Penguatan harga batu bara di tingkat global sepanjang tahun 2021 ini berpotensi mendorong harga saham emiten batu bara di Bursa Efek Indonesia. Sejak awal tahun, harga batu bara di tingkat global telah naik hingga mencapai 124% di harga US$181/metrik ton per Jumat (24/9/21).
Ada beberapa hal yang membuat harga “Emas Hitam” harganya kian melonjak. Pertama, adanya korelasi positif dengan kenaikan harga gas alam yang naik 98,78% sejak akhir tahun 2020 kemarin. Kedua, Adanya keterbatasan produksi batu bara di China dan perseteruan dengan Australia selaku pemasok batu bara. Ketiga, produksi batu bara sedang dilanda masalah terutama karena cuaca yang buruk dan hambatan dari sisi logistik di beberapa wilayah.
Berikut beberapa saham industri batu bara yang berpotensi kembali melanjutkan tren positifnya:
Berikut analisa teknikal yang dibuat pada harga penutupan Jumat, 24 September 2021, serta sentimen positif apa saja yang mempengaruhi saham-saham tersebut dan prospek bisnis emiten tiap-tiap saham.
1. PT Adaro Energy Tbk – ADRO
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham ADRO melesat 4% sejak awal tahun hingga tanggal 24 September 2021 pada harga Rp1.500 per lembar sahamnya;
- Saham ADRO juga tergolong likuid dengan rata-rata volume perdagangan selama bulan September 2021 sebesar Rp133 miliar per harinya;
- Volume perdagangan saham ADRO di bulan September 17.437.838 lot;
- Dalam 1 bulan terakhir di bulan September ini total volume perdagangan saham ADRO mencapai 17.437.838, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham ADRO dari bulan sebelumnya yang tercatat 15.306.012 atau ada peningkatan sebesar 113% MoM;
- ADRO melalui anak usahanya yaitu PT Adaro Power menyatakan bahwa akan selalu aktif untuk menyiapkan tender pembangkit listrik yang digelar PLN termasuk proyek pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). Adaro power telah mengoperasikan 130 kWp PLTS untuk areal Coal Processing and Barging Load di Kelanis, Kalimantan Tengah, dikabarkan dalam waktu dekat PLTS tersebut akan ditambah menjadi 597 kWp.
Analisis Teknikal
ADRO sejak 30 Agustus sudah mulai rebound dari fase downtrend jangka pendeknya. Harga ditutup diatas MA 5, 20 dan 50. Didukung dengan volume yang naik signifikan, ADRO memiliki potensi untuk menguji resistance di 1.550 kemudian 1.600. Cut loss jika ADRO bergerak turun break di level 1.360.
2. PT Indika Energy Tbk – INDY
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham INDY masih terkoreksi 11% sejak awal tahun hingga tanggal 24 September 2021 pada harga Rp1.535 per lembar sahamnya;
- Saham INDY juga tergolong likuid dengan rata-rata volume perdagangan selama bulan September 2021 sebesar Rp34 miliar per harinya;
- Volume perdagangan saham INDY di bulan September 4.272.141 lot;
- INDY melalui anak usahanya yaitu PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya telah resmi menandatangani nota kesepahaman dengan Enertec Mitra Solusi dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang dalam bidang Energi baru dan terbarukan (EBT). INDY juga akan melebarkan bisnisnya ke usaha tambang emas. INDY memiliki target proyek tambang emas dengan nama Awak Mas bisa mulai produksi di tahun 2024 yang akan datang dengan target output sekitar 100.000 ons emas per tahun nya.
Analisis Teknikal
INDY masih berada dalam fase sideways jangka menengah nya, namun jika INDY berhasil breakout resistance 1.585, ada potensi INDY bisa melanjutkan rally menuju resistance selanjutnya di level 1700. Dengan didukung dengan kenaikan volume yang signifikan dibanding dengan hari-hari sebelumnya, maka INDY berpotensi untuk breakout resistance dan mulai masuk fase uptrend nya. Cut loss jika break level 1.335
3. PT Bukit Asam Tbk – PTBA
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham PTBA masih terkoreksi 12% sejak awal tahun hingga tanggal 24 September 2021 pada harga Rp2.450 per lembar sahamnya;
- Saham PTBA juga tergolong likuid dengan rata-rata volume perdagangan selama bulan September 2021 sebesar Rp84 miliar per harinya;
- Volume perdagangan saham PTBA di bulan September 6.524.368 lot;
- Dalam 1 bulan terakhir di bulan September ini total volume perdagangan saham PTBA mencapai 6.524.368, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham PTBA dari bulan sebelumnya yang tercatat 4.965.364 atau ada peningkatan sebesar 131% MoM;
- Saat ini PTBA sedang bertransformasi dari perusahaan batu bara menjadi perusahaan energi dan sudah beberapa langkah ditempuh dengan mulai membentuk ekosistem tambang dari penambangan, penanganan, transportasi, pengelolaan pelabuhan hingga distribusi batubara sampai ke pengguna akhir. Per Agustus 2021, PTBA memiliki pencapaian laba bersih yang tercatat Rp3,58 triliun dimana jumlah tersebut sudah melampaui kinerja setahun penuh di tahun 2020 lalu sebesar Rp2,4 triliun.
Analisis Teknikal
PTBA sejak 30 Agustus 2021 mulai rebound dan berada dalam trend bullish. PTBA berhasil ditutup diatas MA 5, 20 dan 50 nya. Kenaikan harga diiringi dengan kenaikan volume, stochastic bergerak naik dan MACD positif. PTBA berpeluang menguat ke resistance 2560, cut loss jika break 2360.
4. PT Alfa Energi Investama Tbk – FIRE
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham FIRE masih terkoreksi sebesar 57% sejak awal tahun hingga tanggal 24 September 2021 pada harga Rp520 per lembar sahamnya;
- Saham FIRE juga tergolong likuid dengan rata-rata volume perdagangan selama bulan September 2021 sebesar Rp4 miliar per harinya;
- Volume perdagangan saham FIRE di bulan September 1.547.388 lot;
- Dalam 1 bulan terakhir di bulan September ini total volume perdagangan saham FIRE mencapai 1.547.388, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham FIRE dari bulan sebelumnya yang tercatat 1.146.123 atau ada peningkatan sebesar 135% MoM;
- FIRE mengandalkan segmen pasar ekspor dengan pertimbangan harga batubara internasional yang saat ini masih uptrend. Target pasar dari FIRE diantaranya adalah China, Taiwan, dan Korea. FIRE secara kinerja tercatat positif karena berhasil mencatat kenaikan laba bersih nya di kuartal II 2021 ini yaitu sebesar Rp9,0 miliar dibanding di periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,0 miliar.
Analisis Teknikal
FIRE secara teknikal berada dalam fase sideways jangka menengah. FIRE berhasil breakout resistance sebelumnya di level 575, diiringi dengan kenaikan volume yang signifikan dan indikator momentum stochastic yang goldencross di area oversold. Maka ruang penguatan untuk FIRE masih terbuka lebar. FIRE akan menguji resistance selanjutnya di level 705. Cut loss jika break 445.
5. PT Medco Energi Internasional Tbk – MEDC
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham MEDC masih terkoreksi 22% sejak awal tahun hingga tanggal 24 September 2021 pada harga Rp492 per lembar sahamnya;
- Saham MEDC juga tergolong likuid dengan rata-rata volume perdagangan selama bulan September 2021 sebesar Rp30 miliar per harinya;
- Volume perdagangan saham MEDC di bulan September 10.954.021 lot;
- MEDC memiliki tiga pilar bisnisnya diantaranya adalah minyak dan gas, ketenagalistrikan, dan pertambangan mineral. Walaupun sampai saat ini MEDC masih memiliki mayoritas dalam segmen bisnisnya dari minyak dan gas. MEDC telah melakukan aliansi strategis bersama Kansai Electric Power Company untuk meningkatkan pengembangan bisnis energi bersih, dalam hal ini mencakup bisnis IPP Gas, LNG untuk pembangkit listrik, dan jasa operasi jiga pemeliharaan. Selain itu, MEDC juga mengembangkan fasilitas solar PV 26 MWp di Sumbawa, Nusa Tenggara Timur. Ditambah juga MEDC telah resmi menandatangani perjanjian dengan PLN untuk mengembangkan 2 fasilitas Solar PV 2×25 MWp di Bali yang diharapkan dapat beroperasi di akhir tahun 2022.
Analisis Teknikal
MEDC sejak tanggal 23 Agustus 2021 mulai bergerak konsolidasi setelah mengalami fase bearish jangka pendeknya. Volume naik dan stochastic goldencross di area netral. MEDC berpotensi menguat ke resistance 534. Cut loss jika break 462.
6. PT Delta Dunia Makmur Tbk – DOID
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham DOID masih terkoreksi 13% sejak awal tahun hingga tanggal 24 September 2021 pada harga Rp314 per lembar sahamnya;
- Saham DOID juga tergolong likuid dengan rata-rata volume perdagangan selama bulan September 2021 sebesar Rp23 miliar per harinya;
- Volume perdagangan saham DOID di bulan September 14.098.867 lot;
- Dalam 1 bulan terakhir di bulan September ini total volume perdagangan saham DOID mencapai 14.098.867, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham DOID dari bulan sebelumnya yang tercatat 11.245.655 atau ada peningkatan sebesar 125% MoM;
- Anak usaha DOID yaitu PT Bukit Makmur Mandiri (BUMA) telah mendapat perpanjangan kontrak dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Kontrak tersebut terkait dengan jasa operasional di Tutupan, Kalimantan Selatan. DOID sampai saat ini telah memperoleh kontrak melalui anak usahanya PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dengan nilai kontrak sebesar Rp26 triliun yang meliputi pengerjaan overburden removal sebesar 650 juta bcm dan lebih dari 210 juta ton batubara yang akan diekstraksi dimana kontrak tersebut juga meliputi pengangkutan lebih dari 75 juta ton batubara dengan masa berakhir kontrak tersebut yaitu hingga Desember 2031.
Analisis Teknikal
DOID saat ini dalam fase sideways jangka pendeknya. DOID berhasil ditutup diatas MA 5, 20 dan 50 nya, stochastic goldencross di area oversold, MACD bergerak ke arah positif, dan kenaikan harga DOID diiringi dengan kenaikan volumenya yang sangat signifikan. DOID berpotensi menguji resistance di level 330. Cut loss jika break 290.
7. PT Golden Eagle Energy Tbk – SMMT
Kinerja Saham & Prospek Kedepan
- Harga saham SMMT melesat 58% sejak awal tahun hingga tanggal 24 September 2021 pada harga Rp182 per lembar sahamnya;
- Saham SMMT juga tergolong likuid dengan rata-rata volume perdagangan selama bulan September 2021 sebesar Rp9 miliar per harinya;
- Volume perdagangan saham SMMT di bulan September 8.381.348 lot;
- Dalam 1 bulan terakhir di bulan September ini total volume perdagangan saham SMMT mencapai 8.381.348, dan terdapat peningkatan aktivitas volume transaksi pada saham SMMT dari bulan sebelumnya yang tercatat 6.141.490 atau ada peningkatan sebesar 136% MoM;
- Secara kinerja keuangan nya, SMMT pada kuartal II 2021 ini berhasil mencatat kenaikan laba bersih sebesar Rp. 44,1 miliar dimana sebelumnya pada periode yang sama di tahun lalu hanya tercatat sebesar Rp. 7,1 miliar. SMMT juga berhasil mencatat produksi batubara sebesar 743.000 ton pada semester 1 2021 ini, produksi tersebut naik 26% year on year. Seiring dengan membaiknya harga batubara global, SMMT juga memperluas segmen ekspornya tidak hanya ke China dan India tapi juga ke negara-negara di Asia Tenggara yaitu diantaranya Vietnam, Thailand dan Laos.
Analisis Teknikal
SMMT berada dalam fase sideways jangka pendeknya. Ditutup di atas MA – 5. Jika SMMT berhasil ditutup diatas MA 20 nya yaitu level 190, maka ada peluang SMMT untuk menguji targetnya di level 207. Volume naik signifikan dibanding hari – hari sebelumnya. Cut loss jika SMMT bergerak turun break di level 177.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.