Milenial

4 Sepeda Seli Buatan Lokal: Kekinian & Gak Bikin Kantong Jebol

Sumber: Pixabay

Ajaib.co.id – Bersepeda dengan sepeda seli kini jadi alternatif masyarakat untuk berolahraga di tengah penerapan aturan pembatasan sosial oleh pemerintah.

Hal ini dikarenakan sejumlah fasilitas umum dan sarana olahraga ditutup demi mencegah terjadinya kerumunan demi mengurangi penularan virus COVID-19.

Maka tak heran jika sepeda lipat atau yang akrab dengan sebutan seli jadi produk populer sekarang ini. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sepeda seli, sejumlah produsen menawarkannya dengan harga terjangkau.

Semakin banyak masyarakat yang mencari sepeda lipat menjadikan bersepeda tidak hanya menjadi hobi semata tetapi sebagai sarana berolahraga untuk meningkatkan imun.

Sebab di masa pandemi COVID-19, olahraga dianggap cara yang tepat dan efektif menjaga kesehatan dan imun tubuh selain menetapkan protokol kesehatan.

Asal Usul Sepeda Lipat

Kemunculan tren bersepeda dipicu oleh keinginan masyarakat beraktivitas di luar ruangan yang tinggi setelah tiga bulan lebih melakukan karantina di rumah.

Menariknya sepeda lipat atau dalam bahasa Inggrisnya disebut folding bike ternyata sudah ada sejak Perang Dunia II. Pada masa itu seli dipakai jadi tunggangan militer Eropa untuk keperluan perang.

Lalu bagaimana ceritanya seli bisa menjadi tren seperti sekarang ini? berikut poin-poinnya.

  • 1887

Konsep sepeda lipat pertama kali dicetuskan oleh penemu asal Amerika Serikat bernama Emmit G Latta. Di tahun 1887 ia mengajukan paten atas improvisasi model sepeda rancangannya.

Idenya sederhana, Latta menginginkan sepeda lebih nyaman, ketahanan tinggi, perawatan yang mudah, serta mudah dikendalikan.

Kemudian idenya itu dibeli oleh Pope Manufacturing Company. Namun, sampai saat ini belum pernah ditemukan contoh sepeda seli buatan Pope.

  • 1890-an

Selanjutnya perjalanan sepeda lipat dimulai dengan ikut jadi bagian dari sejarah militer Eropa. Berdasarkan laman Thevintagenews, tahun 1890-an tentara Prancis tertarik menggunakan sepeda lipat untuk kebutuhan militer mereka.

  • 1900

Satu dekade kemudian, tentara Inggris rupanya mengikuti jejak Prancis dengan menggunakan sepeda lipat rancangan Mikael Pedersen untuk akomodasi keperluan militer.

Sepeda tersebut sudah dilengkapi rak senapan dan kali ini diberi nama Detachable Dursley-Pedersen Cycle.

  • 1939

Di tahun ini sepeda lipat dirancang dengan model baru, yakni menggunakan roda kecil dan rangka rendah. Model Le Petit Bi jadi inovasi terbaru seli saat itu yang berasal dari Prancis hasil rancangan Andre Jules Marcelin dan dipatenkan pada 1939.

Namun, meletusnya Perang Dunia II pada 1942 membuat seli ini urung diproduksi massal.

  • 1940-an

Setelah itu banyak negara ikut menggunakan sepeda seli untuk dijadikan alat transportasi pasukan militer karena bentuknya yang ringkas bisa dibawa terbang bersama pasukan penerjun payung.

Bahkan The British WWII Airborne BSA merancang sepeda lipat model khusus untuk kebutuhan Perang Dunia ke II.

  • 1970-1971

Pada tahun 1970-an, sepeda lipat mulai dilirik masyarakat Eropa. Salah satu yang paling populer di masa itu adalah Raleigh Twenty. Sepeda ini baru diperkenalkan pada 1971 dan produksinya mampu bertahan selama 13 tahun.

Dalam masa ini juga, seorang perancang Harry Bickerton memperkenalkan sepeda lipatnya yang diberi nama Bickerton Portable. Sepeda ini dirancang tanpa pengelasan yang memiliki banyak tuas dan klem sehingga mudah dilipat serta fleksibel.

  • 1979

Di tahun 1979, seorang penemu dari Inggris Andrew Ritchie menciptakan rancangan sepeda lipatnya bernama Brompton yang terinspirasi dari Bickerton. Sampai saat nama Brompton jadi salah satu brand sepeda kelas atas yang telah memproduksi lebih dari 45 ribu sepeda tiap tahunnya.

  • 1980-an

Sepeda lipat Bickerton rupanya jadi cikal bakal terciptanya sepeda lipat modern. Selain Andrew Ritchie, Dr. David Hon dan Henry Hon juga menciptakan sepeda lipat Dahon yang terinspirasi dari rancangan milik Harry Bickerton tersebut.

Produksi terus bertahan sampai sekarang dengan menguasai 60% penjualan seli di Eropa.

Sepeda Lipat dengan Harga Terjangkau

Beli sepeda seli tidak harus mahal seperti Brompton karena nyatanya saat ini kamu sudah bisa beli sepeda dengan harga di bawah Rp10 juta. Berikut ini rekomendasi merek sepeda lipat lokal buat kamu:

  • United Trifold 1S

Bagi yang mendambakan sepeda Brompton tapi dana terbatas, ada alternatif lain yakni United Trifold 1S. Produsen asli Indonesia ini mengeluarkan varian yang mirip dengan model sepeda asal Inggris tersebut.

Trifold hadir dengan desain yang ringkas, modern, dan warna menawan. Terbuat dari bahan alloy dengan ban berukuran 16 serta model tiga lipatan yang stylish akan memberikan pengalaman seru menyusuri jalanan kota. Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp5 juta sampai Rp7 jutaan.

  • Polygon Urbano I3

Mau yang lebih murah lagi, ada Polygon Urbano 13. Sepeda lipat lokal ini didesain dengan model menawan dan lebih tegak untuk kenyamanan maksimal, lengkap dengan fender dan rear cargo rack untuk mobilitas harian.

Rangka alloy yang kukuh dan berat hanya 11,6 kg membuat sepeda ini mudah dibawa kemana pun. Harga yang ditawarkan sekitar Rp4-5 jutaan.

  • Element Troy

Sepeda seli produksi Element ini salah satu yang laris di pasaran. Hampir seluruh sepeda lipatnya memakai bahan alloy dan ban 16 inci lengkap dengan sistem rem, mechanical disc brake tongli rotor, serta thumbshifter sensah.

Seri Troy paling laris, salah satunya adalah Gold Chrome yang dijual dengan harga Rp4 jutaan. Sekilas bentuknya mirip FnHon varian Gust.

  • Pacific Bike Noris 5.0

Sepeda lipat dari Pacific ini menawarkan kenyamanan lebih saat bepergian dengan adanya tas ekstra. Kamu bisa menaruh ponsel maupun minuman ke dalam tas tersebut dan aman dari hujan karena anti air.

Cocok untuk kamu yang hobi bersepeda dengan rute mendatar atau menanjak. Pacific Bike Noris 5.0 dibanderol sekitar Rp7 hingga Rp8 jutaan.

Artikel Terkait