Bisnis & Kerja Sampingan

Apa Itu Retail serta Fungsinya dalam Distribusi Barang?

Ajaib.co.id – Kata ‘retail’ atau ‘ritel’ sudah tidak asing lagi di telinga kita. Tapi, apakah Anda sudah benar-benar memahamai apa itu retail atau sering juga disebut bisnis eceran? Dan, apa saja fungsi retail dalam pemasaran?

Di Indonesia, kata retail sendiri lebih identik dengan usaha pengembangan minimarket yang menjamur di area pemukiman masyarakat. Tapi, sebenarnya istilah retail lebih luas daripada itu.

Sejumlah pakar telah mendefinisikan retail, seperti di bawah ini.

Barry R. Berman dan Joel R. Evans

Retail adalah suatu kegiatan bisnis yang berupaya untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada konsumen tingkat akhir (end user). Konsumen tingkat akhir ini memanfaatkan barang atau jasa tersebut untuk keperluan pribadi atau dalam rumah tangga.

Philip Kotler

Retail adalah penjualan eceran. Cakupannya ialah seluruh kegiatan yang melibatkan penjualan produk barang atau jasa kepada konsumen tingkat akhir. Konsumen akan mengonsumsi produk tersebut untuk keperluan pribadinya.

Michael Levy dan Barton A. Weitz

Retail adalah serangkaian kegiatan bisnis yang dilakukan untuk meningkatkan nilai guna suatu produk barang atau jasa. Barang atau jasa tersebut dijual kembali kepada konsumen agar bisa digunakan atau dikonsumsi secara pribadi atau dalam rumah tangganya.

Dari berbagai definisi di atas, pengertian retail dapat disimpulkan sebagai kegiatan usaha dalam menjual berbagai ragam barang maupun jasa. Barang tersebut bisa dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung, misalnya makanan, minuman dan sebagainya.

Istilah retail telah dikenal sejak lama. Di Amerika Serikat (AS), misalnya, retail sudah berkembang di kota-kota besar di sana sejak tahun 1860-an. Namun, kemunculan retail di tanah air baru ada sejak tahun 1960-an.

Kemunculan retail di Indonesia pertama kali ditandai dengan dibukanya Gedung Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada 23 April 1963. Presiden RI kala itu Soekarno menginisiasi pembangunan retail pertama kalinya tersebut dengan mengadopsi konsep penjualan di negara-negara Barat dan Jepang.

Sejak itu, usaha retail di Indonesia mengalami perkembangan cukup signifikan. Sejumlah pusat perbelanjaan, mal dan sejenisnya bermunculan. Memasuki era 1990-an, produk-produk retail mancanegara banyak dijumpai di pasar Indonesia.

Tidak sedikit konsumen lokal mengunjungi tempat-tempat penjualan retail untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup. Peningkatan transaksi retail pun turut menumbuhkan perekonomian nasional Indonesia.

Lantas, bagaimana cara kerja retail sehingga mengalami kenaikan yang menjanjikan? Lazimnya, bisnis retail mengandalkan suatu sistem distribusi yang cukup tertata rapi. Sistem ini dimulai ketika produsen menghasilkan (umumnya) barang.

Produsen adalah pihak yang menciptakan atau memproduksi barang menggunakan bahan baku, mesin, tenaga kerja dan lain-lain.

Lalu, produsen menyuplai barang kepada grosir atau retailer. Pedagang grosir adalah pihak yang membeli barang dari produsen. Pedagang grosir kemudian menjual kembali barang tersebut kepada retailer atau pengecer.

Dari pengecer, barang dijual kembali ke konsumen tingkat akhir secara satuan. Konsumen tingkat akhir adalah pihak yang membeli barang dari retailer untuk keperluan pribadinya (bukan untuk dijual kembali).

Masing-masing pihak, kecuali konsumen tingkat akhir, umumnya, menetapkan harga jual barang yang lebih tinggi daripada saat membelinya. Pedagang grosir, misalnya, menetapkan harga jual barang lebih tinggi kepada pengecer dibandingkan saat pedagang grosir membelinya dari produsen. Selisih antara penjualan dan pembelian inilah yang menjadi margin keuntungan masing-masing pihak, kecuali konsumen tingkat akhir.  

Jadi, terdapat mata rantai produksi, distribusi, dan konsumsi dalam retail yang melibatkan sejumlah pihak. Perlu diingat, masing-masing pihak secara spesifik memiliki atau menawarkan layanan khusus. Pengecer, misalnya, juga perlu untuk memberikan layanan konsultasi belanja pribadi atau pembungkusan kado kepada konsumennya.

Belum lagi, baik produsen, pedagang grosir, dan pengecer memerlukan sistem pergudangan dan lalu-lintas logistik yang memerlukan biaya operasional.

Bagaimana bila penjualannya secara online? Hampir sama dengan sistem kerja secara offline, platform belanja online setidaknya mempunyai layanan pelanggan instan atau suatu katalog lengkap dengan harga serta gambar yang menarik.

Dalam lingkup distribusi pemasaran, retail memiliki sejumlah fungsi, yakni:

Menambah fokus inti usaha masing-masing pihak

Dengan adanya retailer, masing-masing pihak dapat lebih fokus pada inti usahanya. Produsen, misalnya, dapat memfokuskan diri pada bagaimana menghasilkan barang yang dibutuhkan atau diinginkan oleh konsumen. Produsen tidak harus memikirkan lebih jauh tentang distribusi barang tersebut hingga ke pelosok daerah.

Pihak pengecer, contoh lainnya, dapat fokus pada interaksi dengan pelanggan dan konsumen akhir yang hendak membeli produk dari produsen. Interaksi ini bisa terwujud dalam kemudahan pembelian, proses pembayaran dan sebagainya.

Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan

Konsumen akan lebih mudah mendapat barang yang dibutuhkannya dengan kehadiran retail. Hal ini karena biasanya retailer menjajakan barangnya di wilayah pemukiman penduduk yang cukup ramai atau padat.

Bayangkan betapa sulitnya konsumen memperoleh barang jika harus mengunjungi produsen di sentra-sentra industri yang memang menurut aturan diarahkan pada wilayah yang relatif jauh dari permukiman penduduk.

Memberikan keuntungan bagi produsen, grosir, dan retalier

Terkecuali konsumen tingkat akhir, selisih penjualan dan pembelian secara berantai menghasilkan keuntungan bagi produsen, pedagang grosir, dan pedagang eceran.

Promosi produk

Penjualan berjenjang dalam retail turut meningkatkan promosi suatu barang. Promosi yang dilakukan melalui beragam strategi inimembantu meningkatkan popularitas produk yang dihasilkan oleh produsen.

Jenis barang dan harga bervariasi

Umumnya, retailer tidak hanya membeli satu atau sedikit barang, melainkan bervariasi serta dalam jumlah cukup banyak dari berbagai produsen. Hal ini menciptakan variasi pasar yang akan berbanding lurus dengan peningkatan kepuasan konsumen.

Artikel Terkait