Milenial

Sepak Terjang Erick Thohir dan Reformasi BUMN

Erick Thohir, menteri BUMN
sumber gambar: okezone.com

Ajaib.co.id – Kebijakan Erick Thohir terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selalu menarik untuk diperbincangkan. Pasalnya, ia tak ragu mereformasi sejumlah perusahaan plat merah. Bagaimana cara ia melakukan reformasi BUMN? Cek sepak terjang Erick Thohir.

Erick Thohir merupakan Menteri dalam Kabinet Indonesia Maju era kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo. Ia dilantik pada 23 Oktober 2019 bersama 29 menteri dan empat menteri koordinator lainnya.

Pada awal kepemimpinannya, menteri lulusan National University, California, Amerika Serikat, melakukan reformasi BUMN di Indonesia. Kebijakannya cukup berani, meski tak sedikit pengamat yang mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan masing-masing BUMN.

Antara Media dan Olahraga 

Namun sebelum menjabat sebagai menteri, pria kelahiran 30 Mei 1970 ini mengawali karier bergerak di bidang bisnis. Erick Thohir dan rekan-rekannya mendirikan Mahaka Group, sebuah perusahaan media dan hiburan, pada November 1992.

Berdasarkan laman perusahaan, PT Mahaka Media Tbk memiliki tiga unit bisnis. Unit penyiaran (Gen FM, Jak FM, Jak TV, dan RVM), penerbitan (Republika Penerbit, Harian Republika, dan Golf Digest), online (media daring dari Jak TV, Gen FM, Jak FM, dan Republika), dan marketing serta multi media (Mahaka Advertising, Alive Indonesia, dan CardPlus).

Tak hanya di Mahaka Group, Erick melebarkan sayap bisnisnya di media televisi. Pada 2011, ia dan Anindya Bakrie menjadi pemilik media tvOne dan Viva News. Tiga tahun kemudian, ia menjadi Presiden Direktur ANTV, sister company tvOne.

Selain bisnis media, suami Elizabeth Tjandra menginvestasikan dananya ke bidang olahraga. Kecintaan Erick pada olahraga tak diragukan lagi. “Saya menyukai olahraga permainan. Saya senang tantangan dan kompetisi,” katanya, detik.com (16/10/2013).

Erick menjadi bagian dari konsorsium yang membeli Philadelphia 76ers pada 2011. Di Indonesia, Erick memiliki Satria Muda (tim bola basket) dan menjadi pengurus sejumlah asosiasi olahraga. Seperti Chef De Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012, Presiden SEABA (Southeast Asia Basketball Association) sejak 2006, anggota pengurus kehormatan Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) periode 2015-2019, serta Ketua Komite Olimpiade Nasional 2015-2019.

Di samping bola basket, Erick berbisnis pada sepak bola. Pada September 2013, ketua dan pemilik Inter Milan Massimo Moratti menyatakan bahwa ia sedang dalam diskusi untuk menjual mayoritas 70 persen saham klub kepada pendiri Mahaka Group tersebut.

Setelah negosiasi panjang, saham mayoritas Inter Milan dimiliki oleh International Sports Capital HK Limited pada 15 Oktober. Adapun pembagian sahamnya,  dipimpin oleh Thohir memiliki 60 persen saham, Handy Soetedjo dengan 20 persen saham, dan Rosan Roeslani berhak atas 20 persen saham.

Sebulan kemudian, Thohir ditunjuk sebagai ketua dewan direksi Inter Milan menggantikan Moratti, yang akan menjadi ketua kehormatan klub Nerazzurri. Selama kepemimpinan Thohir, mantan bintang Inter Javier Zanetti dipekerjakan sebagai wakil presiden (wakil pemimpin) pada 2014.

Pada Juni 2016, Thohir menjual sebagian saham klub (melalui International Sports Capital) kepada Suning Holdings Group, yang diketuai oleh miliarder Tiongkok Zhang Jindong. Pada 26 Oktober 2018, putra Zhang Jindong, Zhang Kangyang (Steven Zhang) menjadi ketua klub menggantikan Thohir.

Pada 25 Januari 2019, FC Internazionale Milano SpA (badan hukum Inter Milan) secara resmi mengumumkan bahwa LionRock Capital dari Hong Kong mencapai kesepakatan dengan International Sports Capital HK Limited milik Thohir untuk memperoleh 31,05% sahamnya. Sehingga Thohir menjadi pemegang saham minoritas.

Reformasi BUMN

Namun kiprahnya di dunia bisnis harus berhenti sejenak. Sejak ditunjuk sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir sibuk membenahi perusahaan milik pemerintah. Salah satu kebijakannya adalah merampingkan 35 dari 142 BUMN (kompas.com, 09/06/2020).

Awal menjabat sebagai menteri, Erick merestrukturisasi pejabat Kementerian BUMN. Menurutnya, langkah ini untuk lebih mengoptimalkan kinerja kementerian sekaligus menjadi lokomotif pembangunan bangsa (republika.co.id, 05/12/2019).

Setelah itu, ia melakukan reformasi BUMN seperti merombak komisaris dan direksi PT Hutama Karya, PT Waskita Karya Tbk, PT PP Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Pertamina, PT Pos Indonesia, hingga anak perusahaan PT Pupuk Indonesia, yaitu PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kaltim, dan PT Mega Eltra (CNBCIndonesia.com, 25/09/2020).

Tujuan Erick melakukan reformasi BUMN untuk efektivitas dan efisiensi kementerian. Hal tersebut sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo, yaitu birokrasi efektif dan efisien. Selain itu, ia ingin masing-masing BUMN meningkatkan kinerja serta kembali ke core business.

Belum lama ini, Erick memfasilitasi penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) sebagai proses awal merger tiga bank syariah BUMN, yaitu BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri. Merger ketiga bank syariah ini setara dengan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dengan modal inti sebesar Rp5 triliun hingga Rp30 triliun, IDXChannel.com (20/20/2020).

Meski demikian Eko Listiyanto, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengatakan Erick masih memiliki tugas. Karena Holding BUMN belum mampu memberikan kontribusi laba untuk negara. Padahal aset BUMN sangat besar yaitu Rp8.200 triliun.

Kesuksesan Erich Thohir tidak datang sekejap mata, perjalannya dimulai dari memanfaatkan peluang investasi yang tepat. Buat kamu yang ingin mulai investasi reksa dana maupun saham, cek di Ajaib. Aplikasi ini memungkinkan kamu memilih jenis investasi sesuai dengan profil keuanganmu. Dijamin aman karena sudah terdaftar dan diawasi OJK juga IDX.

Mulai investasi sejak dini, nikmati hasilnya lebih dini!

Artikel Terkait