Ajaib.co.id – Mengetahui cara membaca candlestick penting bagi kamu yang tertarik untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga dalam jangka pendek atau kurang dari setahun. Analisis grafik candlestick sering dilakukan dalam analisis teknikal.
Analisis teknikal adalah analisis pasar berdasarkan harga dan volume. Untuk membantumu membaca pergerakan harga maka kedua informasi tersebut yaitu harga dan volume ditampilkan dalam bentuk grafik. Lalu bagaimana cara membaca candlestick yang benar?
Jenis-Jenis Grafik Saham
Ada beberapa grafik yang umum digunakan untuk menampilkan informasi harga, di antaranya grafik garis, grafik batang, dan grafik candlestick/lilin. Jenis grafik yang paling populer adalah grafik candlestick, karena mampu mengungkapkan informasi paling banyak. Mari kenali terlebih dahulu grafik-grafik lainnya agar kamu tahu bagaimana masing-masing grafik dapat membantu atau membahayakanmu saat melakukan trading saham.
1. Grafik garis
Line chart atau grafik garis adalah jenis grafik yang hanya menghubungkan harga penutupan dari satu periode ke periode lainnya, dan grafik yang dihasilkan menyerupai garis. Grafik garis ditampilkan karena kesederhanaannya untuk memberikan sekilas info mengenai harga penutupan dari hari ke hari.
Namun sayangnya, data penting seperti harga pembukaan dan harga tertinggi maupun terendah dalam satu hari tidak ada. Grafik garis hanya memberikan informasi penting sederhana, yaitu harga penutupan hari itu. Contohnya:
2. Grafik batang
Bar chart atau grafik batang memberikan informasi yang lebih lengkap dari grafik garis karena dilengkapi dengan informasi harga pembukaan, penutupan, harga tertinggi dan terendah dalam satu periode. Grafik batang bisa disetel untuk periode harian, mingguan, bulanan atau bahkan per jam.
Garis horizontal yang menonjol dari kiri batang menandakan harga pembukaan, dan garis horizontal yang menonjol dari sisi kanan batang menandakan harga penutupan. Harga tertinggi dan terendah ditunjukkan oleh bagian atas dan bawah bilah.
3. Grafik lilin
Candlestick chart atau grafik lilin adalah grafik batang dengan tampilan yang lebih menarik yang diciptakan oleh seseoang berkebangsaan Jepang. Grafik lilin terdiri dari dua komponen yaitu tubuh dan bayangan. Menariknya, bagian tubuh grafik umumnya akan berwarna hitam atau berwarna merah apabila harga penutupan lebih rendah daripada harga pembukaan, dan umumnya akan berwarna putih atau berwarna hijau jika harga penutpan lebih tinggi.
Bagian bayangan grafik pun jelas memperlihatkan harga tertinggi dan terendah dalam satu periode. Grafik lilin memang favorit kebanyakan orang karena selain memberikan informasi yang lengkap, secara visual juga lebih menarik dari grafik garis. Berikut contoh grafik dan juga cara membaca candlestick.
Cara Membaca Candlestick
Karena secara visual lengkap dan informatif, grafik Candlestick lebih populer digunakan. Masing-masing dari setiap candle berisikan informasi harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan yang disingkat dengan OHLC (Open–High–Low–Close).
Rentang antara Open dan Close dinamakan tubuh, sedangkan rentang antara Open dan Low & rentang antara Close dan High dinamakan bayangan. Sebuah candlestick dibentuk oleh transaksi yang dilakukan oleh para peserta pasar. Sebuah Candle tercipta dari aktivitas jual dan beli dalam sebuah periode.
Candle di atas memberikan informasi bahwa harga penutupan sebuah saham lebih rendah dari harga pembukaannya dan dibayangi oleh high/harga tertinggi dan low/harga terendah dalam satu hari (periode dapat disetel per hari (1D)/ per minggu (1W)/ per bulan (1M).
Perhatikan nomor pada anak panah, Proses terjadinya candle di atas adalah:
- Saat bursa dibuka, transaksi jual beli yang tercipta akan menciptakan harga pembukaan. Lalu berikutnya transaksi jual beli dikuasai oleh pembeli sehingga harga pasar membentuk harga tertinggi/high di hari tersebut.
- Setelah harga menyentuh titik tertinggi, rupanya sebagian besar para pemegang saham memutuskan untuk menjual sahamnya sehingga aksi jual yang terjadi berikutnya menekan harga saham tersebut hingga ke titik terendah di hari itu.
- Berikutnya, aksi jual dilawan oleh para pembeli yang mengakibatkan harga terdorong naik ke atas. Sayangnya, volume jual masih lebih banyak dari volume beli sehingga harga yang terbentuk di penutupan masih berada di bawah harga pembukaan.
Setelah diperdagangkan dalam 3 tahap di atas, candle yang terbentuk adalah seperti ini:
Sebuah candle dapat dianalisis setelah terbentuk sempurna. Candle di atas menandakan bahwa volume jual masih lebih besar dari pada volume beli dicirikan dengan warna candle yang berwarna hitam. Karena aksi jual mendominasi maka harga penutupan berada di bawah harga pembukaan.
Lalu bagaimana dengan candle di bawah ini?
Candle yang pendek dan putih menandakan bahwa transaksi didominasi oleh para pembeli dan mereka pada umumnya sepakat bahwa harga yang pantas untuk saham tersebut ada di suatu kisaran dengan jangkauan terbatas. Karena didominasi pembeli, harga penutupan terbentuk lebih tinggi dari harga pembukaannya. Begini proses terbentuknya:
- Pertama, harga yang terbentuk akibat transaksi yang terjadi di pembukaan bursa akan menjadi harga pembukaan. Lalu berikutnya, aksi jual membayangi menguasai perdagangan sehingga harga tertekan ke bawah dan membentuk harga terendah.
- Rupanya banyak yang menginginkan saham ini sehingga bayangan harga terendah tidak terlalu jauh dari harga pembukaan. Harga kembali naik karena didominasi oleh para pembeli. Aksi beli yang terjadi membuat harga disepakati hingga akhirnya dapat melampaui harga pembukaan. Harga terus naik hingga membentuk harga tertinggi dalam periode tersebut.
- Setelah harga naik cukup tinggi, sebagian dari pemegang saham tersebut menjual saham miliknya dan menekan harga, namun aksi jual yang terjadi tidak lebih besar dari aksi beli. Akhirnya di penutupan bursa harga penutupan bisa melebihi harga pembukaan.
Informasi yang Bisa Ditemukan Dalam Candlestick
Jika kita mengetahui cara membaca candlestick dengan benar, ada banyak informasi yang dapat terungkap mengenai transaksi dalam satu hari.
Trader terkenal George Soros pernah berkata bahwa candlestick adalah bahasa transaksi, sebuah grafik candlestick adalah seperti manuskrip yang hendak mengatakan sesuatu seperti: “Saya hendak naik, atau saya ingin turun”. Oleh karenanya, ada pola candle tertentu mengisyaratkan sesuatu seperti pembalikan arah harga saham dan penguatan tren sebuah saham.
Kamu bisa temukan banyak pola candlestick diluar sana yang dapat membantumu jual-beli. Namun, sebagaimana alat analisis teknikal lainnya, pola candlestick bukanlah instrumen yang sempurna. Ada kalanya para pelaku pasar sendiri masih kebingungan ketika melakukan transaksi. Hasilnya, candlestick yang terbentuk tidak berarti dan memberikan sinyal yang salah.
Seringkali, berita yang beredar belum jelas namun banyak yang sudah bertransaksi karena takut ketinggalan momen. Oleh karenanya, tak hanya perlu tahu cara membaca candlestick yang benar saja, memperhatikan volume juga sangat disarankan saat menganalisis pola candlestick.
Volume yang besar menandakan keseriusan pelaku pasar untuk bertransaksi. Volume yang kecil menandakan bahwa transaksi yang dilakukan masih belum serius, alias hanya iseng beli-jual sedikit saja. Candlestick yang tercipta dari volume transaksi yang besar lebih valid ketimbang candlestick dengan volume tipis dan pendek.
Pola Candlestick yang Menguntungkan Investor
Jika sudah tau chara membaca candlestick, maka pola apa saja yang menguntungkan investor?
Omar Basal, CFA yang merupakan seorang manajer portofolio dan kepala Manajemen Aset di NBK Capital mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalamannya, ada beberapa pola yang paling akurat yang dapat memberikan sinyal perubahan momentum sebuah tren:
1. Hammer dan Hanging Man
Kedua candle ini bentuknya sama saja, yang membedakan hanya posisinya. Disebut hammer apabila posisinya ada di bawah di akhir tren penurunan harga, candle ini akan mengawali tren kenaikan harga. Lalu disebut hanging man apabila berada di atas di akhir tren kenaikan harga, candle ini akan mengawali tren penurunan harga.
Hammer dan hanging man memiliki tubuh yang kecil dengan bayangan Low yang panjang.
a. Hammer
Hammer memberi sinyal bahwa setelah harga pembukaan terbentuk, para penjual membawanya turun. Di akhir hari, pembeli melakukan aksi beli dan membawa harga dekat atau pada titik tertinggi. Hammer yang valid harus memiliki rentang tubuh yang lebih bawah dari tubuh candle sebelumnya. Jika hammer terbentuk dalam rentang harga tubuh candle sebelumnya maka dianggap tidak valid.
Tidak ada hammer yang lengkap tanpa konfirmasi, jika tubuh candle yang terbentuk setelah hammer berada di bawah hammer maka sinyal hammer dianggap tidak valid. Hammer yang sejati berada di ujung tren dan candle-candle setelahnya tidak lebih bawah daripada hammer. Dalam hal ini, volume juga perlu diperhatikan. Hammer yang dibentuk oleh volume yang besar menandakan keseriusan pasar untuk mulai mengubah tren penurunan menjadi kenaikan harga. Hammer yang dibentuk oleh Volume yang tipis bukanlah hammer yang nyata. Sebuah volume dapat dikatakan besar bila besarannya 1,5 kali lipat dibandingkan volume sebelum-sebelumnya.
b. Hanging Man
Hanging Man terlihat identik dengan hammer, namun ia berada di ujung tren kenaikan harga. Hanging Man dibentuk oleh volume yang besar. Ia berfungsi memberikan sinyal untuk mengawali tren penurunan harga. Tubuh candle yang terbentuk setelah hanging man tidak lebih atas daripada hanging man, itulah hanging man yang valid.
2. Bullish Engulfing dan Bearish Engulfing
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa sebuah keadaan dimana harga naik karena dikuasai oleh pembeli, atau karena ketidakadaan penjual disebut juga sebagai Bullish. Sedangkan keadaan dimana harga turun karena dikuasai oleh penjual, atau karena ketiadaan pembeli disebut juga sebagai Bearish.
Pola bullish engulfing dan bearish engulfing melibatkan dua batang candlestick. Pola engulfing ditandai oleh dua batang candle yang berada di ujung tren dan mengawali tren lainnya. Tubuh dari batang Candle pertama terpisah dari rentang harga candle sebelumnya, batang candle kedua mengawali tren harga yang lain dan lebih besar dari candle pertama.
a. Bullish Engulfing
Pola bullish engulfing terjadi ketika para penjual mendorong harga turun dan dilanjutkan keesokan harinya dengan masuknya pembeli yang memulai aksi belinya secara massal. Para pembeli ini benar-benar niat melakukannya, mereka membalikkan arah dan berhasil mendorong harga lebih tinggi. Pola bullish engulfing adalah kemenangan aksi beli dalam pertempuran antara penjual dan pembeli.
Pola bullish engulfing ini akurat hanya jika kedua batang candle dikonfirmasi oleh candle berikutnya yang tubuhnya lebih tinggi dari rentang harga kedua batang tubuh candle bullish engulfing. Jika tidak demikian, maka pola tersebut gagal.
b. Bearish Engulfing
Pola bearish engulfing terjadi di ujung tren naik dan menandai pembalikan arah yang signifikan. Pola ini ditandai oleh dua formasi batang candle. Pola bearish engulfing yang asli diawali dengan candle yang didorong ke atas oleh para pembeli namun keesokan harinya para penjual mendominasi dengan volume jual yang tinggi. Tunggu sebatang candle setelah bearish engulfing sebagai konfirmasi, jika candle yang terbentuk setelah bearish engulfing ternyata lebih rendah maka itu adalah bearish engulfing yang sebenarnya.
3. Morning Star dan Evening Star
Pola Morning Star dan Evening Star adalah pola pembalikan arah yang terdiri dari tiga batang candle.
a. Morning Star
Pola ini menandakan kejenuhan para penjual, batang candle pertama para penjual mendominasi tanpa perlawanan yang berarti dari para pembeli. Lalu keesokan harinya para penjual kehabisan barang, transaksi masih didominasi penjual namun jumlah transaksi jual sangat sedikit dan para pembeli absen disini. Keesokan harinya saat candle ketiga terbentuk, para pembeli mendominasi transaksi sedangkan para penjual tak ada tenaga untuk melawan karena sudah tidak punya barang.
Kejenuhan penjual akan terlihat dari volume beli yang mendominasi di candle ketiga, pola ini juga dapat dikonfrmasi oleh indikator oscillator. Pola Morning Star akan mengakhiri tren penurunan harga dan mengawali tren kenaikan harga.
b. Evening Star
Pola Evening Star ini sebaliknya, menandai kejenuhan para pembeli. Di batang candle pertama para pembeli mendominasi transaksi. Semua ingin kebagian barang untuk mendapat keuntungan jangka pendek. Setelah para pembeli mulai jenuh, mereka mulai pikir-pikir untuk mengamankan keuntungan yang diperoleh.
Candle kedua sangat tipis karena para pembeli sedang berpikir untuk menjual barangnya, namun hanya sedikit yang berani melakukan aksi jual. Keesokan hari, sebuah berita yang kurang sedap mungkin beredar dan para pembeli yang sudah memiliki barang langsung mengamankan keuntungannya dengan menjual barangnya. Penjualan berikutnya berlangsung secara terus-menerus setiap harinya hingga isu mereda.
Saking informatifnya grafik candlestick, sebuah candle bisa memiliki banyak cerita mulai dari pembeli dan penjual yang ragu-ragu, hingga tentang transaksi yang dipenuhi para pembeli yang takut ketinggalan momen. Karena terlalu informatif banyak sinyal salah yang dihasilkan oleh candlestick. Oleh karenanya sebuah grafik penyempurna candlestick diciptakan: Heikin Ashi.
Heikin Ashi – Penyempurna Grafik Candlestick
Grafik Heikin Ashi diciptakan untuk menyempurnakan grafik candlestick dengan memfilter noise. Tidak seperti candlestick biasa yang memperlihatkan informasi harga pembukaan, penutupan, terendah dan tertinggi (Open, High, Low, Close – OHLC), Heikin Ashi memodifikasi formula candlestick berdasarkan rata-rata dua periode. Formula tersebut memberikan tampilan grafik yang lebih halus memudahkan kita untuk mengenali tren dan tanda-tanda pembalikan arah.
Ini adalah tampilan Heikin Ashi dari saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), sedangkan yang dibawah ini adalah Candlestik biasa dari saham yang sama.
Terlihat bedanya bukan? Heikin Ashi memiliki tampilan yang lebih mulus karena merata-ratakan dua periode candlestick untuk menghilangkan informasi yang tidak perlu.
Grafik Heikin Ashi mengurangi sinyal trading yang salah saat kondisi pasar sedang mendatar dan naik-turun. Saat pasar sedang sepi transaksi, grafik candlestick dapat memperlihatkan tanda-tanda pembalikan arah yang tidak valid, saat inilah Heikin Ashi dapat digunakan untuk melihat sinyal candlestick yang valid dengan lebih mudah. Oleh karenanya jika Anda bukan Day Trader, Anda bisa membaca pola candlestick dari grafik heikin ashi untuk mendapatkan sinyal yang lebih tepat.
Namun Heikin Ashi tidak dapat digunakan untuk day trading/jual-beli di hari yang sama karena formula Heikin Ashi mengaburkan beberapa data harga seperti misalnya gap antar candle yang menjadi tidak tampak di grafik Heikin Ashi. Padahal gap seringkali dijadikan patokan untuk menyetel angka stop loss atau memasang posisi.
Semoga tulisan ini memberikan kejelasan tentang cara membaca candlestick. Nah, bagi kamu yang ingin berinvestasi saham, kamu bisa memulai investasi pertamamu melalui aplikasi Ajaib. Di Ajaib, kamu bisa memulai investasi dengan modal mulai dari Rp100 ribu dan bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Kamu juga tidak perlu khawatir mengenai keamanan dana investasi, karena Ajaib telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi, selamat berinvestasi!