Saham

Suka Produk Indofood? Yuk Kenalan & Pahami Beda Saham ICBP dan INDF

Suka Produk Indofood? Yuk Kenalan & Pahami Beda Saham ICBP dan INDF

Ajaib.co.id – Siapa sih yang tidak kenal dengan produk-produk dari Indofood, apalagi buat kamu yang pecinta Indomie? Ketika kamu mencari tahu soal saham Indofood, mungkin kamu akan mendapatkan informasi bahwa ada dua jenis saham yang tersedia yakni Saham INDF dan Saham ICBP. Apa beda saham ICBP dan INDF?

Secara general, Indofood ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods yang menjual produk kebutuhan sehari-hari. Fokus utama bisnis ini ada pada bidang makanan dan minuman seperti tepung terigu, mie instan, penyedap makanan, produk dairy dan masih banyak lagi. Meskipun ada juga beberapa fokus lain seperti agribisnis, distribusi dan perkapalan.

Beda Saham ICBP dan INDF?

Sederhananya, INDF adalah induk perusahaan, sedangkan ICBP adalah anak perusahaan dari Indofood. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sendiri bergerak dalam bidang makanan olahan, bumbu, minuman, kemasan, minyak goreng, pabrik gandum dan pabrik pembuatan karung tepung. INDF sendiri memiliki 4 bidang lini usaha utama yaitu:

  • Customer Branded Product (CBP) melalui anak usahanya ICBP yang memproduksi makanan ringan, minuman dan bumbu dapur.
  • Grup Bogasari, produsen tepung terigu dan pasta dengan operasi bisnis yang didukung oleh unit pengiriman dan pengemasannya sendiri.
  • Agribisnis yang bergerak pada bidang CPO. Untuk anak usaha INDF di bidang agribisnis yang go public yaitu PT Salim Ivomas Pratama (SIMP) dan PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP)
  • Distribusi dan pengemasan barang perkapalan.

Dari keempat bisnis diatas, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berada pada Customer Branded Product (CBP) yang memproduksi dan menjual makanan ringan, bumbu masakan, minuman kemasan, makanan cepat saji, susu, pasta, biskuit dan produk-produk makanan ringan lainnya.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (kode saham ICBP) sendiri merupakan emiten konsumer yang selalu menjadi penghuni LQ45. Produk andalannya Indomie pun bukan hanya menjadi idola di Indonesia, melainkan mencapai market international.

ICBP juga tergolong saham blue chip karena mapan dan memiliki fundamental baik. Pertumbuhan penghasilan perusahaan terus tumbuh secara konsisten dari tahun ke tahun. Perusahaan ini mampu menghasilkan laba dengan ROE hingga 21 persen dan ROA sebesar 13,7 persen. Angka ini tergolong sangat jauh diatas rata-rata saham perusahaan produsen makanan di bursa.

Saham INDF sebagai induk perusahaan ICBP pun bisa terlihat jelas jika Anda melihat dari daftar pemegang saham ICBP. Di mana, INDF menjadi pemegang saham utama dari ICBP dengan persentase 80,53%.

Nama Pemegang SahamJumlah SahamModal DisetorPersentase
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk9.391.678.000 (Saham)469.583.900.000 (IDR)80,53%
Public (each below 5%)2.270.230.000 (Saham)113.511.500.000 (IDR)19,47%

Sedangkan, pemegang saham INDF pun cukup beragam. Di mana, pemegang saham terbesarnya adalah FPIML atau First Pasofic Investment Management, perusahaan berbasis di Hongkong milik Anthoni Salim. Total kepemilikan saham FPIML di Indofood mencapai 50,07% dan Anthoni Salim sebesar 0,02%.

Nama Pemegang SahamJumlah SahamModal DisetorPersentase
FPIML4.396.103.450 (Saham)439.610.345.000 (IDR)50,07%
Public (each below 5%)4.382.943.030 (Saham)438.294.303.000 (IDR)49,91%
Anthoni Salim1.329.770 (Saham)132.977.000 (IDR)0,02%
Taufik Wiraatmadja50.000 (Saham)5.000.000 (IDR)0,00%
Franciscus Welirang250 (Saham)25.000 (IDR)0,00%

Kinerja Saham INDF dan ICBP

Jika menilik dari sejarah kelahiran sahamnya, duo saham Indofood ini punya perbedaan usia yang cukup jauh. Jika Saham ICBP melantai di bursa tahun 2010, Saham INDF pertama kali ditawarkan kepada publik pada tahun 1994. 

Lantas bagaimana dengan kinerja kedua bisnis ini di Indonesia?

Brankas duo emiten Grup Salim ini, INDF dan ICBP kian menebal sejalan dengan perolehan laba bersih 2023 yang mengembang. INDF sendiri berhasil membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp8,14 triliun sepanjang 2023. Capaian ini tumbuh 28,12% dibandingkan laba 2022, yaitu Rp6,35 triliun.

Menyitir laporan keuangan konsolidasian per akhir Desember 2023, kenaikan laba bersih INDF terjadi di tengah pertumbuhan penjualan yang moderat. Pada tahun lalu, penjualan neto perseroan mencapai Rp111,7 triliun atau naik 0,79% secara tahunan.

KomponenINDF 2023ICBP 2023
Total Pendapatan111,70 triliun67,90 triliun
Laba Kotor36,06 triliun
Laba Bersih8,14 triliun6,99 triliun
Total Aset186,58 triliun
Total Liabilitas86,12 triliun
Total Ekuitas100,46 triliun

Sementara itu, ICBP meraih laba bersih Rp6,99 triliun pada 2023. Jika dibandingkan dengan laba 2022, perolehan tersebut melesat 52,39% secara tahunan (year-on-year/YoY). Adapun kinerja penjualan bersih sebesar Rp67,9 triliun atau meningkat 4,80% YoY.

Dilansir dari Bisnis.com, performa penjualan ICBP pada tahun lalu ditopang oleh produk mi instan yang membukukan Rp50,43 triliun, naik 6,24% secara tahunan. Posisi berikutnya dihuni produk susu atau dairy yang meraup penjualan senilai Rp9,12 triliun atau turun 3,35% YoY.

Selanjutnya, penjualan makanan ringan meningkat 6,95% YoY menjadi Rp4,24 triliun, dan produk penyedap makanan menyumbang Rp3,67 triliun atau naik 9,26% YoY. Sisanya, produk nutrisi makanan khusus berkontribusi Rp1,21 triliun dan minuman Rp1,6 triliun.

Anthoni Salim selaku Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, mengatakan INDF kembali menunjukkan ketangguhannya dengan meraih kinerja keuangan secara solid pada 2023, meski dihadapkan pada kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.

Memasuki tahun 2024 ini, INDF tetap optimis namun senantiasa berhati-hati dalam menghadapi kondisi ketidakpastian global dan terus berupaya untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan, serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas.

Terkait dengan ICBP, dia menuturkan bahwa di tengah tantangan global dan lemahnya daya beli masyarakat, perseroan mampu menyesuaikan diri sehingga menorehkan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas sepanjang tahun lalu. Ke depan, lanjutnya, perekonomian Indonesia diyakini tetap tangguh sehingga mendukung rencana ICBP untuk terus menyeimbangkan pertumbuhan penjualandan profitabilitas, sekaligus mempertahankan neraca keuangan yang sehat. 

Sedangkan jika dilihat dari rasio keuangannya, berikut perbedaan rasio keuangan INDF dn ICBP.

RasioRasio INDF 2024Rasio ICBP 2024
Return on Assets (RoA)4,94%7,61%
Return on Equity (RoE)15,84%21,84%
Gross Profit Margin (GPM)34,14%38,16%
Operating Profit Margin (OPM)19,26%24,10%
Net Profit Margin (NPM)7,96%11,81%
Current Ratio (CR)186,77%367,85%
Debt to Equity Ratio (DER)153%137%

Dividen Saham INDF dan ICBP

Kinerja saham INDF dan ICBP memiliki performa yang berbeda. Pada penutupan bursa 22 Mei 2024, saham INDF berada di level Rp6.150 masih sama dengan penutupan hari sebelumbya. Sedangkan saham ICBP meningkat 0,72% menuju Rp10.475.

Dilansir dari Bisnis.com, Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren memperkirakan rilis kinerja 2023 berpotensi memberikan sentimen negatif terhadap saham INDF dan ICBP. Sebab, nilai penurunan investasinya signifikan dan dapat muncul kekhawatiran mengenai masih adanya potensi penurunan nilai investasi pada 2024.

Dia menuturkan bahwa pada kuartal IV/2023, laba bersih INDF tercatat mencapai Rp1,06 triliun atau terkoreksi 30% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) dan melemah 38% YoY. Adapun perolehan ini ditekan oleh pencatatan kerugian nilai investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp2,43 triliun. Hasil ini utamanya disebabkan oleh penurunan nilai wajar Dufil Prima Foods Plc. (DPFP), entitas asosiasi yang beroperasi di Nigeria, senilai Rp1,81 triliun.

Di sisi lain, data konsensus Bloomberg, Senin (25/3) menunjukkan 35 analis yang mengulas saham ICBP seluruhnya menyematkan rekomendasi beli. Target saham berada di level Rp13.711,9 dalam 12 bulan ke depan dengan potensi return 22,4% dari harga Rp11.200. Sementara itu, sebanyak 24 dari 27 analis yang mengulas saham INDF memberikan rekomendasi beli dan sisanya tahan. Para analis memperkirakan target saham terbaik INDF berada pada level Rp8.829, dengan potensi return sebesar 36,9% dari harga Rp6.450.

Terkait dividen, Edi menyebutkan bahwa besaran dividen INDF ke depan tidak terpengaruh oleh penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi. Sebab kinerja laba perseroan masih menunjukkan performa yang positif. Laba usaha INDF pada 2023 tercatat sebesar Rp19,7 triliun atau meningkat 5% YoY. Perolehan tersebut juga mencerminkan 104% dari estimasi dari Stockbit dan 102% estimasi konsensus.

Berdasarkan segmennya, Bogasari menjadi penopang pertumbuhan laba usaha INDF lewat pertumbuhan 11% QoQ dan 24% YoY. Selain itu, segmen terbesar yakni consumer branded products (ICBP) meraih kenaikan laba usaha sebesar 5% secara YoY dan QoQ. Menurut Edi, dengan capaian kinerja operasional 2023, Stockbit mempertahankan ekspektasi pembayaran dividen tahun buku 2023 dari INDF sebesar Rp2,78 triliun atau Rp316 per saham.

Mengacu harga saham INDF pada penutupan bursa hari Selasa [25/3] di level Rp6.450 per lembar, estimasi jumlah dividen tersebut mengindikasikan dividend yield sebesar 4,9%.

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.

Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang! Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.


Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait