Ajaib.co.id – saham SRIL merupakan salah satu saham di Indonesia yang bergerak secara stagnan di tahun 2019. Tanggal 24 September 2019, SRIL saham bergerak turun 2 poin dari hari sebelumnya ke angka Rp328. Dalam kurun waktu September dan Agustus 2019, pergerakan SRIL saham memang naik-turun, tapi tidak terlalu signifikan. Mencapai angka tertinggi di Agustus 2019 dengan level Rp338, hanya berbeda 10 poin dari tanggal saat ini.
Namun, pada tahun 2021 ini, saham SRIL digembok atau dikunci oleh Bursa Efek Indonesia atau BEI. Di mana, suspensi atau penggembokan saham ini dilakukan berdasarkan Pengumuman Bursa No. Peng-SPT-00006/BEI.PP3/05-2021 tanggal 18 Mei 2021. Bursa melakukan Penghentian Sementara Perdagangan Efek (Suspensi) PT Sri Rejeki Isman Tbk di Seluruh Pasar terhitung sejak Sesi I Perdagangan Efek tanggal 18 Mei 2021.
Dalam pengumuman tersebut dijelaskan bahwa pencabutan suspensi saham ini baru bisa dilakukan jika perusahaan telah melakukan pembayaran pokok dan bunga atas surat utang jangka menengah atau MTN Sritex Tahap III Tahun 2018 ke-6.
SRIL Mengajukan Relaksasi Pinjaman
Untuk membuka gembok perdagangan sahamnya, SRIL telah mengajukan proposal penundaan kewajiban pembayaran utang hingga 15 tahun. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mempertimbangkan kelanjutan usaha jangka panjang, menginat faktor eksternal yang masih belum menentu hingga beberapa tahun ke depan.
Menurut Joy Citradewi selaku Head of Corporate Communication SRIL, dampak pandemi Covid-19 masih terjadi hingga hari ini, yang terlihat dari market demand yang melemah dan isu logistik global yang belum menunjukkan pemulihan.
Dengan skema yang diajukan, pihak SRIL berharap pemulihan perusahaan dapat memberikan aspek keberlanjutan kepada keuangan perusahaan, seiring membaiknya kondisi makro dalam negeri dan negara tujuan ekspor lainnya.
Selain itu, Sritex juga mengusulkan untuk membatalkan semua bunga, denda, dan biaya lain terkait utang hingga Sritex ditetapkan berada dalam posisi PKPU sementara.
Berdasarkan draft usulan penyelesaian utang, Sritex akan menukar obligasi US$150 juta yang akan jatuh tempo 2024, dengan dua obligasi baru. Di mana, obligasi baru ini senilai US$66 juta bertenor 15 tahun dengan kupon antara 0,75 persen hingga 2,5 persen per tahun atau Seri A dan Seri B senilai US$84 juta bertenor 15 tahun.
Selain itu, obligasi senilai US$255 juta yang jatuh tempo pada 2025 juga akan ditukar dengan dua obligasi baru. Pemegang obligasi akan menerima dua obligasi baru bertenor 15 tahun senilai US$100 juta atau Seri A, dengan kupon antara 0,25 persen hingga 2,5 persen per tahun. Sementara Seri B, merupakan zero coupon notes senilai US$125 juta bertenor 15 tahun.
Profil SRIL Saham
SRIL Saham dikeluarkan oleh perusahaan tekstil bernama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1978. Sejak awal sudah bergerak di bidang tekstil, PT Sri Rejeki Isman mengembangkan usahanya ke berbagai macam industri, seperti industri pemintalan, industri penenunan, industri pencetakan, industri pencelupan, industri penyempurnaan tekstil dan pakaian jadi.
Perusahaan ini bahkan mengerjakan pemesanan dari luar negeri, fakta itu ada pada bisnis produksi seragamnya diminati oleh pihak NATO dan tentara Jerman. Ini berarti kualitas yang ditawarkan PT Seri Rejeki Isman memang tidak main-main. Berawal dari sebuah toko kecil yang menjual kain, PT Sri Rejeki saat ini berhasil menjadi perusahaan besar yang dikenal hingga ke mancanegara.
Hal ini karena ekspansi besar-besaran dan inovasi yang dilakukan perusahaannya. SRIL saham pertama kali ditawarkan kepada publik pada tanggal 7 Juni 2013. Jumlah saham yang ditawarkan ada sekitar 5.600.000.000 saham dengan nilai nominal per sahamnya Rp100 dan ditawarkan ke publik di angka Rp240.
Pendapatan SRIL Berasal dari Aktivitas Ekspor
Meski punya kans di negeri sendiri, tapi justeru pendapatan PT Sri Rejeki Isman sebagian besar berasal dari kegiatan ekspor. Transaksi pun dilakukan dengan mata uang Dolar Amerika sehingga ketika ditukarkan pada Rupiah jumlahnya jadi lebih tinggi.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) di tahun 2019 menyerahkan dividen untuk para pemegang saham sebesar Rp61 miliar atau 5 persen dari laba bersih yang berhasil didapatkannya di tahun kemarin. Namun, pembagian dividen ini tidak berlaku apa-apa bagi harga SRIL saham yang belum pernah ada menembus angka Rp400.
Pengusaha PT Sri Rejeki Isman memang mampu menjalani bisnisnya dengan beberapa strategi. Pabrik perusahaan berada di kota yang memiliki nilai UMR jauh lebih rendang dibandingkan Jakarta sehingga memungkinkan untuk menggaji pekerjanya sesuai dengan UMR kota tersebut.
Mereka juga mengusahakan minimnya kekeliruan dalam produksi pakaian. Hanya sekitar 1 persen pesanan yang dikembalikan karena mengalami kerusakan. Ini artinya kontrol kualitas yang dilakukan perusahaan bisa dibilang sangat teliti dan baik.
Apakah SRIL saham sedang bermain aman atau memang masih belum memenuhi target, kita tidak tahu. Namun untuk memiliki SRIL saham yang perusahaannya menunjukkan keuangan yang cukup baik sepertinya perlu kamu perhitungkan keuntungannya. Bermain aman itu perlu, tapi mengambil risiko untuk hasil yang lebih tinggi juga perlu.