Ajaib.co.id – Memiliki tubuh dan jiwa sehat akan menghasilkan keluarga sehat. Menciptakan keluarga sehat bisa meningkatkan kualitas hidup. Bagaimana sebenarnya indikator keluarga sehat?
Pada 2017, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau biasa disebut Germas. Gerakan ini merupakan langkah mengenalkan perilaku hidup bersih sehat kepada masyarakat Indonesia.
Tujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat, meninggalkan perilaku serta kebiasaan kurang sehat, dan memperoleh dukungan pada program infrastruktur berbasis masyarakat.
Indikator Keluarga Sehat
Germas tak sekadar gerakan sekali muncul lalu tenggelam. Germas yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 berguna untuk mengingatkan masyarakat mengenai hidup sehat.
Di dalam Germas terdapat lima kategori yang dijabarkan menjadi 12 indikator keluarga sehat.
1. Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) menjadi indikator keluarga sehat. Karena keluarga sehat adalah keluarga yang mampu merencanakan kelahiran anak-anaknya (maksimal dua anak), atau membatasi jumlah keluarganya.
Kemudian juga mendapatkan penyuluhan sekaligus pelayanan KB oleh tenaga kesehatan di lingkungannya (kelurahan), promosi KB dari pemuka agama, serta mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi selama sekolah atau kuliah.
2. Persalinan di Fasilitas Kesehatan
Kesehatan ibu dan calon adalah tak luput dari pantauan Germas. Sehingga indikator keluarga sehat berikutnya adalah ibu yang akan melakukan persalinan di fasilitas kesehatan resmi. Misal Puskesmas atau rumah sakit.
3. Imunisasi Dasar Lengkap
Tak hanya ibu, keluarga sehat juga juga memiliki indikator bagi bayi. Jika di keluargamu memiliki bayi usia nol hingga dua tahun, ia harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Imunisasi tersebut Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, plus Campak.
Faktor pendukung indikatornya adalah terdapat layanan imunisasi dasar di Puskesmas atau di fasilitas kesehatan lain.
4. ASI Eksklusif
Untuk meningkatkan kualitas hidup dimulai sejak bayi lahir. Selain imunisasi, bayi harus memperoleh ASI eksklusif minimal selama enam bulan.
Jika sang ibu mengalami kesulitan dalam memberikan ASI, ia seharusnya mendapatkan pelayanan konsultasi dari Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. Ibu juga harus mengantongi promosi dari tenaga kesehatan mengenai hal penting memberikan ASI eksklusif.
5. Monitor Tumbuh Kembang Bayi dan Balita
Memonitor tumbuh kembang bayi dan balita setiap bulan termasuk indikator keluarga sehat. Orang tua seharusnya memperoleh layanan kesehatan setiap bulan, minimal menimbang berat badan serta mendapatkan bimbingan dari Puskesmas atau kelompok ibu di lingkungan rumah.
Begitu pula dengan anak yang telah sekolah (TK atau KB), tumbuh kembang mereka dimonitor oleh sekolah masing-masing.
6. Pasien TB Berobat Sesuai Ketentuan
Indikator selanjutnya berhubungan dengan pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Kalau di keluargamu ada seseorang yang batuk-batuk lebih dari dua minggu atau orang dengan tuberkulosis (TB), ia wajib berobat sesuai ketentuan yang berlaku.
Faktor pendukungnya adalah pelayanan kesehatan TB dan penyakit paru di Puskesmas atau rumah serta sakit, keluarga lain harus mengawasi pasien dalam mengonsumsi obat atau PMO untuk mengingatkan pasien.
7. Pasien Tekanan Darah Tinggi Berobat Teratur
Apakah di dalam keluargamu ada yang memiliki tekanan darah tinggi? Jika ya, ia harus berobat secara teratur. Karena kondisi tersebut memicu komplikasi dan penyakit serius lainnya.
Sehingga keluarga dapat memperoleh akses kesehatan di faskes terdekat, pasien bisa mendapatkan pengawasan menelan obat sesuai kebutuhan, berkonsultasi untuk berhenti merokok, beraktivitas fisik dengan warga sekitar rumah, serta keluarga juga harus mengetahui makanan dan minuman bagi pasien tekanan darah tinggi.
8. Pasien Gangguan Jiwa Tidak Diterlantarkan
Jika salah seorang anggota keluarga memiliki gangguan jiwa, jangan diterlantarkan. Periksakan ia ke dokter, lalu ikuti perawatan atau pengobatan.
Dengan dukungan keluarga dan layanan kesehatan memadai akan membantu pemulihan jiwanya. Jika kondisi pasien stabil, ia bisa meningkatkan kualitas hidup.
9. Keluarga Bebas Rokok
Idealnya, terdapat larangan merokok di tempat umum (sekolah, perkantoran, pusat belanja, tempat ibadah, dan lainnya) dan pembatasan usia pembeli rokok di warung atau minimarket.
Sehingga tak ada anak di bawah umur yang merokok, kesehatannya tak terganggu, yang nantinya dapat meningkatkan kualitas hidup.
10. Anggota BPJS
Sebagai keluarga sehat, kamu dan semua keluarga yang tercantum di Kartu Keluarga (KK) seharusnya menjadi anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Dengan BPJS, kamu akan menerima layanan kesehatan gratis dan tepat plus memiliki kemudahan dan memperoleh obat. Kalau kamu dan keluarga belum punya BPJS, segera daftar dan pilih iuran yang sesuai kemampuan. Dan bayar rutin setiap bulan.
11. Akses Air Bersih dan Layak Minum
Keluarga sehat juga memiliki indikator mengenai lingkungan sehat. Salah satunya mempunyai akses terhadap air bersih dan layak untuk diminum. Misal air sumur bersih dan PDAM.
Tak hanya itu, keluarga juga harus mendapatkan air bersih di tempat umum (misal sekolah atau kantor) dan penyuluhan air bersih dari tenaga kesehatan.
12. Memiliki Jamban Sehat
Keluarga sehat harus memperoleh penyuluhan mengenai penggunaan jamban sehat dan manfaatnya. Dan tak ketinggalan, keluarga memiliki jamban sehat. Dengan kata lain jamban dengan bentuk leher angsa, bukan jamban tanah.
Untuk mendukung keluarga sehat, Kemenkes meluncurkan aplikasi Keluarga Sehat bagi tenaga kesehatan. Aplikasi di android ini untuk mendata keluarga dalam rangka program Indonesia Sehat, Detik.com (13/08/2019).