Investasi

5 Hal Tentang Inflasi yang Perlu untuk Kamu Ketahui

tentang inflasi

Ajaib.co.id – Berbicara tentang inflasi mungkin mengingatkanmu akan krisis moneter. Mengapa momok inflasi ini begitu menakutkan? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan redaksi Ajaib yang akan membahas tentang inflasi ini.

Inflasi merupakan salah satu kata yang seringkali dianggap sebagai petaka dalam sebuah kondisi perekonomian, walaupun sebenarnya inflasi bisa saja mendatangkan dampak positif. Tanda-tanda peningkatan inflasi dapat terlihat dari hal yang tak melulu besar, misalnya saat ini harga bawang bombay mahalnya selangit, atau ada di saat-saat tertentu harga cabai yang naik. Bisa jadi itu adalah penyumbang inflasi

Melihat banyak hal tentang inflasi yang perlu kamu ketahui, ditambah dengan situasi dunia yang sedang goyah karena dilanda pandemi Covid-19. Ajaib telah mengumpulkan beberapa informasi tentang inflasi untuk kamu.

Naiknya Harga Barang dan Jasa

Inflasi, seperti dikutip dari laman resmi Bank Indonesia berarti kenaikan harga terus menerus dalam jangka waktu tertentu dan bersifat umum. Jadi kalau harga yang naik hanya 1 dan 2 barang bukan merupakan inflasi.

Sementara itu menurut World Bank, inflasi merupakan kenaikan persentase tahunan dari biaya hidup yang diukur dari Indeks Harga Konsumen. Indeks harga konsumen ini diambil berdasarkan pada keranjang perwakilan barang dan jasa yang dibeli konsumen dalam kegiatan perekonomian.

Secara sederhana inflasi berarti kecenderungan naiknya harga pokok kebutuhan masyarakat yang berlangsung selama terus menerus secara kontinu, kenaikan ini muncul pada harga barang dan jasa. Jadi, apabila harga-harga tersebut terus-menerus meningkat, maka akan ada peningkatan pula dalam nilai inflasi.

Indikator Pengukur Tingkat Inflasi

Seperti yang sebelumnya disebutkan, Indeks Harga Konsumen atau disingkat IHK merupakan salah satu indikator yang sering digunakan dalam mengukur tingkat inflasi maupun deflasi. Perubahan IHK menunjukkan adanya pergerakan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Menentukan harga barang dan jasa dalam IHK dilakukan atas Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Lalu kemudian data yang dimiliki tersebut dapat menjadi acuan untuk nantinya memonitor kegiatan perekonomian masyarakat terhadap suatu jenis barang dan jasa.

Selain IHK, menurut BI ada indikator lainnya yaitu Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). IHPB merupakan gambaran perkembangan harga transaksi antara pedagang besar pertama dengan pedagang besar berikutnya pada pasar pertama biasanya lingkupnya adalah pedagang grosir. Yang termasuk ke dalam perkembangan harga dalam IHPB adalah perkembangan harga di Sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri, Kelompok Barang Ekspor dan Impor dalam skala nasional. IHK mengelompokkan pengukuran inflasi ke dalam 7 klasifikasi yaitu:

  • Kelompok Bahan Makanan
  • Kelompok Makanan Jadi, Minuman Rokok, dan Tembakau
  • Kelompok Perumahan Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
  • Kelompok Sandang
  • Kelompok Kesehatan
  • Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
  • Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Selain itu ada indikator lainnya yang dapat memengaruhi tingkatan inflasi, diantaranya Indeks Harga Produsen (IHP) yang mengukur perubahan harga yang diterima produsen atas barang yang mereka produksi; Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) yang menunjukkan besaran perubahan harga seluruh barang baru, produksi lokal, barang jadi, dan jasa; dan yang terakhir adalah Indeks Harga Aset yang menggambarkan pergerakan harga aset.

Faktor Penyebab Kenaikan Inflasi

Ada tiga faktor yang menyebabkan inflasi menjadi naik, faktor-faktor tersebut berdasarkan kejadian khusus dalam sebuah kegiatan ekonomi seperti meningkatnya permintaan terhadap suatu jenis barang yang mempunyai ketersediaan terbatas, sehingga terjadi lonjakan harga yang menyebabkan inflasi naik.

Faktor selanjutnya adalah kenaikan biaya produksi yang disebabkan karena adanya kenaikan pada harga barang baku ataupun upah pekerja. Selain itu inflasi juga dapat disebabkan oleh banyaknya uang yang beredar di masyarakat yang menyebabkan kenaikan daya beli, namun lagi-lagi ketersediaan barang yang jumlahnya statis.

Dampak Inflasi pada Perekonomian

Seperti dua sisi koin, inflasi memiliki dampak positif dan negatif terhadap pertumbuhan perekonomian suatu negara. Inflasi dapat dikatakan menghasilkan hal yang positif apabila dengan adanya inflasi tersebut pengusaha dan produsen terdorong untuk melakukan peningkatan produksi hingga menghasilkan kenaikan di bidang perekonomian. Atau dapat juga berdampak negatif ketika harga barang yang terus menerus naik, namun jumlah penghasilan yang didapat tetap.

Inflasi juga dapat menurunkan devisa, karena kemampuan dalam mengekspor barang ataupun jasa akan berkurang ketika terjadi inflasi di negara tersebut. Hal ini dikarenakan harga ekspor yang mahal sehingga mengalami penurunan daya saing.

Inflasi memiliki dampak pula terhadap minat menabung, karena biasanya kondisi keuangan seseorang lebih sulit daripada di hari-hari biasanya. Selain itu, inflasi juga membuat para produsen kesulitan sehingga penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat hal ini mengakibatkan ketidakpastian dalam kondisi perekonomian di suatu negara.

Tingkat Inflasi di Tengah Pandemi Covid-19

Kondisi akibat meluasnya pandemi Covid-19 memang tidak membuat perekonomian dunia yang asalnya sedang pulih dari ketidakpastian, kembali masuk ke era ketidakpastian. Begitupun perekonomian Indonesia, sejak diterapkannya physical distancing di bulan Maret nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Namun setelah melakukan survei harga kebutuhan masyarakat, Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat inflasi di Indonesia sebesar 0,11 persen yang terbilang stabil.

Ketidakpastian kondisi perekonomian saat ini jangan menjadi halangan untuk kamu tetap berinvestasi, karena apabila kamu melakukan sistem beli dan tahan modal yang kamu investasikan akan mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.

Kamu dapat menggunakan waktu seperti saat ini untuk berinvestasi dengan harga murah dan memanen keuntungannya dalam kurun waktu yang panjang. Tidak usah khawatir Ajaib sebagai platform investasi yang pintar dan mudah digunakan dapat membantu kamu berinvestasi sesuai keinginanmu dan portofolio yang kamu miliki. Ayo jangan panik dan teruslah berinvestasi!

Bacaan menarik lainnya:

Abdul, Wahab. (2012). Pengantar Ekonomi Makro, Samata:Alauddin University Pers


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait