Analisis Saham

Analisa Saham BHIT, Ternyata Perlu Wait and See!

Saham BHIT

Ajaib.co.id – PT MNC Investama Tbk (BHIT) merupakan perusahaan induk yang bergerak di bidang investasi milik taipan Hary Tanoe-soedibjo. Perusahaan berkode saham BHIT ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 1989 dengan fokus kegiatan bisnis di bidang investasi media, jasa keuangan, properti, serta investasi lainnya. Adapun kegiatan bisnis BHIT dibantu oleh beberapa anak perusahaan.

Mulai dari PT Global Mediacom Tbk di bisnis media meliputi konten dan iklan, media pelanggan, dan media online. Lalu, PT MNC Kapital Indonesia Tbk di bisnis jasa keuangan meliputi asuransi jiwa atau umum, sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, bank, sekuritas efek maupun penjaminan emisi, hingga pengelolaan aset.

Sementara untuk bisnis properti yang meliputi investasi properti maupun pengembangan dan integrasi resor terpadu dikelola oleh PT MNC Land Tbk. Mayoritas saham BHIT saat ini dipegang oleh HT Investment Development Ltd dengan jumlah 19,74 persen kepemilikan. Saham BHIT sendiri mulai diperdagangkan melalui bursa pada tahun 1997 dengan harga penawaran sebesar Rp700 per lembar saham.

Pergerakan harga saham BHIT saat ini memang berada jauh di bawah harga penawaran, namun tengah mengalami kenaikan di angka Rp143 per lembar saham pada penutupan perdagangan Selasa 9 Juni 2021.

Lalu, apakah saham BHIT masih layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan keadaan fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan kedepannya? Mari kita bedah kinerja saham BHIT.

Kinerja Keuangan BHIT

Kinerja bisnis emiten investasi berkode saham BHIT hingga kuartal ketiga tahun 2020 kurang memuaskan. Berdasarkan laporan keuangan di periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan bersih yang menurun dari Rp11,89 triliun di periode sama di tahun 2019 menjadi Rp10,81 triliun.

Sementara untuk raihan laba juga mengalami penurunan lebih dari setengah laba bersih periode sama di tahun 2019 sebesar Rp1,52 triliun menjadi Rp822,445 miliar. Kinerja bisnis perseroan yang kurang memuaskan ini tentu bakal mempengaruhi nilai saham bagi para investor sehingga kinerja keuangan menjadi hal penting yang harus diperhatikan.

Kinerja Bisnis BHIT dalam 5 Tahun

Dilihat berdasarkan riwayat keuangan dalam 5 tahun terakhir, emiten berkode saham BHIT ini menunjukkan kinerja yang positif khususnya dari segi pendapatan. Sementara raihan laba tercatat belum konsisten tumbuh dengan perseroan yang sempat mencatatkan kerugian. Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar rupiah):

Laporan Laba Rugi 2019 2018 2017 2016 2015
Pendapatan bersih 15.967.376 14.725.851 13.580.269 12.894.525 12.878.191
Laba kotor 7.764.004 7.163.896 5.757.191 5.130.930 4.655.262
Laba rugi tahun berjalan 2.087.823 945.195 524.708 847.943 -570.323

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui secara penjualan BHIT dalam 5 tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perseroan mampu konsisten meraih target kinerja pendapatan di setiap tahunnya. Hanya saja untuk raihan laba masih belum mencatatkan pertumbuhan secara konsisten.

Hal tersebut tentu disebabkan oleh berbagai faktor. Ditambah pada tahun 2015, perseroan mencatatkan kerugian yang disebabkan oleh terjadinya beban kurs mencapai 312 persen sehingga harus membalikan pendapatan menjadi kerugian. Ditambah dengan perlambatan ekonomi domestik yang membuat nilai tukar rupiah melemah.

Di tahun berikutnya, perseroan terus mencatatkan laba bersih walaupun sempat turun di tahun 2017, namun hingga tahun 2019, laba BHIT terus mengalami pertumbuhan secara signifikan. Bisa dibilang di tahun tersebut kinerja BHIT tampak sangat positif. Selain dari catatan pendapatan maupun laba bersih, jika dilihat dari rasio keuangan memang kondisi bisnis BHIT sedang sehat.

Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:

Rasio 2019
ROA 0,2%
ROE 1%
NPM 2,7%
CR 108,8%
DER 210%

Prospek Bisnis BHIT

Setelah melihat kinerja keuangan melalui analisa fundamental PT MNC Investama Tbk, prospek bisnis emiten berkode saham BHIT ini dapat dilihat berdasarkan strategi bisnis yang akan dilakukan. Akan tetapi, memasuki tahun 2021 perseroan masih belum menginformasikan strategi apa saja yang akan dilakukan untuk tahun ini.

Perseroan tengah disibukkan dengan penyelesaian utang ke beberapa pihak. Di mana, BHIT baru menyelesaikan proses konversi utang menjadi saham. Sebelumnya, pada 29 Januari 2021 lalu, Pengadilan Tinggi Singapura menyetujui exchange offer BHIT yang sebelumnya diusulkan ke Pemegang Obligasi sebesar 231 juta USD.

Semua Pemegang Obligasi bakal diminta untuk memilih saham baru atau obligasi baru. Di mana, Pemegang Obligasi bisa memilih saham baru dengan waktu dua bulan dari tanggal efektif skema dan pilihan obligasi baru akan diberikan dengan waktu sampai enam bulan sejak tanggal efektif skema.

Melalui proses konversi ini, setidaknya BHIT telah mengkonfirmasi sebanyak 65 persen pemegang obligasi bakal mengkonversi obligasi ke saham. Konversi utang menjadi saham tersebut menjadikan sisa utang induk perseroan berkurang dari 231 juta USD menjadi 81 juta USD atau turun sebanyak 65 persen.

Dengan begitu, ekuitas induk meningkat menjadi Rp 14,5 triliun dari Rp12,2 triliun atau sebesar 18,1 persen. Konversi utang yang dilakukan oleh perseroan tentu berdampak positif bagi bisnis emiten berkode saham BHIT ini.

Walaupun, perseroan sendiri masih melihat kondisi ekonomi saat ini bakal mengalami perlambatan karena adanya sentimen Covid-19 yang masih berlangsung. Hal tersebut jelas berdampak besar pada kinerja bisnis BHIT di tahun 2021.

Pandangan Lo Kheng Hong Terhadap Saham BHIT

Meski saham BHIT tidak memiliki kinerja yang cukup baik di tahun 2021 ini, investor sukses Lo Kheng Hong tetap mdnjadi pemegang saham pengendali dengan jumlah saham yang digenggam sebesar 7.58 juta lembar saham atau setara 45.75%. Lo Kheng Hong mengatakan bahwa tata kelola perusahaan milik MNC Group tidak perlu diragukan lagi Pada 2020. Ia juga mengatakan bahwa saat pandemi saja salah satu saham dari grup MNC Group berhasil membukukan laba Rp900 miliar.

Hal inilah yang memperkuat pendapat Lo Kheng Hong. Ia mengatakan bahwa tidak ada perusahaan yang tata kelolanya buruk mampu menciptakan laba yang besar. Sedangkan, perusahaan MNC grup bisa mencapi laba hingga Rp1 triliun.

Nah, itulah beberapa ringkasan mengenai saham BHIT. Apakah kamu tertarik membeli atau menjualnya? Sambil melihat kinerja saham emiten BHIT ini, coba cek saham perusahaan lain yuk! Masih ada banyak perusahaan yang menunjukkan kinerja positif.

Kamu bisa membeli beberapa emiten saham dengan mudah, cepat, dan aman melalui aplikasi AJAIB! Dengan Ajaib, kamu bisa dengan mudah memulai investasi saham dengan modal mulai dari Rp100 ribu. Yuk mulai investasimu di Ajaib!

Artikel Terkait