Bisnis & Kerja Sampingan

AirAsia Jepang Bangkrut, Bagaimana Nasib AirAsia Indonesia?

Ajaib.co.id – Setelah AirAsia Jepang dinyatakan bangkrut, tentunya publik tanah air pasti bertanya-tanya apakah hal ini akan berdampak langsung dengan AirAsia Indonesia atau tidak. Karena seperti diketahui selama pandemi sudah banyak maskapai penerbangan di Indonesia yang dikabarkan terganggu aktivitas bisnisnya akibat pembatasan bepergian masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya.

Di mana, salah satu maskapai penerbangan di Indonesia yang dikabarkan terancam bangkrut adalah AirAsia Indonesia. Hal ini dapat diperkuat dari kabar yang mengatakan bahwa perusahaan penerbangan ini sudah melakukan efisiensi operasional perusahaan dengan mengambil langkah PHK, pemotongan gaji, hingga merumahkan karyawannya.

Hal ini perlu dilakukan oleh AirAsia Indonesia untuk menyeimbangkan neraca keuangan perusahaan untuk mengatasi menurunnya jumlah penumpang yang menurun selama pandemi.

Namun, kabar baiknya hingga saat ini perusahaan AirAsia Indonesia belum mengumumkan bahwa perusahaannya mengalami kebankrutan seperti halnya yang diumumkan oleh AirAsia Jepang beberapa waktu lalu yang mengajukan pailit.

Kabar Terbaru dari AirAsia Indonesia

Di tengah tekanan untuk bertahan dari ganasnya pandemi yang sudah melanda industri penerbangan lokal dan luar negeri. Menurut pantauan redaksi Ajaib, maskapai penerbangan AirAsia Indonesia hingga saat ini masih melayani penumpang untuk sejumlah rute penerbangan.

Yang paling terbaru adalah kembali dibukanya rute penerbangan dari Jakarta – Pontianak yang sempat ditutup. Selain itu, maskapai ini juga melayani rute penerbangan domestik baru di antaranya:

  • Jakarta – Padang.
  • Jakarta – Pekanbaru.
  • Bandung – Bali.

Ketiga penerbangan rute terbaru dari AirAsia Indonesia tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan biaya spesial. Untuk Jakarta – Padang Rp489.000, Jakarta – Pekanbaru Rp471.000, dan Bandung – Bali Rp745.000. Harga tiket spesial yang ditawarkan ini sudah termasuk bagasi gratis 15 kg.

Penawaran harga tiket spesial oleh AirAsia diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi nasional dan pariwisata di Indonesia agar lebih cepat pulih.

Selain melayani rute penerbangan baru bagi penumpang, AirAsia Indonesia juga kini fokus untuk kembali membuka rute yang sempat ditutup untuk dapat melayani penumpang dengan berbagai tujuan yang lebih banyak.

Walaupun demikian, seluruh penumpang AirAsia wajib selalu mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan melakukan tes COVID-19 terlebih dahulu sebelum keberangkatan. Untuk meningkatkan kenyamanan bagi penumpangnya, AirAsia sudah bekerja sama dengan beberapa fasilitas kesehatan untuk menyediakan tes COVID-19 mulai dari Rp150.000 hingga Rp700.000 yang sudah tersebar di berbagai lokasi. 

Jadi, penumpang AirAsia dapat melakukan tes COVID-19 di tempat-tempat yang sudah ditunjuk oleh pihak maskapai dengan bekerja sama dengan fasilitas kesehatan dengan datang dari jauh-jauh hari sebelum hari-H keberangkatan.

AirAsia Indonesia Sabet Peringkat Tertinggi untuk Penanganan COVID-19

Di tengah isu kebangkrutan, ternyata AirAsia Indonesia mendapatkan peringkat tertinggi yakni tujuh bintang penuh dari COVID-19 Health Ratings dari para ahli aviasi di Airlineratings.com.

Penghargaan ini diberikan untuk kode penerbangan QZ berdasarkan tujuh kriteria termasuk informasi prosedur COVID-19, penggunaan masker, perlengkapan pelindung diri dari awak pesawat, layanan makanan di dalam pesawat, pembersihan pesawat secara rutin, perlengkapan sanitasi, dan pembatasan sosial di dalam pesawat.

Hal ini bisa menjadi bukti bahwa AirAsia sangat concern dengan kenyamanan penumpang selama pandemi yang membuat masyarakat tak perlu takut bepergian dari satu ke tempat lainnya bersama AirAsia.

Saham AirAsia Kena Suspensi

Saat ini, perusahaan AirAsia berkomitmen untuk memenuhi segala aturan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) agar sahamnya bisa diperdagangkan kembali di bursa. Hal ini dikarenakan AirAsia belum memenuhi syarat minimal saham beredar sebesar 7,5%.

Tentunya hal ini sedikit mengkhawatir bagi perjalanan AirAsia Indonesia di bursa saham. Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak segan-segan untuk delisting saham maskapai penerbangan ini bila tidak menunjukkan adanya perbaikan kinerja. Tercatat, saham AirAsia disuspensi sejak 5 Agustus 2019 dan masa suspensi hingga 24 bulan yang tepatnya pada 5 Agustus 2021. Bila tidak memperbaiki kinerja sahamnya hingga batas waktu yang telah ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AirAsia berpotensi delisting.

Walaupun begitu, perusahaan AirAsia nampaknya ogah keluar dari bursa. Lantaran, pihak perusahaan sudah menyiapkan beberapa langkah untuk mengamankan sahamnya tetap bisa aktif diperdagangkan di bursa. 

Salah satu langkah yang diambil oleh perusahaan adalah dengan right issue untuk meningkatkan kepemilikan saham publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, perbaikan layanan pesawat yang meliputi protokol kesehatan COVID-19 juga sudah dilakukan dengan mendapatkan tujuh bintang penuh dari COVID-19 Health Ratings. 

Di mana, penghargaan yang didapatkan sedikit banyaknya meningkatkan pendapatan AirAsia pada kuartal IV 2020. Karena para penumpang semakin percaya dengan AirAsia sebagai mitra penerbangan murah dan terbaik selama pandemi.

Guna keluar dari potensi delisting, perusahaan AirAsia akan bekerja keras untuk memperbaiki kinerja perusahaan selama paruh pertama 2021 dengan memulihkan minat penumpang untuk bepergian selama pandemi. Dengan menyiapkan pesawat yang memang mendukung adaptasi kehidupan baru seperti pemasangan fitur penyaring udara HEPA yang dapat menyaring 99,9% partikel debu dan kontaminan di udara seperti virus dan bakteri, dan memperbarui udara setiap 2-3 menit.

Walaupun terancam bangkrut seperti maskapai penerbangan lainnya akibat menurunnya jumlah penumpang saat awal-awal pandemi. Namun, pada kuartal IV 2020 perusahaan maskapai ini sudah mengalami peningkatan dari segi pendapatan. Selain itu, kabar vaksinasi akan segera dilakukan di Indonesia secara bertahap pada Januari 2021 juga merupakan sentimen positif bagi maskapai AirAsia yang membuat masyarakat menjadi tidak takut lagi bepergian bila sudah disuntikkan vaksin.

Setidaknya, dalam rentang waktu dari Januari – Juni 2020 merupakan periode yang krusial bagi AirAsia Indonesia, apakah perusahaan penerbangan ini bisa masuk lagi ke BEI atau harus meninggalkan panasnya bursa saham. Semua itu, tergantung dari keberhasilan vaksinasi di Indonesia agar minat bepergian masyarakat dapat meningkat.

Artikel Terkait