Analisis Saham

Kelola Hunian Elite Surabaya, Bagaimana Prospek Saham DILD?

Profil Singkat Emiten

PT Intiland Development Tbk (DILD) adalah perusahaan pengembang properti ternama Indonesia yang telah beroperasi secara komersial sejak 1 Oktober 1987. Perusahaan saat ini mengelola beraneka perumahan, apartemen, perkantoran, hospitality dan kawasan industri yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya.

Portofolio paling menonjol dari anggota grup Intiland ini antara lain gedung perkantoran Intiland dan Spazio di Surabaya, serta perumahan Graha Famili yang terkenal sebagai salah satu hunian pilihan “Crazy Rich Surabaya”.

Sedangkan portofolio Intiland di Jakarta dan sekitarnya antara lain perumahan Serenia Hills, South Grove, Magnolia Residences, serta kompleks perkantoran-apartemen Aeropolis yang berlokasi dekat Bandara Soetta.

Kepemilikan saham DILD terbesar berada di tangan empat pengendali, yakni Hendro S Gondokusumo (15,69%), CGS-CIMB Securities (Singapore) Pte Ltd (15,00%), PT Bina Yatra Sentorsa (12,35%), dan Bali Private Villa(s) Pte Ltd (7,49%). Sedangkan sebanyak 49,47% sahamnya dipegang oleh masyarakat.

Saham DILD memiliki market cap sebesar Rp1,98 triliun dengan harga penutupan Rp191 per lembar pada tanggal 12 April 2021. Mari kita analisis lebih lanjut untuk menilai seberapa bagus prospek saham DILD.

Kinerja Laporan Keuangan Terakhir

Berdasarkan laporan keuangan interim DILD per 30 September 2020, perusahaan masih mampu menghasilkan kenaikan laba signifikan di tengah pandemi Covid-19. Berikut rangkuman kinerja laba DILD berdasarkan laporan keuangan terakhir (dalam miliar rupiah):

Total aset DILD meningkat 7,4% menjadi Rp15,87 triliun dalam laporan kuartal III/2020 dari Rp14,78 triliun per 31 Desember 2019. Liabilitas perusahaan meningkat menjadi Rp9,90 triliun dari Rp7,54 triliun dalam rentang waktu tersebut.

Liabilitas jangka panjang maupun jangka pendek sama-sama meningkat. Sedangkan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk justru berkurang menjadi Rp5,13 triliun dari Rp6,20 triliun.

Bagaimana dengan rasio-rasio keuangannya? Berikut ini perbandingan kinerja DILD per kuartal III/2020 dengan tiga tahun sebelumnya:

Fluktuasi rasio-rasio menunjukkan bahwa kinerja keuangan DILD sempat melejit pada tahun 2019. Namun, pandemi COVID-19 tampaknya sangat mencederai kinerja perusahaan. Bukan hanya margin laba merosot, rasio utang DILD juga mengalami kenaikan pesat.

Bagaimana mungkin laba meningkat, tetapi margin laba berkurang? Hal ini terjadi karena peningkatan beban-beban yang melampaui kenaikan pendapatan. Laporan keuangan interim DILD untuk kuartal III /2020 mencatat kenaikan Beban Pokok Penjualan dan Pendapatan serta Beban Keuangan.

Perseroan juga mencatat Beban Lainnya sebesar Rp238,69 miliar per 31 September 2020, padahal pengeluaran tersebut belum ada pada periode yang sama tahun lalu.

Riwayat Kinerja

Kalau dilacak lebih jauh ke belakang, kinerja pendapatan dan laba DILD sebenarnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun selama masa pra-pandemi Covid-19. Berikut ini rangkuman sejumlah parameter dari ikhtisar laba/rugi 2017-2019:

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham DIILD

DILD tidak termasuk emiten yang rajin menebar dividen. Hal ini tampak dari riwayat pembagian dividennya selama lima tahun terakhir.

Emiten DILD sempat rajin memberikan dividen antara tahun 2012 hingga 2017. Akan tetapi, perusahaan memutuskan untuk tidak membagi dividen pada tahun 2018 karena seluruh laba bersih yang dibukukan akan digunakan untuk menambah modal kerja demi mengembangkan usaha.

Perusahaan menahan lagi laba tahun 2019 (absen) bagi-bagi dividen tahun 2020) demi antisipasi dampak Covid-19.

Prospek Bisnis DILD

Bisnis properti DILD termasuk salah satu segmen yang terpukul oleh pandemi. Pasalnya, konsumen dan investor properti memilih untuk menunda pembelian hingga terjadi perbaikan iklim ekonomi.

Dampak-dampak pandemi dapat diprediksi akan memudar pada tahun 2021 seiring dengan meluasnya vaksinasi dan normalisasi aktivitas ekonomi masyarakat. Apalagi pemerintah RI telah menggelontorkan banyak sekali program dan insentif yang menguntungkan bagi sektor properti, mulai dari pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja, PPN 0%, penurunan suku bunga, hingga relaksasi rasio LTV.

Intiland pun terus menggenjot pengembangan beragam propertinya. Perusahaan telah menyelesaikan pembangunan struktur utama Tower City pada proyek Apartemen Fifty Seven Promenade di Jakarta Pusat dengan pelaksanaan penutupan atap (topping off) pada 31 Maret 2021 lalu.

Proyek ini merupakan kolaborasi strategis antara DILD dengan Government of Singapore Investment Corporation (GIC), lembaga pengelola cadangan devisa Singapura.

Kemudian pengerjaan tower Sky57 sedang dikebut dengan target topping off pada Agustus 2021. Pemasaran hunian anyar Serenia Hills, Graha Natura dan The Rosebay juga terus berlangsung dengan berbagai promo menarik.

Singkatnya, dapat diekspektasikan bahwa perusahaan akan terus beroperasi lancar. Akan tetapi, perusahaan masih perlu meningkatkan penjualan secara lebih signifikan agar dapat menghasilkan kinerja lebih baik dan dividen yang lebih besar.

Harga Saham DILD (Kesimpulan)

Menurut data RTI, saham DILD memiliki PBV 0,39x. PBV ini tergolong sangat murah jika dibandingkan dengan beberapa emiten properti unggulan seperti PWON (1,64x), SMRA (1,98x), dan BSDE (0,80x). Sedangkan, PER-nya 37,64x. Angka PER tersebut lebih rendah dibandingkan PWON (25,79x) dan BSDE (85,68x), maupun SMRA (75,41x).

Jika dilihat dari parameter ini saja, saham DILD terlihat sangat menggiurkan. Tapi, perhatikan juga tren harga sahamnya.

Posisi harga saham DILD per 12 April 2021 (Rp191 per lembar) masih lebih rendah dibandingkan harga penutupannya pada Maret 2019 (Rp350 per lembar), dan masih jauh di bawah Rp250 yang sempat tercapai saat krisis Covid-19 pecah pada Maret 2020. Dengan kata lain, harga saham DILD belum mulai pulih kembali ke tingkat pra-pandemi.

Perlu diketahui pula bahwa tren harga saham DILD sudah cenderung menurun sejak tahun 2016. Penurunan pasca-pandemi COVID-19 merupakan kelanjutan dari tren bearish tersebut.

Apakah kamu tertarik berinvestasi pada saham DILD ? Ada beberapa hal yang perlu kamu tahu.

Pertama, Intiland jarang membagikan dividen. Kedua, tren harga saham DILD sedang dalam tren bearish multi-tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Apabila kamu berminat untuk berinvestasi jangka menengah-panjang pada sektor properti, ada banyak emiten lain yang lebih menarik saat ini. Namun, itu tak lantas berarti DILD tak prospektif.

Fluktuasi harga saham DILD sangat menarik untuk trading harian atau trading swing. Perdagangan saham harian cukup ramai meskipun DILD tidak termasuk dalam indeks LQ45. Kamu dapat mengidentifikasi level-level support dan resistance yang tepat untuk memetik keuntungan spekulatif dari saham DILD dalam jangka pendek.

Artikel Terkait