Sebagai salah satu produk Fast Moving Consumer Good (FMCG), produk air mineral Cleo bisa menjanjikan lho. Bahkan, air mineral CLEO bisa jadi solusi ketika pasar saham kurang menggeliat. Kenapa begitu? Simak ulasan redaksi Ajaib berikut ini.
Memilih perusahaan dengan produk kebutuhan primer, bisa jadi strategi efektif untuk tetap mendapatkan cuan di tengah kekhawatiran pasar global akan bahaya virus Corona. Salah satu yang bisa menjadi pilihan adalah perusahaan air mineral kemasan.
Konsumsi Air Minum Dalam Kemasan Terus Meningkat Pesat
Sebagai salah satu produk fast Moving Consumer Good (FMCG), produk air mineral CLEO memiliki potensi menjanjikan. Apalagi, konsumsi air mineral kemasan terus meningkat selama 12 tahun terakhir. Jika sebelumnya air PAM dan sumur jadi andalan untuk minum dan memasak, saat ini hampir separuh rumah tangga telah beralih menggunakan air kemasan.
Dikutip dari beritagar, Survei Sosial Ekonomi Nasional oleh Badan Pusat Statistik menyatakan pada tahun 2017 terdapat 42,8 persen rumah tangga menggunakan air mineral kemasan. Sementara pada tahun 2005, hanya 4,1 persen rumah tangga yang menggunakan air mineral kemasan. Hal ini membuat air mineral kemasan menduduki posisi tertinggi sebagai pilihan sumber air minum rumah tangga, mengalahkan sumber sumur terlindung, sumur bor/pompa, mata air dan leding.
Pertumbuhan Bisnis Air Minum Kemasan Kian Berkembang
Tentunya penyerapan pasar yang tinggi tersebut, dibarengi juga dengan semakin banyaknya produsen air minum kemasan. Jika sebelumnya pasar didominasi oleh beberapa merk terkemuka saja seperti Aqua dan Ades, perkembangan pasar memunculkan banyak merk baru yang mudah diterima pasar. Sebut saja : Le Minerale, Ron 88, CLEO, VIT, Prima dll.
Selain itu ada juga air minum dalam kemasan dengan kategori air minum alkali, air minum beroksigen hingga air minum premium yang dijual seharga puluhan ribu rupiah per botolnya. Untuk versi galon, juga tersedia berbagai kemasan dan merk air isi ulang dengan proses reverse osmosis.
Emiten Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan di BEI
Sepertinya potensi bisnis air minum ini masih akan terus berkembang. Apalagi, dengan lingkungan hidup dimana ketersediaan air bersih terus berkurang, serta gaya hidup modern yang membuat masyarakat lebih memilih membeli air galon ketimbang merebus air untuk minum lagi.
Maka tidak mengherankan, jika kinerja emiten di kategori AMDK juga terbilang baik. Ada beberapa emiten AMDK yang kini hadir di Bursa Efek Indonesia. AMDK biasanya merupakan salah satu produk diferensiasi pasar dari sebuah perusahaan produsen makanan dan minuman, sehingga sahamnya pun tergabung di perusahaan induk. Berikut ini adalah merk air mineral yang beredar di pasaran, dan sahamnya tercatat di BEI:
- Merk ALTO (PT. Tri Banyan Tirta )
- Merk CLEO (PT. Sariguna Primatirta)
- Merk Club (PT. Indofood Sukses Makmur)
- Le Minerale (PT. Mayora Indah)
AQUA sebagai salah satu market leader dalam air mineral kemasan, saat ini saham perusahaannya tidak diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia. AQUA yang diproduksi oleh PT. Aqua Golden Mississipi, sempat go public sejak 1 Maret 1990, sebelum AQUA akhirnya kembali Go Private pada 1 April 2011.
AQUA merupakan cerita sukses bagaimana sebuah saham perusahaan air mineral bisa mendatangkan keuntungan sangat besar. Harga saham IPO AQUA saat itu adalah Rp7.500 dengan nominal Rp1.000. Sementara saat hendak delisting dari BEI, Manajemen AQUA memberikan harga tender offer di angka Rp500 Ribu per saham yang kemudian disetujui mayoritas pemegang saham. Bayangkan berapa keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham setelah memiliki saham AQUA selama 21 tahun.
Saat ini, air mineral merk Le Minerale yang diproduksi oleh PT. Mayora Indah bisa dibilang sebagai saingan terberat Aqua. Bahkan, kedua merk tersebut sempat bersitegang hingga ke ranah hukum, berkaitan dengan sengketa persaingan usaha tidak sehat, yang kemudian memenangkan PT. Mayora Indah (Le Minerale).
Saham CLEO Menjadi Salah Satu Favorit Dalam Sektor Air Minum Kemasan
Dari merk-merk air mineral yang beredar di pasaran saat ini, air mineral CLEO berhasil mencuri perhatian dengan tampilannya yang berbeda. Dengan tampilan desain logo dan tutup kemasan lain dari yang lain, produk air mineral ini juga tersedia dalam berbagai kemasan. Mulai dari kemasan gelas, botol dan juga galon.
PT. Sariguna Primatirta, tbk merupakan salah satu emiten perusahaan produk air minum dalam kemasan yang performa sahamnya sempat mencengangkan di tahun 2019 lalu. Bagaimana tidak, harga saham emiten tersebut sempat menanjak sebanyak 179% dan menyentuh level Rp660 per saham pada 19 Agustus 2019. Sementara pada pembukaan awal tahun 2019 harga saham hanya berada di level Rp292 per saham.
Para investor pemilik saham bergembira saat PT. Sariguna Primatirta berhasil membukukan pendapatan hingga Rp775,69 Miliar dengan laba bersih mencapai Rp94,02 Miliar pada periode Januari-September 2019. Pada awal tahun 2019, PT. Sariguna Primatirta telah menggelontorkan dana sebesar Rp5 Miliar untuk ekspansi usaha, yakni membuka pabrik baru di Sukabumi. Tentu hal tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pasar.
Pertambahan liabilitas dan kinerja keuangan perusahaan yang baik, mendorong pasar bergairah mentransaksikan saham CLEO. Hingga akhirnya saham ditutup pada akhir tahun dalam kondisi menguat.
Harga dan Prospek Saham CLEO
Saat ini (19/2) harga saham CLEO berada di Rp480 per saham., atau mengalami penurunan sebanyak 25 poin jika dibandingkan pembukaan awal tahun (2/1) yang berada di level Rp505 per saham. Namun demikian, penjualan yang tumbuh hingga 32% pada tahun 2019, membuat manajemen optimis untuk menargetkan pertumbuhan penjualan minimal 38% pada tahun 2020 ini. Apalagi, perusahaan juga akan mengeluarkan produk air mineral versi premium dan menyasar kelas atas.
Mengingat masa kekeringan sudah kian sering terdengar belakangan ini, maka produk air mineral tentunya memiliki peluang sangat besar, untuk terus meningkatkan penjualan dan membukukan keuntungan. Maka dari itu, saham CLEO yang terbukti berkinerja baik pada 2019, masih layak dipertahankan, tentunya selama kinerja keuangan perusahaan juga terus meningkat. Oleh karena itu, ikuti terus perkembangan informasi emiten tempat kamu hendak berinvestasi.
Bacaan menarik lainnya:
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2011). Pasar Modal Di Indonesia (Edisi 3 ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.