisi dengan jumlah 80% growth stock dan 20% value stock

Sementara itu, kalau kamu termasuk investor saham dengan profil risiko moderat maka disarankan mempunya komposisi 50% untuk growth stock dan 50% value stock

Terakhir, jika kamu tergolong ke dalam investor saham dengan profil risiko agresif. Kamu disarankan untuk lebih fokus menyusun komposisi portofolio yang dominan 80% oleh value stock dan 20% sisanya untuk growth stock

3. Menentukan Kriteria Saham

Langkah yang terakhir yang bisa dilakukan dalam manajemen portofolio mu adalah dengan menentukan kriteria saham. Ini dilakukan berdasarkan hasil penentuan komposisi saham yang telah kamu lakukan. 

Pertama ada metode investasi berupa income investing. Kalau kamu berinvestasi pada metode ini maka kamu harus memilih saham-saham yang bisa memberikan pendapatan rutin. Berupa pembagian dividen saham yang disebut dengan income stock

Lalu yang kedua, kalau kamu berinvestasi dengan growth investing. Maka kamu berinvestasi pada saham-saham yang memiliki potensi pertumbuhan pendapatan yang sangat tinggi. Saham-saham ini dinamakan dengan growth stock

Yang terakhir, saat kamu berinvestasi menggunakan value investing. Berarti kamu menanamkan investasi pada saham-saham yang murah (undervalued). Kalau kamu menjalankan investasi ini kamu perlu ekstra sabar dan berani. Karena pada kondisi normal memang sulit sekali untuk menemukan saham yang murah. 

Begitu kamu sudah memetakan 3 hal di atas. Kamu harus rutin melakukan evaluasi portofolio saham mu juga ya. Biasanya dilakukan per kuartal atau tahunan. Evaluasinya bisa dalam bentuk seperti pemetaan saham mana yang bisa menimbulkan kerugian karena kinerja buruk pada periode tertentu. Selamat mencoba.

Cara Membaca Portofolio Saham

Setelah mengetahui beberapa tipe dari portofolio saham dan cara membangun portofolio, kamiu juga harus mengetahui bagaimana cara membaca portofolio saham yang kamu miliki.

1. Cash On Hand (Modal yang Dimiliki)

Cash on Hand atau modal merupakan nominal uang yang telah jatuh tempo dan lama waktu pembukuannya sekitar di T+2 atau sedang delay dua hari dari hari bursa.  Contoh portofolio saham mislanya kamu menjual atau membeli saham pada hari Selasa, kemudian di dua hari selanjutnya di hari Kamis modal tersebut akan berubah. 

Apabila terjadi transaksi di hari Jumat, maka akan ada perubahan harga di hari Selasa. Karena bursa pada hari Sabtu dan Minggu masih memiliki jadwal libur.

2. Limit atau Buying Limit

Buying limit merupakan batasan uang yang dapat digunakan untuk membeli aset saham dan biasanya limit akan langsung terupdate secara realtime pada waktu itu juga. Buying limit terlaksana ketika kamu membeli saham senilai Rp2 juta, maka akan terjadi pengurangan secara langsung dari modal yang dimiliki yaitu Rp2 juta. Ketika kamu berniat menjual saham dengan contoh jual dengan harga Rp2 juta, maka akan ada penambahan modal secara langsung sesuai saham yang dijual.

3. Outstanding

Membaca portofolio saham ada istilah lain yaitu outstanding atau dana yang masih belum terselesaikan selama T+2, di mana ini merupakan kebalikan dari cash on hand 2 hari.  Apabila outstanding bernilai negatif, berarti kamu memiliki cash, sementara jika bernilai positif artinya sobat memiliki hutang yang harus diselesaikan. Utang tersebut harus dibayarkan sebelum jatuh tempo T+3 atau tiga hari selanjutnya dengan cara menambahkan cash yang dimiliki, dan jika masih belum ditambahkan maka pada T+4 akan mengalami force sell.

4. Total Asset atau Equity

Ini akan menunjukkan keseluruhan total aset, yang mana hasil dari jumlah modal pada T+2 ditambahkan dengan keseluruhan nilai saham. Misalnya kamu membeli saham dengan nilai Rp6 Juta, dan saat ini sudah mengalami kenaikan sebesar 50% maka total asset yang ada akan menjadi Rp9 Juta.

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Masa depan kamu tentu akan menjadi lebih terjamin dan aman secara finansial bila kamu berinvestasi, bukan? Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih aman dan terpercaya. Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib Sekuritas sekarang, karena proses pendaftarannya yang mudah dan 100% online, tanpa memerlukan modal yang besar.

Berbagai layanan dan indeks saham juga tersedia dalam rangka mendukung investasimu agar semakin maksimal! Mulai dari saham, reksadana, margin trading, dan layanan bagi nasabah premium, Ajaib Prime, bisa kamu temukan di aplikasi Ajaib Sekuritas.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Sekuritas sekarang!

Artikel Terkait