Ajaib.co.id – Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, bisnis di seluruh sektor harus fokus membatasi dampak langsung pada pegawai dan pelanggan sambil mendukung upaya untuk membatasi penyebaran virus.
Sektor perawatan kesehatan, sektor bisnis ritel, maskapai penerbangan, hingga perusahaan travel menjadi sektor yang merasakan dampak langsung dan menghadapi tantangan besar selama beberapa bulan terakhir akibat Covid-19.
Bahkan di banyak negara, bisnis ritel menjadi salah satu sektor bisnis yang paling mengalami banyak masalah karena menurunnya permintaan pelanggan dan ancaman dari model bisnis e-commerce. Bahkan, ketika Pemerintah Indonesia sudah menerapkan kebijakan New Normal yang memungkinkan bisnis kembali beroperasi, penjualan bisnis retail tak kunjung pulih.
Peritel di seluruh dunia, termasuk Indonesia mau tidak mau harus mengevaluasi bisnis mereka di tengah kondisi yang tidak bisa diprediksikan saat ini. Misalnya, Inditex sebagai pemilik ritel fashion Zara terpaksa menutup 1.200 toko di seluruh dunia dan mengalami penurunan penjualan sebesar 40 persen.
Sementara itu, Starbucks sebagai salah satu ritel yang bergerak di sektor makanan dan minuman harus merombak model bisnis, khususnya di Amerika Utara dengan menggunakan konsep coffee to go.
Hingga saat ini, semua peritel tengah berusaha keras merespon tantangan Covid-19, tetapi karena sudah terlebih dahulu menghadapi masalah konsumen material dan margin keuntungan, rasa-rasanya butuh usaha yang lebih keras untuk bertahan saat ini hingga melewati fase pasca Covid-19.
Tidak akan ada yang sama lagi, jadi peritel harus harus beradaptasi lebih baik jika ingin bertahan di dunia baru. Berikut adalah beberapa strategi yang harus bisnis ritel ambil agar dapat bertahan dan penjualan sukses di era pasca Covid-19.
Pastikan Lingkungan Kerja yang Aman
Saat ini kita semua berada pada tingkat kesadaran yang tinggi akan kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan sekitar. Berita tentang meningkatkan angka penyebaran virus Covid-19 dan korban meninggal yang juga terus meningkat mengembangkan rasa takut akan Covid-19.
Oleh karena itu, fokus pertama yang harus disiapkan oleh bisnis ritel adalah menyiapkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi pegawai atau pelanggan.
Peritel harus menunjukkan dengan jelas ke publik bahwa mereka menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin untuk menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi aset bisnis.
Peritel bisa memulainya dengan mengatur arus pelanggan yang datang, penempatan petugas untuk memastikan setiap pelanggan mematuhi protokol kesehatan, hingga penerapan layar sentuh sehingga meminimalisasi terjadinya sentuhan langsung.
Jika pelanggan merasa peritel tidak serius menanggapi ini, mereka tidak akan segan-segan pindah ke toko pesaing.
Menyesuaikan dengan Pelanggan
Di era pasca Covid-19, prinsip pelanggan yang pertama tidak akan cukup. Untuk memenangkan kembali hati pelanggan, peritel harus memahami perubahan perilaku pelanggan yang terjadi. Laporan McKinsey baru-baru ini menemukan fakta bahwa kebiasaan belanja di China berubah akibat Covid-19.
Misalnya, untuk usaha ritel fashion, kamu bisa fokus mempromosikan pakaian-pakaian yang cenderung dikenakan di rumah, atau pasar swalayan perlu memikirkan untuk membuat promo khusus yang fokus dengan bahan-bahan dasar masak, mengingat masyarakat saat ini lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah.
Transformasi Digital Bukan Lagi Pilihan
Ada banyak bukti di seluruh dunia bahwa banyak konsumen telah mengalihkan sebagian besar pengeluarannya dan pembelanjaannya melalui pembelanjaan online.
Beberapa bisnis pun memutuskan untuk mengalihkan semua operasi bisnisnya ke dunia digital mengingat aktivitas belanja offline tidak akan berjalan dalam waktu dekat. Oleh sebab itu, transformasi digital bukan lagi pilihan bagi bisnis ritel, tetap sebuah keharusan di tengah pandemi.
Bersamaan dengan strategi untuk menghadapi tantangan yang lain seperti pembayaran sewa yang harus dibayar, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pegawai, pengiriman stok yang kadang terhambat, dan mengecilnya margin keuntungan karena harus menerapkan diskon, peritel perlu memindahkan operasinya ke dunia digital seperti media sosial, website, atau e-commerce di mana interaksi dan keterlibatan pelanggan lebih besar.
Mengelola Kendala Pasokan dengan Baik
Bisnis & kerja sampingan yang bergerak di sektor ritel sangat bergantung terhadap pasokan. Jika terjadi kendala terhadap pengiriman pasokan, peritel akan akan berada dalam masalah yang besar.
Untuk memitigasi masalah ini, peritel perlu memahami produk mana yang paling berisiko dan secara proaktif mengelola harga, promosi, dan logistik untuk memastikan ketersediaan pasokan.
Mengatasi Penurunan Kepercayaan
Ketika permintaan menurun akibat konsumen yang lebih selektif dalam mengelola keuangan, bisnis ritel perlu fokus pada hal-hal dasar untuk tetap bertahan di tengah pandemi.
Beberapa hal yang bisa dilakukan di antaranya mengelola biaya jangka pendek, mengoptimalkan pilihan dan harga sembari terus mempromosikan dan menjual produk.
Menyiapkan Strategi Jangka Panjang
Pengecer perlu mengelola keuangan dengan sangat baik di tengah pandemi, baik jangka pendek atau jangka panjang. Mereka juga perlu membuat keputusan yang sulit tentang investasi dan aktivitas untuk memahami mana yang benar-benar dibutuhkan untuk kelangsungan bisnis dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Inisiatif yang bisa dilakukan mencakup:
Menilai dengan cepat penghematan biaya yang dapat direalisasikan dibandingkan pertumbuhan pendapatan karena kecenderungan penurunan permintaan.
Memiliki outcome yang fokus, jelas, terukur, dapat dilacak, dan diarahkan sesuai kebutuhan bisnis secara berkala.
Perlu diingat bahwa strategi di atas membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan mau mendengarkan tuntutan dari semua elemen bisnis, kemudian membuat keputusan yang diperlukan.
Mengingat hingga saat ini pandemi Covid-19 masih terus berlanjut, maka parameter untuk peritel akan terus berubah dan dinamis. Dengan pengambilan keputusan yang cepat dan operasi yang fleksibel dengan kebutuhan pelanggan, peritel diharapkan dapat bertahan setidaknya hingga era pasca Covid-19 berakhir.