

Ajaib.co.id – PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan sebagai department store. Perusahaan berkode saham RALS ini didirikan pada tahun 1983 dan dikenal dengan merek gerai Ramayana yang menjual produk pakaian, sepatu, aksesoris, tas, kosmetik, hingga produk-produk kebutuhan sehari-hari.
Selain Ramayana, RALS juga mengoperasikan gerai lain dengan nama Robinson dan Cahaya. Di mana, RALS sudah mengoperasikan sebanyak 116 gerai meliputi Ramayana sebanyak 106 gerai, Robinson 7 gerai, dan Cahaya 3 gerai yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Target pasar utama RALS sendiri berada di sektor menengah dengan penghasilan rendah.
Mayoritas saham RALS saat ini dipegang oleh PT Ramayana Makmursentosa dengan jumlah 58,80 persen kepemilikan. Saham RALS sendiri mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa saham pada tahun 1996 dengan harga penawaran sebesar Rp3.200 per lembar saham.
Saat ini pergerakan harga saham RALS tengah melemah di angka Rp670 per lembar saham yang jauh di bawah harga penawaran pada penutupan perdagangan, Jumat 18 Juni 2021.
Lalu, apakah saham RALS saat ini masih layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan kondisi fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya? Mari kita bedah kinerja saham RALS.
RALS Catatkan Pendapatan yang Menurun 46,41 Persen di Kuartal Pertama Tahun 2021
Masa pandemi memberikan dampak besar bagi omzet penjualan RALS hingga melakukan pengurangan karyawan di beberapa gerai Ramayana. Memasuki tahun 2021, kinerja bisnis RALS masih belum sepenuhnya kembali bangkit.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di kuartal pertama tahun 2021, RALS mencatatkan pendapatan yang turun 46,41 persen menjadi Rp490,94 miliar dari pendapatan di periode sama tahun 2020 sebesar Rp916,13 miliar.
Adapun secara rinci pendapatan berasal dari penjualan barang beli putus sebesar Rp397,89 miliar dan komisi penjualan konsinyasi sebesar Rp93,04 miliar. Selain itu, sejumlah beban mengalami penurunan seperti beban pokok penjualan turun 48,93 persen menjadi Rp277,06 miliar serta beban umum dan administrasi turun menjadi Rp302,77 miliar.
Walaupun begitu, RALS mencatatkan rugi tahun berjalan mencapai Rp85,66 miliar yang berbanding terbalik dengan periode sama tahun 2020 untung Rp13,29 miliar.
Melihat Kinerja Keuangan RALS yang Terpantau Positif 5 Tahun Terakhir
Terlepas dari masa pandemi yang melemahkan hampir semua lini bisnis termasuk RALS, kinerja keuangan dalam beberapa tahun belakangan masih terpantau positif, baik dari segi pendapatan maupun laba, walaupun belum secara konsisten tumbuh.
Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar rupiah):
Laporan Laba Rugi | 2020 | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 |
Penjualan bersih | 2.527.951 | 5.596.398 | 5.739.553 | 5.622.728 | 5.857.037 |
Laba kotor | 1.077.589 | 2.494.081 | 2.506.605 | 2.212.294 | 2.202.498 |
Laba rugi tahun berjalan | -138.874 | 647.898 | 587.105 | 406.580 | 408.479 |
Berdasarkan data kinerja keuangan RALS dalam 5 tahun terakhir, secara penjualan masih terpantau positif walaupun tidak konsisten mengalami pertumbuhan. Sementara untuk laba tampak lebih baik, hanya saja di tahun 2020 RALS harus menderita kerugian yang disebabkan oleh penurunan pendapatan secara drastis di masa pandemi Covid-19.
Sementara untuk laba di tahun 2017 yang menurun tipis terjadi karena adanya sejumlah pos beban yang mengalami peningkatan sehingga menggerus raihan laba di tahun tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa masa pandemi memang memberikan dampak besar bagi bisnis RALS di tahun 2020. Di mana, omzet penjualan menurun tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini juga tampak dari rasio keuangan di tahun 2020. Jika dilihat berdasarkan rasio keuangannya, memang bisnis RALS di tahun lalu sedang dalam kondisi yang tidak sehat.
Berikut data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2020 melalui informasi finansial perseroan:
Rasio | 2020 |
ROA | -0,6% |
ROE | -1,2% |
NPM | -5,5% |
CR | 345,8% |
DER | 42% |
Melihat Prospek Bisnis RALS ke Depan
Untuk mengetahui kelayakan dari saham emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, strategi bisnis yang akan dilakukan di tahun 2021 ini tentu menjadi acuan penting.
Dengan begitu, saham RALS bisa menjadi pilihan yang tepat untuk dikoleksi oleh para investor. Salah satu strategi yang bakal dilakukan di tahun ini adalah membuka sebanyak 5 gerai baru.
Di mana, langkah tersebut merupakan rencana sejak tahun lalu. Dikarenakan masa pandemi Covid-19 yang berlangsung menghasilkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar di setiap wilayah Indonesia, maka rencana ekspansi RALS di tahun lalu sempat tertunda dan rencananya akan direalisasikan di tahun 2021.
Hal tersebut tampak pada RALS yang meresmikan outlet baru yaitu Ramayana Sabar Subur di Tangerang dan Ramayana Sukaramai Tradecenter di Pekanbaru. Perseroan sendiri sudah memetakan beberapa daerah potensial untuk membuka gerai baru dengan masih melihat pergerakan ekonomi nasional. Selain itu, RALS juga tengah gencar melakukan buyback saham di pasar.
Di mana, saham RALS sendiri berhasil dibeli kembali hingga 204,94 juta lembar saham atau setara 2,89 persen dari modal yang disetor. RALS juga menganggarkan dana mencapai Rp350 miliar untuk melakukan buyback saham atau maksimal 354,8 juta lembar saham. Tujuan dari aksi ini tentu adalah meningkatkan sentimen positif yang membuat pergerakan harga saham RALS meningkat.
Akan tetapi, aksi tersebut masih belum memberikan dampak pada kenaikan harga saham RALS di bursa dan justru saham RALS lebih sering berada dalam tekanan. Hal tersebut tampaknya tidak lepas dari dampak kinerja keuangan perseroan yang tertekan di awal 2021 karena adanya masa pandemi Covid-19.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek.
Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.