Ajaib.co.id – Asia Pasifik merupakan pusat generasi milenial dunia, rumah bagi 58% persen populasi dunia yang berusia 20 hingga 38 tahun. Wilayahnya yang luas telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir karena generasi mudanya pindah ke dunia kerja dan membentuk kembali perekonomian.
Pergeseran lanskap tersebut telah memberikan manfaat bagi sejumlah kota di Negara Asia Pasifik karena telah menemukan kembali jati diri kota mereka untuk mencermin kehidupan yang lebih baik di abad ke-21. Namun, yang lainnya berjuang untuk mengakomodasi permintaan tempat tinggal untuk anak muda yang sesuai dengan kondisi finansial mereka, mengingat banyak pertimbangan yang melatarbelakangi mereka untuk menentukan tempat tinggal.
Dengan gaya hidup mereka yang konsumtif dan rendahnya inisiatif untuk menabung, rumah atau apartemen dengan harga yang terjangkau dan dikelilingi fasilitas yang menunjang kebutuhan mereka menjadi objektif utama kota-kota di Asia Pasifik. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari milenial sebagai generasi yang mendominasi umur produktif.
Jadi, di mana kota terbaik di Asia Pasifik untuk ditinggali generasi Y? Situs analisis keuangan yang berbasis di Singapura, VaueChampion, menilai 20 kota besar di kawasan Asia Pasifik untuk mencari tahu kota terbaik untuk milenial. Menggunakan data dari The Economist, World Economic Forum (WEF), dan World Health Organization (WHO), studi tersebut mengukur masing-masing kota berdasarkan tiga metrik utama, di antaranya prospek pekerjaan, biaya hidup, dan kualitas hidup. Rata-rata skor akan keseluruhan akan menetapkan hasil akhir.
Berikut lima kota terbaik untuk menjadi tempat tinggal bagi generasi millennial profesional yang dilansir dari CNBC.com.
Melbourne, Australia
Dengan reputasinya sebagai salah satu kota yang paling layak dihuni di dunia, mungkin tidak mengherankan jika Melbourne muncul sebagai salah satu kota terbaik untuk tempat tinggal milenial. Pasalnya, kota pesisir yang terletak di paling selatan Australia tersebut menawarkan semua yang dibutuhkan milenial untuk hidup.
Kota terbesar kedua di Australia ini mendapatkan keuntungan dari pertunjukan seni yang beragam, stadion olahraga ikonik, dan lokasi strategisnya yang dekat dengan pantai. Menjadikan Melbourne sebagai kota terbaik kedua yang menawarkan kualitas terbaik di Asia Pasifik. Sementara itu, dari aspek biaya hidup, penduduknya hanya menghabiskan sekitar 20% dari pendapatan untuk rumah atau apartemen, membuat Melbourne menempati peringkat ketiga dari lima negara terbaik untuk ditinggali.
Namun sayangnya, dua metrik tersebut terlihat buruk hanya karena aspek prospek pekerjaan. Tingkat pengangguran di Melbourne diperkirakan mencapai angka rata-rata 5%. Kota ini menempati posisi 18 untuk prospek pekerjaan bersama Sydney dan berada di atas Kota Jakarta, Indonesia.
Guangzhou, China
Salah satu kota terpadat di China, Guangzhou, mengamankan posisi di lima kota terbaik untuk tempat tinggal milenial di Asia Pasifik. Salah satu keunggulan yang ditawarkan Guangzhou dibandingkan kota-kota lain adalah metrik biaya hidup yang rendah.
Kota dengan populasi mencapai lebih dari 14 juta penduduk ini mencetak nilai tertinggi dari metrik keterjangkauan biaya hidup dan menempati peringkat pertama bersama Seoul, Korea Selatan. Berdasarkan data dari Value Champion, rata-rata penduduk di Guangzhou menghabiskan sekitar 22% pendapatan untuk sewa perumahan.
Sayangnya Guangzhou tertinggal dalam hal prospek pekerjaan dan kualitas hidup, namun, masing-masing dari dua metrik tersebut berada di urutan ketujuh dan kesebelas dari total 20 kota-kota di Asia Pasifik. Hal ini disebabkan tingkat pengangguran dan tingkat polusi yang tinggi.
Hong Kong, China
China kembali menambahkan kotanya sebagai kota terbaik untuk tempat tinggal milenial di Asia Pasifik. Kali ini Hongkong yang beberapa waktu lama sempat terjadi demo besar-besaran layak menjadi pertimbangan untuk kamu bekerja dan tinggal. Meskipun dikenal sebagai kota yang terkenal akan biaya hidup tinggi, Hongkong berada di peringkat ketiga karena didukung prospek pekerjaan yang kuat dan gaya hidup yang berkembang.
Hongkong merupakan salah satu pusat Ekonomi terkemuka di Asia, distrik administratif China ini menempati posisi ketiga dalam metrik prospek pekerjaan. Sementara itu, angka harapan hidup yang tinggi dan banyak pilihan hiburan membuat Hongkong mendapat peringkat keenam dalam aspek kualitas hidup.
Namun, kekurangan dari kota ini adalah gaya hidupnya yang tinggi sehingga membuat penduduk menghabiskan rata-rata 31% dari pendapatan untuk biaya sewa. Kota ini juga menempati peringkat kesembilan yang biasa-biasa saja untuk biaya hidup, sejajar dengan Kota Auckland, Selandia Baru.
Tokyo, Jepang
Jika milenial ingin mencapai keseimbangan di semua metrik, maka ibukota Jepang, Tokyo adalah kota terbaik kedua di asia bagi mereka. Kawasan bisnis yang ramah dan tingkat pengangguran hanya di angka 2,5% membuat kota ini meraih peringkat kelima dalam aspek prospek pekerjaan. Di lain hal, tingkat polusi dan kejahatan yang rendah membuat kota ini memiliki skor kualitas hidup yang sama baiknya.
Namun, biaya hidup yang tinggi membuat Tokyo tertinggal dibandingkan kota-kota lainnya. Penduduk Tokyo menghabiskan setidaknya 27% dari pendapatan untuk biaya sewa. Menurut ValueChampion, penghematan di Tokyo biasanya bisa dilakukan dari biaya transportasi, bahan makanan, dan hiburan.
Singapura, Singapura
Kota kecil yang terletak dekat dengan Batam, Indonesia ini menduduki peringkat pertama kota tempat tinggal terbaik bagi milenial menurut studi ValueChampion. Meskipun ukurannya kecil dibandingkan kota-kota yang lain, Singapura mencatat Gross Domestic Product (GDP) tertinggi dari semua kota yang diteliti. Kondisi ditambah dengan tingkat pengangguran yang hanya berada di angka 2,2% serta didukung lingkungan bisnis yang akomodatif, membuat Singapura berada di posisi pertama untuk aspek prospek pekerjaan.
Sementara itu, tingkat polusi yang rendah, keamanan yang tinggi, dan hiburan yang beragam membuat Singapura menjadi kota yang menduduki peringkat teratas dalam aspek kualitas hidup. Namun, semua kebahagiaan yang ditawarkan Singapura memiliki harganya sendiri. Kota ini memiliki skor yang relatif buruk dalam hal biaya hidup dan bertengger di posisi ketujuh jauh di belakang Taipei, Taiwan.