Reksa Dana

Sebelum Investasi Reksa Dana, Kenali Dulu Tipe Investormu?

Sebelum Investasi Reksa dana, Kenali Dulu Tipe investor Apakah Kamu? - Ajaib

Sebelum berinvestasi ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan termasuk memahami tipe investor seperti apakah kamu. Pasalnya beda tipe maka memiliki preferensi yang berbeda dalam memilih jenis investasi. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat risiko tiap instrumen investasi yang harus ditanggung.

Ada banyak jenis instrumen investasi yang tersedia untuk dipilih masyarakat pemodal. Mulai dari reksa dana, saham, peer to peer lending (P2P lending), deposito sampai dengan obligasi. Bahkan investasi reksa dana masih bisa dibagi menjadi jenis berbeda antara lain reksadana saham, reksadana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran.

Dari banyaknya jenis investasi ini memiliki karakteristik dan mekanisme masing-masing. Termasuk pula bagaimana pelaku investasi ini mengambil risiko untuk kemudian mendapatkan keuntungan. Investasi yang memiliki risiko tinggi juga menghasilkan peluang yang tinggi pula. Demikian lah aturan yang berlaku dalam dunia investasi.

Karena itulah perlu untuk memahami tipe investor seperti apakah kamu. Pemahaman ini yang kemudian dijadikan dasar untuk menggunakan uangmu dalam berinvestasi. Para penasihat keuangan profesional akan menyarankan untuk menyusun portofolio investasimu berdasarkan kecenderunganmu dalam mengalokasikan danamu.

Bahkan manajer investasi pun akan bekerja sesuai dengan kecenderunganmu ini dan tidak serta merta mengelola danamu begitu saja. Dalam banyak kasus, tipe investor jenis apa kamu dan strategi investasi yang diterapkan sangat menentukan keuntungan yang kamu dapat termasuk dalam meraih tujuan keuanganmu.

Tipe Investor Seperti Apakah Kamu?

Pada dasarnya, kesiapan seseorang dalam berinvestasi reksa dana erat kaitannya dengan kesiapan mental. Dalam investasi, ada sebuah hukum terkenal yang berbunyi : “High risk, high return. Low risk, low return.”

Dengan kata lain, tingkat resiko yang berani untuk diambil akan berbanding lurus dengan tingkat keuntungan yang mungkin didapatkan. Maka sebelum kamu memutuskan berinvestasi, sebaiknya kamu kenali terlebih dahulu, tipe investor seperti apakah kamu.

Ada tiga jenis investor berdasarkan resiko investasi. Yakni tipe konservatif, moderat dan agresif. Tiga jenis investor ini memiliki pertimbangan berbeda mengenai kemana dana diinvestasikan.

Agar bisa lebih mengenal karaktermu, kami akan memaparkan beberapa tipe investor.Mungkin setelah membacanya, kamu bisa memperkirakan tipe mana yang lebih sesuai denganmu.

1.Tipe Konservatif atau Risk Averse

Tipe investor yang termasuk dalam tipe konservatif biasanya lebih memilih untuk menghindari resiko (risk averse). Atau bisa dikatakan juga takut menanggung resiko. Favorit tipe konservatif adalah memilih instrumen investasi yang aman dan menjaga modal awal (pokok investasi) agar tidak berkurang.

Tipe investor ini tidak mengharapkan keuntungan sangat besar. Tipe ini sudah senang dengan nilai investasi yang bergerak stabil. Tipe konservatif juga umumnya tidak memusatkan perhatian pada portofolio investasi.

Untuk investasi low risk mungkin akan membutuhkan jangka waktu lebih lama untuk mendapatkan keuntungan. Maka pilihan investasi jangka panjang bisa menjadi pilihan. Sepertti misalnya deposito, reksa dana pendapatan tetap, pasar uang dan obligasi.

Kecenderungan investor konservatif adalah mengutamakan keamanan dalam berinvestasi. Ketimbang perolehan keuntungan besar namun dengan resiko besar. Maka biasanya tipe investor ini berinvestasi untuk persiapan dana pendidikan atau dana pensiun.

2.Tipe Moderat (Sedang)

Tipe investor moderat bisa dikatakan sebagai seorang medium risk taker, atau pengambil resiko menengah. Tipe ini akan mempertimbangkan dengan cermat resiko-resiko yang mungkin muncul dalam investasi yang ditanamkannya.

Tipe moderat siap menerima naik turun (fluktuasi) nilai investasi jangka pendek. Namun, tipe investor ini tidak siap kehilangan semua modal investasi dan juga mengharapkan keuntungan dalam jangka panjang.

Maka investasi yang paling sesuai untuk tipe ini adalah reksa dana campuran. Kecenderungan yang diambil tipe moderat adalah membagi dananya pada beberapa instrumen investasi. Mulai dari investasi high risk, medium risk dan juga low risk. Investasi campuran memiliki resiko relatif lebih rendah dari investasi saham tapi memiliki potensi keuntungan lebih tinggi dari jenis investasi low risk.

3.Tipe Agresif

Tipe investor yang ketiga inilah penganut sejati moto “High risk, high return. Low risk, low return” dan termasuk dalam pengambil resiko tinggi (high risk taker). Sehingga investor agresif siap untuk menjadi kaya, tapi juga siap jatuh miskin.

Umumnya tipe investor agresif merupakan orang-orang yang fokus dalam dunia investasi. Sikap mental ini membuat tipe agresif siap menginvestasikan uangnya pada berbagai instrumen keuangan. Namun mereka akan menganalisis portofolio investasi dengan sangat teliti. Jenis investasi dengan pergerakan cepat dan resiko tinggi seperti saham dan valas biasanya menjadi pilihan utama.

Setelah mengetahui ketiga profil tipe investor tersebut, apakah kamu sudah tahu tipe seperti apa yang sesuai dengan karaktermu? Jika belum, kamu akan mengetahuinya, setelah mengikuti tes yang disediakan oleh Ajaib bagi semua calon investor. Sehingga kamu bisa berinvestasi reksa dana sesuai dengan kepribadianmu.

Cara Meminimalkan Risiko Dalam Berinvestasi

Salah satu yang kerap luput dilakukan orang saat melakukan perencanaan keuangan adalah tindakan meminimalkan risiko finansialnya. Padahal tak peduli sebesar apapun jumlah pemasukanmu, tipe investor apapun kamu, hal itu bisa ludes begitu saja apabila tidak terlindungi dengan baik. Tentunya kamu tak mau hal ini berlaku padamu kan? Berikut adalah tindakan yang bisa kamu ambil untuk minimalkan risiko keuanganmu.

# Pahami Macam-Macam Risiko Finansial

Sebagian besar risiko finansial dapat dikategorikan sebagai risiko sistematis atau non-sistematis. Risiko sistematis mempengaruhi seluruh perekonomian dan semua bisnis di dalamnya, contoh risiko sistematis adalah kerugian akibat resesi.

Risiko non-sistematis adalah risiko yang bervariasi antara perusahaan atau industri. Risiko-risiko ini dapat diminimalisasi melalui perencanaan yang cermat. Suku bunga, perang, dan resesi ekonomi dapat menjadi faktor risiko sistematis. Risiko sistematis dapat disangga dengan melakukan hedging.

Risiko non-sistematis juga dikenal sebagai “risiko unik” karena berlaku untuk satu perusahaan. Secara umum, semakin banyak risiko yang diambil sebagai bagian dari investasi keuanganmu, semakin banyak keuntungan yang didapatkan. Karena kamu tidak dapat memprediksi kapan keuntungan ini akan terjadi, namun, perencanaan yang cermat diperlukan untuk mengetahui seberapa besar risiko yang mampu kamu tanggung.

# Tentukan tingkat risiko yang terkait dengan beragam investasimu

Sebelum minimalkan risiko, kamu harus memahami seberapa besar risiko yang dapat diharapkan dari setiap jenis investasi. Pertimbangkan tujuan investasi , dan jumlah risiko yang dapat kamu tanggung untuk masing-masingnya. Kembali lagi, tipe investor menentukan jenis investasi yang kamu miliki.

Saham adalah beberapa investasi paling berisiko, tetapi juga dapat memberikan pengembalian tertinggi. Saham tidak memiliki jaminan pembayaran, dan mengubah kepercayaan investor dapat menciptakan volatilitas pasar, menurunkan nilai saham.

Obligasi kurang berisiko dibandingkan saham karena sebagai instrumen utang sehingga pembayarannya dijamin. Oleh karena itu, tingkat risiko obligasi tergantung pada kelayakan kredit penerbitnya. Kamu juga harus memperhitungkan risiko tingkat bunga, yang lebih memengaruhi obligasi daripada memengaruhi saham. Meningkatnya suku bunga berarti jatuhnya harga obligasi.

Investasi setara uang tunai, seperti rekening pasar uang, rekening tabungan, atau obligasi pemerintah adalah yang paling tidak berisiko. Investasi ini juga sangat likuid, tetapi memberikan pengembalian yang rendah. Jangan lupa pilih investasi di lembaga yang mendapatkan izin pemerintah dengan terdaftar dan diawasi oleh OJK agar investasimu aman dan terjamin.

# Gunakan Uangmu untuk Membeli Aset yang Menghasilkan Pendapatan dan Menurunkan Risiko Dengan Meningkatkan Arus Kas

Ketika kamu melihat data, orang miskin dan kelas menengah cenderung memiliki kebiasaan membeli barang-barang yang nilainya menurun seiring waktu, serta membutuhkan pemeliharaan dan pemeliharaan. Lebih parah lagi, mereka sering mengambil pinjaman, kemudian membayar biaya bunga yang tidak pengurangan pajak, yang pada dasarnya adalah biaya “menyewa” uang.

Entah itu mobil baru yang disebutkan di atas atau pakaian mahal, mereka yang ditakdirkan untuk kesulitan keuangan memprioritaskan pengeluaran ini dibandingkan pendanaan sumber-sumber baru pendapatan pasif tahunan. Mereka lebih suka membeli pernak-pernik daripada dividen, bunga, dan sewa. Seorang yang sukses secara finansial akan membalikkan urutan prioritas mereka. Barang mewah berada di urutan kedua dan aset produktif di urutan pertama.

Dengan kata lain, orang kaya cenderung menginvestasikan uang dengan bijak dengan mengambil utang untuk membeli aset yang menghasilkan, bukannya mengkonsumsi uang tunai. Mereka dapat meminjam uang untuk membangun bisnis dan bukan untuk membeli mobil baru. Mereka menggunakan uang mereka untuk membuka waralaba McDonald’s lokal atau memulai bisnis manufaktur, bukan membeli gadget terbaru.

Aset-aset itu akan meningkat nilainya jika dikelola dengan baik. Beberapa tahun dari perbedaan ini, dan alasan beberapa orang menjadi lebih kaya dan beberapa menjadi lebih miskin menjadi terlalu jelas. Kekuatan compounding akan mengubah keuntungan kecil menjadi jurang lebar seiring waktu.

Kamu tidak ingin bergantung pada satu atau bahkan dua sumber pendapatan untuk gaya hidupmu.Ketika seseorang diberhentikan dari pekerjaannya, mereka dan pasangannya sering tidak memotong pengeluaran dengan cukup cepat karena mereka pikir pekerjaan akan mudah ditemukan, memaksa mereka untuk menambah saldo kartu kredit atau memanfaatkan rekening pensiun yang sangat dibutuhkan.

Uraian di atas akan membantumu menganalisis diri untuk mengetahui tipe investor seperti apakah kamu. Namun jangan keburu yakin dahulu, kamu butuh masukan dari pihak luar untuk memastikan kategori tipe investormu. Ajaib akan memberikan layanan konsultasi perdana dan tes sederhana untuk tahu apakah kamu tipe investor konservatif, moderat atau agresif. Setelah memahami posisimu maka lakukan langkah preventif untuk menekan risiko sekaligus memaksimalkan potensi keuntunganmu.

Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait