Bisnis & Kerja Sampingan

Sociopreneur Adalah Pilihan dalam Berbisnis, Mau Coba?

Sociopreneur adalah
Sociopreneur adalah

Ajaib.co.id – Kamu merasa punya jiwa bisnis? Tapi, di saat bersamaan juga merasa ada sesuatu yang kurang, seperti jiwa sosial? Bagaimana bila melakukan keduanya? Bila ini yang kamu cari, sociopreneur adalah pilihan untuk kamu.

Mengenal Sociopreneur

Sociopreneur kerap disebut juga dengan wirausaha sosial. Ada berbagai definisi sociopreneur menurut sejumlah pakar. Thomson, misalnya, mendefinisikan sociopreneur sebagai orang-orang dengan sikap pengusaha bisnis, tetapi beroperasi kepada masyarakat. Seorang wirausaha sosial berperan bak ‘pengasuh’ masyarakat, bukan sebagai pengusaha yang berfokus hanya untuk menghasilkan uang.

Sementara itu, Gregory Dees mengidentifikasikan sociopreneur sebagai pengusaha yang unik atau langka. Keunikannya dapat dilihat dari orientasinya yang berbeda dengan wirausaha tradisional.Kalau ingin menjadi sociopreneur, maka kamu perlu memiliki beberapa karakter di bawah ini.

Misi sosial

Bisnis yang mengejar keuntungan (profit) setinggi-tingginya adalah hal wajar. Namun, ini tidak berlaku bagi seorang sociopreneur. Sociopreneur tidak mengejar keuntungan atau kepuasan pelanggan semata. Ia juga mengemban misi lain, yakni sosial.

Dengan misi sosial, sociopreneur akan berusaha memberikan dampak yang luas dan konkret pada masyarakat. Ia akan berusaha merealisasikan gagasannya sehingga dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat.

Banyak bidang yang bisa ia geluti dengan mengusung misi sosial, seperti pendidikan, pertanian, hukum dan lain-lain. Konkretnya pada bidang pendidikan bisa berupa meningkatkan literasi di desa terpencil. Pada bidang pertanian, misalnya, sociopreneur dapat menghindari petani kecil dari para tengkulak, pendampingan terkait masalah hukum dan sebagainya.

Menjadi seorang sociopreneur bukan berarti mengabaikan keuntungan, ya. Seorang sociopreneur juga tetap memiliki tujuan untuk menghasilkan profit. Tapi, profit tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk merealisasikan tindakan positif daripada keuntungan pribadi. Lebih bagus lagi, tindakan positif tersebut menjangkau khalayak luas.

Risk taker

Seorang sociopreneur adalah orang yang berani mengambil risiko (risk taker). Ia bukanlah seorang yang cenderung mengikuti arus, kerap menyalahkan keadaan, dan apatis (risk avoider). Menjalani kehidupan di zona nyaman tidak ada dalam kamus seorang sociopreneur.

Seorang sociopreneur melihat masalah sebagai peluang yang harus dimanfaatkan. Masalah yang berada di depan akan dijadikannya sebagai sebuah model bisnis baru yang berdampak bagi masyarakat sekitar.

Seorang sociopreneur memiliki kemampuan pengelolaan risiko (risk management) agar dapat menuntaskan apa yang menjadi gagasannya. Hal yang perlu diingat adalah hal-hal buruk sangat berpotensi terjadi. Oleh sebab itu, kemampuan mengelola risiko penting agar ia bisa memastikan bahwa program yang ditawarkan berjalan secara berkelanjutan.

Menghargai proses

Di mata seorang sociopreneur, proses adalah hal penting. Meski begitu, ia tetap tak mengabaikan hasil (result). Proses di sini lebih merujuk pada periode waktu. Maksudnya, seorang sociopreneur menyadari bahwa gagasannya belum tentu menuai hasil dalam waktu cepat.

Seorang sociopreneur akan memaklumi hasil yang mungkin tak bisa diraihnya secara instan. Ia mungkin saja tidak tertarik memanfaatkan privilege yang dimilikinya. Mampu menuai hasil sesuai harapan memang penting. Tapi, tanpa melalui sebuah proses yang diusahakan dengan sabar, tekun, dan mandiri, kamu tidak akan mendapat esensi dari pencapaian hasil tersebut.

Saat menjalani proses, terkadang seorang sociopreneur harus mengalami kegagalan demi kegagalan terlebih dulu. Jika hanya berfokus pada hasil, bisa jadi ia akan menyerah begitu saja. Namun, jika dirinya lebih menghargai proses, kegagalan yang diterimanya justru akan membentuk karakternya menjadi lebih optimis dan gigih. Ia pun akan menikmati setiap proses yang ada.

Inovatif

‘Berinovasi atau mati’ (‘innovate or die’). Untaian kata yang sering didengar, terutama di era digital seperti saat ini. Zaman yang serba cepat berubah ini menuntut sociopreneur mengalihkan cara pandangnya dari hal-hal yang normal atau biasa. Seorang wirausaha sosial akan mencoba solusi-solusi yang baru dari permasalahan yang ada. Ia harus peka dan inovatif dalam menciptakan cara terbaik untuk mencapai hasil.

Percaya diri

Seorang sociopreneur adalah risk taker. Ia memiliki kepercayaan diri tinggi untuk mencari solusi dari berbagai tantangan yang ada. Seseorang yang percaya atas kemampuan dirinya akan mudah untuk melakukan hal baru dan mengalokasikan energinya untuk hal-hal tersebut.

Keyakinan atas kemampuan diri sendiri ini penting untuk kesehatan mental. Pasalnya, kalau tidak percaya diri, sulit meraih kesuksesan dan kebahagiaan personal maupun profesional.

Meski begitu, kepercayaan diri tinggi harus dibatasi agar tidak berlebihan. Khawatirnya, kepercayaan diri yang berlebihan dapat berpotensi membuat seseorang menganggap sepele kondisi atau orang lain. Bila dibiarkan terus-menerus, bukan tak mungkin, ia akan memiliki sifat takabur.

Sinergi

Sociopreneur adalah seorang pemimpin. Tapi, ia juga harus berpikir bahwa dirinya bukan ‘superman’. Sociopreneur harus menilai bahwa hasil yang diperolehnya hanya bisa terealisasi karena orang-orang di sekitarnya berani mengambil risiko besar dalam hal waktu, karier, dan komitmen untuk memberikan nilai dalam beberapa produk atau layanan.

Dengan kata lain, tanpa sinergi gagasan seorang sociopreneur mustahil dapat terwujud. Maka, seorang wirausaha sosial harus menjadi pendengar yang baik. Ia harus suka terhadap kritik dan berpikiran luas. Ingat, bisnis sosial tidak hanya tentang bisnis itu sendiri, tetapi juga tentang banyak orang yang akan merasakan dampaknya.

Berorientasi ke masa depan

Seorang sociopreneur harus memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. Ia haruslah seorang yang visioner. Visinya jelas dijabarkan dalam penyusunan strategi atau perencanaan.

Sociopreneur akan memanfaatkan berbagai pengalamannya di masa lalu untuk mewujudkan solusi dari permasalahan yang ada. Solusi ini tak hanya bisa mengatasi permasalahan sekarang, melainkan juga di masa depan.

Artikel Terkait