Milenial

10 Rekomendasi Buku yang Bisa Dibaca Selama WFH

Rekomendasi buku
Rekomendasi buku

Buat kamu sedang getol membaca, 10 rekomendasi buku ini layak dibaca selama bekerja dari rumah (Work From Home, WFH). Ada banyak penulis yang bisa membuat kamu mendapatkan buku terbaik untuk dibaca. Misalnya saja Richard Dawkins dari luar negeri hingga Pramoedya Ananta Toer.

The Great Influenza, John M. Barry

The Great Influenza adalah rekomendasi buku dari Bill Gates. Rekomendasi co-founder Microsoft Corporation ini mewakili kehidupan kita saat ini yang sedang berjuang dari ancaman covid-19.

Melalui buku ini, sejarawan John M. Barry memberikan semua informasi yang harus pembaca tahu tentang wabah paling mematikan dalam sejarah manusia, yaitu pandemi influenza pada 1918. Meski kondisi 1918 dan 2020 sangat jauh berbeda, tetapi The Great Influenza merupakan pengingat yang baik bahwa kita masih menghadapi banyak tantangan yang sama.

Good Economics for Hard Times, Abhijit V. Banerjee dan Esther Duflo

Abhijit V. Banerjee dan Esther Duflo adalah pasangan suami istri peraih Nobel Memorial Prize di bidang ekonomi. Menurut Gates, mereka berdua merupakan pakar ekonomi paling cerdas saat ini. Termasuk membuat ilmu ekonomi agar bisa diakses oleh semua orang.

Buat kamu yang sedang memperdalam ekonomi, Good Economics for Hard Times sangat relevan terhadap kondisi sekarang. Buku ini juga membahas tentang ketidaksetaraan dan perpecahan politik yang berfokus pada debat kebijakan di garis depan pada negara kaya seperti Amerika Serikat.

The Committed, Viet Thanh Nguyen

Pemenang Pulitzer 2015, Viet Thanh Nguyen, kembali menelurkan novel terbarunya pada 2021. The Committed cocok dibaca di sela-sela WFH-mu, karena ceritanya sangat seru. Diceritakan sosok protagonis yang tidak disebut namanya mengakhiri kariernya sebagai mata-mata komunis, lalu melarikan diri ke Paris, menurut Time.com

Di Paris, semangat hidupnya kembali hidup. Namun ia dan saudaranya justru masuk ke lingkaran masalah perdagangan narkoba hingga bertemu filsuf Sartre dan de Beauvoir. Novel yang menggabungkan aksi dan humor ini mengangkat isu-isu relevan saat ini, seperti ras, imigrasi, identitas, pandangan dunia yang tidak dapat didamaikan, dan kecanduan.

Klara and the Sun, Kazuo Ishiguro

Awal 2021, Kazuo Ishiguro merilis novel terbarunya yaitu Klara and the Sun. Kali ini, peraih Nobel Sastra 2017 mengangkat tema kemajuan teknologi dan distopia.

Ceritanya berpusat pada artificial friend atau teman buatan yang bernama Klara. Ia membuat pengamatan tentang dunia dari tempatnya di dalam toko, di mana ia berharap segera dipilih oleh calon pembeli. Di novel ini, Ishiguro membawa pertanyaan tentang cinta dan kemanusiaan melalui lensa yang unik.

Real Life, Brandon Taylor

Real Life dari Brandon Taylor merupakan salah satu novel terbaik 2020 versi Vulture.com. Novel menceritakan tentang kehidupan Wallace, mahasiswa pascasarjana biokimia yang sedang melakukan eksperimen.

Namun ia ragu terhadap pendidikannya yang didominasi oleh kulit putih. Di sisi lain, ia mengatasi pertempuran kecil dalam dirinya, keterasingan, serta kisah pelecehan. Novel ini layak dibaca di tengah istirahat makan siang atau pengantar tidur.

Hidden Valley Road, Robert Kolker

Hidden Valley Road adalah buku nonfiksi karya jurnalis Robert Kolker. Buku ini merupakan prestasi jurnalisme naratif sekaligus studi empati Kolker, menurut nytimes.com.

Melalui buku ini, Kolker mengungkap kisah keluarga Don dan Mimi Galvin yang memiliki 12 anak pada 1945. Semua anak tersebut cerdas dan rupawan. Namun enam anak di antaranya mengalami skizofrenia. Dan upaya keluarga mencari pertolongan untuk sehat secara mental dan menjadi subjek penelitian yang menyelidiki asal genetik untuk skizofrenia

The Things You Can See Only When You Slow Down, Haemin Sunim

Bila kamu merasa 2020 adalah tahun serba terburu-buru dan harus cepat berubah, pertimbangkan untuk memperlambat hidup. Bagaimana bisa? Biksu sekaligus penulis asal Korea Selatan, Haemin Sunim, membahas hal tersebut di The Things You Can See Only When You Slow Down.

Buku ini bisa menjadi mediamu dalam melihat sesuatu di tengah hiruk-pikuk dunia ini dan memberikan makna pada kehidupan. Karena Sunim berbicara langsung tentang kecemasan yang telah menjadi bagian dari kehidupan moderen dan mengingatkan pembaca mengenai kekuatan dan kegembiraan yang datang ketika kita berjalan pelan-pelan.

Mengheningkan Cinta, Adjie Santosoputro

Rekomendasi buku berikutnya adalah Mengheningkan Cipta dari Adjie Santosoputro. Buku ini mengajak pembaca untuk menerima dan memahami cinta seutuhnya. Bahwa cinta tak sekadar membawa tawa, tetapi juga duka dan luka.

Selain itu, buku ini juga menyadarkan kita untuk mengenali diri sendiri, lalu mengenali pasangan, serta perasaan dan pikiran yang datang pada diri kita. Mengheningkan Cinta tak hanya buat kamu yang sudah punya pasangan. Kamu yang masih sendiri pun bisa membacanya sebagai pedoman untuk memperbaiki diri. Buku ini juga wajib dibaca buat kamu yang sering berpikir negatif, apalagi sejak pandemi.

Guru Aini, Andrea Hirata

Andrea Hirata kembali merilis novel tentang pendidikan. Guru Aini. Ini merupakan novel yang menceritakan Bu Desi, guru matematika di daerah terpencil yang memiliki idealisme. Ia berusaha menemukan seorang siswa yang menguasai matematika.

Setelah bertahun-tahun mengajar, ia belum menemukan siswa yang dimaksud. Justru ia sering menjumpai siswa yang tidak suka dengan pelajaran hitung-menghitung tersebut. Guru Aini layak kamu baca selama WFH, karena buku ini menyuguhkan inspirasi dari guru yang gigih dan murid yang tak gampang menyerah sambil terselip humor menggelitik.

Sementara, Selamanya, Ika Natassa

Pandemi covid-19 membuat Ika Natassa tetap produktif. Nyatanya ia merilis novel Sementara, Selamanya, yang relevan dengan kondisi saat ini, menurut CNNIndonesia.com. Awalnya, Sementara, Selamanya adalah proyek skenario Ika dengan Reza Rahadian untuk sebuah mini seri. Namun setelah menjadi novel, Ika menggarap skenarionya.

Novel ini bercerita tentang kehidupan suami istri Saka dan Zara. Keduanya harus tinggal terpisah, karena Zara adalah dokter yang menangani pasien covid-19. Mereka menyempatkan video call, meski kenyataannya menjalani kehidupan seperti tidak mudah bagi keduanya. Apakah kehidupan seperti itu harus mereka jalani sementara atau selamanya?

Artikel Terkait