Investasi, Reksa Dana

Belum Tahu Penilaian Harga Reksa Dana? Ini Jawabnya

Ajaib.co.id – Banyak yang belum mengerti bagaimana nilai suatu reksa dana (RD) ditentukan. Nilai suatu reksa dana ditentukan berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit, penilaian harga reksa dana tersebut umum digunakan.

Harga RD tercermin pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit karena RD (tipe konvesional) merupakan investasi patungan, sama seperti sebuah perusahaan yang terdiri dari banyak pemegang saham. Hanya di reksa dana dihitung bukan menggunakan lembar, tetapi unit.

Ambil contoh sebuah reksa dana memiliki NAB Rp1200, maka kamu dapat membeli 1000 unit penyertaan dengan modal Rp1.200.000. Kalau reksa dana memiliki NAB Rp2200, maka modal Rp1.200.000 hanya dapat dibelikan 545,45 unit saja. Tapi, tahukah kamu, bagaimana harga reksa dana ditentukan?

Cara Menghitung Harga dari Suatu Reksa Dana

Karena harga reksa dana sama dengan NAB per unit-nya, maka rumus perhitungan harga reksa dana adalah sama dengan ketentuan cara menghitung NAB. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menentukan bahwa semua reksa dana memiliki NAB sebesar Rp1000 per unit penyertaan pada hari penawaran umum. Setelah itu, NAB akan dikalkulasikan dengan cara menjumlahkan total aktiva bersih keseluruhan dana (Asset Under Management/AUM) dalam reksa dana kemudian dibagi dengan jumlah total unit yang beredar.

Lebih jelasnya, rumus harga reksa dana adalah:

NAB/UP = total aktiva bersih dalam kelolaan reksa dana/total unit reksa dana yang beredar

Total aktiva bersih itu sendiri terdiri atas jumlah nilai pasar aset investasi ditambah keuntungan aset investasi, dikurangi biaya operasional. Dengan demikian, komponen harga reksa dana terdiri atas:

  1. Nilai pasar aset investasi, termasuk saham, obligasi, surat berharga pasar uang, dan deposito. Umpama suatu reksa dana saham XYZ mencakup 98,2% ekuitas dan 1,8% instrumen pasar uang di mana alokasi efek terbesarnya adalah BBRI, BBCA, dan TLKM. Total aktiva bersih reksa dana A akan memperhitungkan pula harga saham BBRI, BBCA, dan TLKM saat ini di samping harga efek lain yang termuat dalam portofolionya.
  2. Keuntungan aset investasi, termasuk dividen saham, kupon obligasi, bunga deposito, dan lain-lain. Dividen saham di Indonesia umumnya memiliki frekuensi sekali atau dua kali setahun, sedangkan kupon obligasi dan bunga deposito memiliki frekuensi pembayaran yang lebih sering.
  3. Biaya operasional reksa dana, termasuk biaya jasa manajer investasi (MI), biaya jasa bank kustodian, dan lain-lain. Kita mungkin tidak membayar biaya-biaya ini secara langsung setiap bulan, tetapi biaya operasional akan dikurangkan secara otomatis dari nilai total aktiva bersih reksa dana.
  4. Unit reksa dana yang beredar atau dibeli oleh investor. Semakin banyak unit penyertaan pada suatu reksa dana yang dibeli investor, semakin murah harganya. Tapi kalau investor cenderung melepasnya, maka harganya akan mungkin jadi makin mahal (apabila total aktiva tetap).

Komposisi harga reksa dana secara umum sama. Tapi teknis perhitungan nilai pasar dan keuntungan aset investasi bisa berbeda-beda tergantung jenis reksa dana.

Kita mengenal minimum empat jenis reksa dana, yakni reksa dana saham, pasar uang, pendapatan tetap, dan campuran. Total aktiva bersih reksa dana saham akan dipengaruhi oleh hal-hal seperti harga saham saat ini, kenaikan/penurunan harga saham, dan dividen. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap tidak terpengaruh oleh dividen, melainkan oleh besar-kecilnya kupon obligasi. Reksa dana pasar uang dan campuran bisa jadi mengakumulasikan total aktiva dari dividen, kupon obligasi, bunga deposito, atau aset apa pun yang terkandung di dalamnya.

Untuk memahami lebih lanjut, mari simak dua contoh penentuan harga reksa dana saham dan reksa dana berbasis obligasi di bawah ini.

Contoh Penentuan Harga Reksa Dana Saham

Mari ambil contoh reksa dana saham XYZ Equity Fund (bukan nama sebenarnya). NAB per Kamis, 24 September 2020, sebesar Rp958.00. Top 10 efek dalam portofolionya antara lain saham-saham BBRI, BBCA, TLKM, BMRI, ASII, UNVR, GGRM, INDF, KLBF, dan UNTR. Sebagian besar efek itu mengalami kejatuhan harga pada perdagangan hari Jumat, 25 September 2020, seiring dengan kemerosotan IHSG. Apa yang akan terjadi pada harga reksa dana ini?

Pada setiap akhir hari bursa, bank kustodian akan menghitung NAB reksa dana. Penurunan nilai pasar aset investasi saham tentu saja akan berpengaruh negatif terhadap NAB reksa dana XYZ Equity Fund. Apalagi tidak ada emiten dalam portofolio reksa dana ini yang membayarkan dividen. Akibatnya, NAB per unit pada hari Senin, 28 September 2020, menurun jadi Rp924.00.

Bagi investor seperti kita, ini artinya nilai investasi reksa dana kita pada XYZ Equity Fund akan menurun. Portofolio akan menampilkan angka minus dengan warna merah. Jangan buru-buru menjual reksa dana yang sedang memerah seperti ini, karena nilainya masih bisa naik lagi di masa depan ketika harga saham-saham tadi meningkat dan/atau saham-saham tersebut membagikan dividen.

Contoh Penentuan Harga Reksa Dana Saham Berbasis Obligasi

Mari menengok contoh lain dari reksa dana pendapatan tetap bernama ABCD Fixed Income Fund (juga bukan nama sebenarnya). Reksa dana ini terutama berinvestasi pada beberapa seri Obligasi Republik Indonesia dan Surat Berharga Syariah Negara.

NAB reksa dana ABCD Fixed Income Fund per 14 September 2020 adalah sebesar Rp2.159. Selama beberapa hari berikutnya, harga obligasi di pasar mengalami penurunan. Tapi, investasi obligasi pemerintah yang tercakup di dalam reksa dana ini membayarkan kupon masing-masing tiap tanggal 15 setiap bulan. Akhirnya, NAB reksa dana tetap meningkat secara bertahap hingga jadi Rp2.170 per tanggal 16 September 2020.

Harga obligasi juga bisa menurun di tengah masa resesi, seperti halnya harga saham. Namun, reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang umumnya masih mampu menampilkan kenaikan kinerja hingga NAB reksa dana meningkat. Mengapa bisa begitu? Karena obligasi membayarkan kupon (bunga) secara rutin tiap bulan, tiap kuartalan, atau tiap enam bulanan.

Prospek imbal hasil obligasi memang lebih rendah daripada prospek cuan dari saham. Tapi, frekuensi pembayaran bunganya lebih tinggi daripada pembagian dividen saham. Ingat, pembagian dividen saham hanya sekali atau dua kali setahun. Oleh karena itu, harga reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang umumnya mengalami kenaikan lebih stabil daripada reksa dana saham. Hal ini pula yang membuat reksa dana berbasis obligasi jadi favorit investor di era resesi seperti sekarang.

Artikel Terkait