Ekonomi, Investasi, Obligasi

Peran Investasi Obligasi Terhadap Pembangunan Ekonomi

Ajaib.co.id – Obligasi bukan sekadar investasi untuk mencari untung. Investasi obligasi juga berperan terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan SikapiUangmu.ojk.go.id, obligasi merupakan surat utang jangka menengah dan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Dalam obligasi, terdapat perjanjian dari pihak yang menerbitkan surat utang kepada pihak yang membeli obligasi. Secara garis besar, perjanjian berisi bahwa penerbit akan membayar nilai pokok utang sekaligus memberikan bunga (kupon) sebagai imbalan.

Karena sifatnya yang memberikan keuntungan, obligasi adalah salah satu investasi yang memberikan pengembalian dan risiko yang relatif stabil. Hal itu jika dibandingkan instrumen investasi lain, seperti saham.

Berdasarkan jenisnya, ada tiga obligasi:

  1. Obligasi Pemerintah: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia berbentuk Surat Utang Negara (SUN) maupun Sukuk Negara (obligasi syariah) dengan kupon berupa Fixed Rate (FR) atau Variable Rate (VR).
  2. Obligasi Ritel: surat utang terbitan pemerintah yang dijual kepada individu atau perseorangan via agen penjual yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Surat utang ini biasa disebut dengan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Tersedia juga dalam prinsip syariah dengan nama Sukuk Ritel.
  3. Obligasi Korporasi: sesuai namanya, surat utang diterbitkan oleh korporasi atau perusahaan Indonesia. Bisa berupa perusahaan BUMN atau swasta. Pada prinsipnya, obligasi korporasi seperti obligasi pemerintah

Obligasi Negara Jadi Primadona

Saat ini, obligasi negara sedang jadi primadona. Pasalnya, harga obligasi rupiah pemerintah menguat, karena pengaruh laporan neraca perdagangan Indonesia untuk Juni 2020 surplus sebesar USD1,27 miliar, CNBCIndonesia.com (15/07/2020). Penguatan ditunjukkan pada SUN FR0081 bertenor lima tahun dan FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, serta FR0083 bertenor 20 tahun.

Berdasarkan data Refinitiv, FR0081 mengalami  penurunan yield 8,20 basis poin (bps) menjadi 6,326 persen, di mana 100 bps setara dengan 1 persen. Sekadar info, pergerakan harga dan yield obligasi bertolak belakang. Jadi ketika harga obligasi naik, maka yield turun, begitu juga sebaliknya.

Besaran yield menjadi acuan investor dalam memperoleh keuntungan di pasar surat utang daripada berpatokan pada harga. Karena yield mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Menurut Satu Kahkonen, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan nol persen. Hal itu dinilai lebih baik daripada ekonomi global yang diprediksi turun 5,2 persen tahun ini.

Sedangkan bagi investor, mereka tak ingin mengambil risiko dalam berinvestasi karena kondisi ekonomi yang tak menentu. Bahkan negara tetangga, Singapura, telah menyatakan resesi. Maka investor memilih produk investasi yang memiliki risiko minim, seperti aset pendapatan tetap.

Peran Obligasi dan Pembangunan Ekonomi

Berinvestasi obligasi bukan hanya mencari keuntungan saja. Namun menginvestasikan dana ke obligasi berarti ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi. Pasalnya, pemerintah sebagai pengelola negara menciptakan kesejahteraan umum. Baik melalui kesehatan, pendidikan, infrastruktur, memperbaiki lingkungan, ketahanan negara, dan masih banyak lagi.

Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 017, misalnya. Berdasarkan lama Kemenkeu.go.id, ORI017 yang ditawarkan pada 15 Juni hingga 9 Juli lalu merupakan obligasi yang bertujuan untuk mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Yang di dalamnya terdapat rencana pembangunan nasional, termasuk pembiayaan dalam penanganan, pemulihan dampak virus corona (COVID-19), dan mendukung dunia usaha khususnya UMKM.

Jika kamu telah membelinya, itu artinya kamu berperan aktif dalam pembangunan ekonomi sekaligus menanggulangi pandemi COVID-19. Kalau belum punya, kamu berkesempatan membelinya di pasar sekunder melalui bank atau perusahaan sekuritas yang melayani Surat Berharga Negara.

Namun bila kamu menginginkan investasi berprinsip syariah, nantikan ST008. ST008 adalah produk investasi berupa sukuk tabungan negara seri 008 dari pemerintah untuk Warga Negara Indonesia. ST hampir sama seperti ORI, yaitu bersifat likuid, early redemption, dan investasi dimulai Rp1 juta. Hanya saja ST memiliki tenor dua tahun, ORI tiga tahun.

Obligasi Vs Saham

Saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia, dunia investasi runtuh terutama pasar modal. Hampir semua saham memerah, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menghijau sejak Juni 2020.

Tak sedikit pengamat investasi yang mengatakan, bahwa kondisi pasar modal yang agak lesu adalah peluang besar bagi investor. Seperti kata Warren Buffett, investasi ketika harga turun, jual saat naik.

Sah-sah saja jika kamu berinvestasi di pasar modal saat ini. Mumpung harga saham sedang murah. Namun pastikan kamu memiliki dana darurat dan penghasilan bulananmu tidak terganggu pandemi. Dan pastikan, kamu memiliki tujuan jangka panjang dan tak takut risiko tinggi di pasar saham.

Namun bila kamu adalah investor yang tak ingin memikul risiko tinggi dan tujuan jangka menengah, obligasi merupakan pilihannya. Menurut Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, obligasi memiliki potensi menarik, Detik.com (13/07/2020).

Faktor yang memengaruhi hal tersebut adalah:

  • Imbal Hasil

Kelonggaran kebijakan moneter dan fiskal secara global memaksa imbal hasil turun ke level rendah, yaitu mendekati enam persen atau negatif. Hal tersebut berpeluang membuat obligasi memberikan imbal hasil menarik.

Obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia memiliki peringkat kredit Investment Grade. Artinya obligasi memberikan imbal hasil tinggi. Misal obligasi pemerintah bertenor 10 tahun menawarkan imbal hasil sekitar tujuh persen per tahun. Kondisi ini tentu menarik minat investor.

  • Suku Bunga Turun

Penurunan suku bunga juga ikut memengaruhi kinerja obligasi. Dari awal hingga Juni, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga beberapa kali. Pada 18 Juni, BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen.

Jika kamu membutuhkan referensi investasi obligasi maupun saham, kamu bisa cek artikel terkait di laman Ajaib.

Artikel Terkait