Investasi, Saham

5 Tanda Kamu Menemukan Saham Murah

Investasi saham menjadi salah satu yang paling direkomendasikan jika ingin meraup keuntungan di dunia investasi dalam jangka panjang. Pasar modal yang digelar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri mengharuskan investor beli saham paling tidak 1 lot alias 500 lembar. Untuk membelinya tentu butuh dana yang tidak sedikit. Di sisi lain, sulit sekali menemukan saham murah yang juga potensial.

5 Tanda Kamu Menemukan Saham Murah

Investasi saham menjadi salah satu yang paling direkomendasikan jika ingin meraup keuntungan di dunia investasi dalam jangka panjang. Imbal hasilnya paling tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, sebanding dengan risikonya pula. Namun saham yang potensial biasanya mahal, sedangkan saham murah kurang menjanjikan.

Pasar modal yang digelar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri mengharuskan investor beli saham paling tidak 1 lot alias 500 lembar. Untuk membelinya tentu butuh dana yang tidak sedikit. Karena itu, bursa saham kerap identik dengan investor bermodal besar dan sulit dimasuki investor pemula.

Sulit sekali menemukan saham murah yang juga potensial. Namun sebenarnya itu bukan hal yang mustahil sama sekali dan masih mungkin dilakukan. Saham murah adalah saham yang menawarkan nilai intrinsik yang lebih tinggi daripada harga pasar saat ini.

Saham murah terjadi karena berbagai faktor eksternal salah satunya seperti kenaikan suku bunga The Fed atau perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Hal ini juga bisa terjadi jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki kinerja negatif selama tahun berjalan sehingga banyak saham diobral murah.

Keberadaannya sangat jarang dan dinantikan sehingga kamu harus jeli dan cermat untuk memanfaatkannya jika sudah menemukannya. Selain itu, banyak pula yang tidak menyadari karakter dan keberadaan saham murah tersebut.

Jika sebagian investor tetap berpatokan pada daftar saham rekomendasi seperti saham perseroan terbatas dengan kapitalisasi pasar besar seperti saham perbankan, saatnya kamu berlaku cerdas dengan memilih saham yang undervalue. Dengan demikian, paling tidak kamu bisa meraih keuntungan dengan menjualnya ketika harganya tinggi.

Ciri-Ciri Saham Murah yang Wajib Dimiliki

Jika kamu tertarik untuk menemukan saham-saham murah, ada beberapa tanda yang secara historis berkorelasi untuk menemukan saham tersebut. Tentunya ini bisa diketahui dengan memahami lebih dalam soal laporan keuangan perusahaan terkait performanya. Karena itu, penting sekai bagi investor saham untuk mampu membaca laporan keuangan secara menyeluruh.

Artikel berikut akan membahas karakteristik yang umumnya dimiliki saham-saham murah. Karakteristik ini dapat berfungsi sebagai filter untuk mempersempit pemilihan saham untuk portofoliomu.

1. Saham Murah Umumnya Memiliki Price-to-Earning Ratio (Rasio P/E) yang Rendah

Rasio harga terhadap pendapatan (PER) adalah rasio untuk menilai perusahaan dengan mengukur harga saham saat ini relatif terhadap pendapatan per-sahamnya (EPS). Rasio harga terhadap pendapatan kadang-kadang juga dikenal sebagai kelipatan harga atau kelipatan laba.

Secara umum, rasio P/E menunjukkan berapa yang bersedia dibayarkan oleh pasar hari ini untuk sebuah saham berdasarkan pendapatan masa lalu atau masa depannya. Rasio P/E yang tinggi dapat berarti bahwa harga saham relatif tinggi terhadap pendapatan dan mungkin dinilai terlalu tinggi. Sebaliknya, rasio P/E yang rendah mungkin menunjukkan bahwa harga saham saat ini relatif rendah dibandingkan dengan pendapatan.

Maka dari itu, rasio P/E yang tinggi menunjukkan bahwa investor mengharapkan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi di masa depan dibandingkan dengan perusahaan dengan rasio P/E yang lebih rendah. Rasio P/E yang rendah dapat mengindikasikan bahwa suatu perusahaan saat ini berada pada kondisi undervalued.

2. Saham Murah Umumnya Memiliki Price-to-Book Ratio (Rasio P/B) yang Rendah

Perusahaan menggunakan rasio harga terhadap buku (rasio P/B) untuk membandingkan nilai pasar perusahaan dengan nilai buku dengan membagi harga per saham dengan nilai buku per saham. Nilai buku aset sama dengan nilai tercatatnya di neraca, dan perusahaan menghitungnya dengan aset terhadap akumulasi penyusutannya.

Rasio ini menunjukkan apakah kamu membayar terlalu banyak untuk apa yang tersisa jika perusahaan segera bangkrut. Dengan kata lain, jika perusahaan melikuidasi semua asetnya dan melunasi semua utangnya, nilai yang tersisa akan menjadi nilai buku perusahaan. Rasio P/B memberikan realitas yang berharga bagi investor yang mencari pertumbuhan dengan harga yang wajar. Rasio P/B yang lebih rendah bisa berarti saham tersebut undervalued.

3. Saham Murah Umumnya Memiliki Rasio PEG Rendah

Masalah dengan melihat rasio P/E atau P/B adalah bahwa kedua rasio itu tidak memperhitungkan pertumbuhan saham. Untuk menyiasati ini, investor yang ingin mencari saham murah sering menghitung sesuatu yang dikenal sebagai rasio PEG.

PEG atau Price-to-Earnings-to-Growth Ratio adalah rasio harga terhadap laba (rasio P/E) saham dibagi dengan tingkat pertumbuhan laba untuk periode waktu tertentu. Rasio PEG digunakan untuk menentukan nilai saham saat memperhitungkan pertumbuhan pendapatan perusahaan, dan dianggap memberikan gambaran yang lebih lengkap daripada rasio P/E.

Dalam sebagian besar situasi, saham dengan rasio PEG sebesar 1,0 atau kurang dianggap saham murah. Sementara PEG dengan nilai 2,0 dianggap sebagai nilai tertinggi yang harus dipertimbangkan siapa pun dalam membeli saham kecuali mereka ingin mengambil risiko pengembalian di bawah standar.

4. Saham Murah Umumnya Memiliki Price to free cash flow yang Rendah

Price to free cash flow atau Harga terhadap Rasio Arus Kas Bebas adalah matrik penilaian ekuitas yang digunakan untuk membandingkan harga pasar per saham perusahaan dengan jumlah arus kas bebas (FCF) per sahamnya.

Karena harga untuk arus kas bebas adalah metrik nilai, angka yang lebih rendah umumnya menunjukkan bahwa perusahaan tersebut undervalued dan sahamnya relatif murah dalam kaitannya dengan arus kas bebasnya. Sebaliknya, angka yang tinggi dapat menunjukkan bahwa saham perusahaan relatif dinilai terlalu tinggi sehubungan dengan arus kas bebasnya.

Oleh karena itu, investor umumnya lebih menyukai perusahaan dengan Price to free cash flowrendah yang mengindikasikan total arus kas bebas yang tinggi atau meningkat dan harga saham yang relatif rendah. Investor cenderung menghindari perusahaan dengan angka Price to free cash flow tinggi yang menunjukkan harga saham perusahaan relatif tinggi dibandingkan dengan arus kas bebasnya.

5. Saham Murah Umumnya Membagikan Dividen Tinggi

Akhirnya, tanda bahwa kamu mungkin telah menemukan saham murah adalah ketika bisnis menawarkan hasil dividen jauh lebih tinggi daripada rata-rata saham di pasar, namun masih memiliki rasio pembayaran dividen kurang dari 50% hingga 60%. Cobalah untuk mengetahui hal ini bukan hanya dari laporan keuangan tahun terakhirnya namun juga waktu-waktu sebelumnya.

Meskipun tidak mungkin untuk tumbuh dengan cepat, ini bisa menjadi generator besar dari pendapatan pasif untukmu dan membantu memberikan perlindungan ketika pasar saham jatuh. Menemukan saham murah tidaklah mudah, saham murah sering tidak beredar di mata publik. Dengan menggunakan pendekatan di atas untuk mengisolasi saham murah, kamu dapat menemukan saham-saham berharga yang akan berpotensi besar untuk terus tumbuh di masa depan.

Kalau kamu menemukan kelima tanda di atas maka berarti kamu telah mendapatkan saham yang murah. Jangan melewatkan kesempatan meraih keuntungan dengan segera membeli saham tersebut. Milenial seperti kamu wajib berpartisipasi dalam bursa saham karena memang imbal hasilnya sangat menggiurkan.

Kamu juga tidak dibatasi untuk berinvestasi saham di satu perusahaan saja namun bisa pula di korporasi lainnya. Carilah perusahaan yang harga sahamnya menjanjikan di masa mendatang. Dengan demikian, kamu tetap berpotensi mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga saham tersebut.

Keuntungan investasi saham juga sejalan dengan inflasi yang terjadi. Hal ini menjadi keunggulan dibandingkan jenis investasi lain seperti emas atau properti. Terbukti, Selama 15 tahun atau dari 2003, IHSG sebagai acuan investasi saham menghasilkan hasil sebesar 1284% atau 19.91% setiap tahunnya. Sedangkan harga jual emas yang berada di posisi kedua hanya menghasilkan 293% atau 9.6% setiap tahunnya.

Investasi saham juga tidak membutuhkan modal yang besar seperti investasi zaman dulu seperti kepemilikan tanah atau rumah. Tidak ada penyusutan nilai yang beresiko seperti rumah atau apartemen karena harganya pasti naik seiring dengan inflasi. Apalagi saat ini akses informasi sudah sangat mudah sehingga kamu bisa mendapatkan pengetahuan keuangan dengan sangat gampang.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait