Ekonomi

Rupiah Lemah Terus, Bikin Pesimis Rakyat Indonesia

rupiah-lemah

Ajaib.co.id – Belakangan ini, perlawanan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin tak berimbang pada pertengahan perdagangan. Menurut rilis data dari Refinitiv, menunjukkan bahwa rakyat Indonesia makin pesimis menatap kondisi ekonomi dalam negeri yang membuat rupiah lemah.

Pada perdagangan bulan lalu (8 September), nilai mata uang rupiah sempat dibuka melemah 0,14% ke angka Rp14.230 per dolar AS. Depresiasi rupiah makin berlanjut sampai sebesar 0,39% di angka Rp14.365 per dolar AS. Bahkan pada siang harinya, rupiah melemah 0,35% berada di Rp14.260 per dolar AS.

Menghadapi kondisi rupiah lemah tajam serta situasi ekonomi saat ini dan beberapa bulan ke depan membuat masyarakat Indonesia tidak lagi memiliki kepercayaan diri. Hal ini terlihat dari survei konsumen yang diadakan atas inisiasi Bank Indonesia. Pada periode Agustus 2021, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ada pada 77,3 turun dibandingkan sebulan yang lalu mencapai 80,2.

Untuk informasi, IKK ini menggunakan angka 100 sebagai ambang batas survei. Jika nilai indeksnya berada di bawah 100, artinya konsumen memandang pesimis terhadap prospek perekonomian saat ini sampai enam bulan mendatang. Tak terkecuali dari berbagai kebijakan pemerintah untuk mendongkrak perekonomian dalam negeri.

Survei Konsumen dari Bank Indonesia tersebut mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen terhadap situasi ekonomi sekarang masih tidak begitu besar. Terlebih adanya kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat yang terus berlanjut guna mengurangi penyebaran virus Covid-19 varian delta.

Sampai pada penutupan perdagangan hari ini posisi rupiah lemah sebanyak 40 poin. Hal ini sejalan dengan laju mata uang lain di kawasan Asia yang juga melemah terhadap dolar AS.

Dikutip dari Bloomberg, Sebagian besar mata uang regional terpantau

Indeks dolar AS yang mengkukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama mengalami kenaikan 0,32% menjadi sebesar 95,5216 pada akhir perdagangan Selasa (07/09). Sementara pada perdagangan Jumat (03/09) lalu greenback sempat jatuh ke level paling rendah sejak awal Agustus setelah diterbitkannya laporan tenaga kerja Amerika Serikat yang mengecewakan.

Laporan tersebut mendorong para analis meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve tidak akan melakukan pengurangan terhadap stimulusnya selama beberapa bulan ke depan.

Imbas Hasil Obligasi AS Meningkat

Penyebab rupiah lemah pada perdagangan saat itu dikarenakan imbas hasil dari meningkatkannya obligasi Amerika Serikat. Menurut data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka di level 14.240 per dolar AS, namun menjelang siang kembali melemah di angka Rp14.265 per dolar AS.

Jika dilihat dari pergerakannya sejak pagi hingga siang hari, kurs rupiah bergerak di kisaran angka 14.235 per dolar AS hingga Rp14.265. Apabila dihitung sejak awal tahun 2021, maka kondisi rupiah lemah sebesar 1,53%.

Lemahnya rupiah hari ini diikuti penguatan indeks dolar AS pada perdagangan kemarin yang diakibatkan efek dari sentimen penundaan tapering bank sentral AS mulai berkurang. Sementara tingkat imbal hasil dari obligasi AS dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami kenaikan. Hal ini jadi menarik bagi sebagian pelaku pasar agar masuk ke aset dolar AS.

Diketahui pemerintah Amerika Serikat menjual utang baru pada minggu ini, termasuk surat utang dengan tenor 3 tahun senilai US$58 miliar. Kemudian obligasi 10 tahun dengan nilai USD38 miliar dan obligasi 30 tahun senilai USD24 miliar.

Tak hanya itu, diperkirakan peluang terjadinya tapering di akhir tahun 2021 masih belum hilang karena The Federal Reserve (The Fed) masih ingin mempertimbangkan data-data baru yang masuk.

Kemudian dari sisi teknikalnya, di area Rp14.180 sampai Rp14.190 bisa diartikan sebagai dukungan yang cukup kuat untuk mendorong pasar melakukan pembelian dolar AS.

Prediksi Rupiah di Tengah Kasus Covid-19 Varian Baru

Sudah rupiah lemah, ditambah kasus Covid-19 yang tak kunjung mereda membuat masyarakat mulai merasakan ketidakpercayaan diri. Ditambah kondisi ekonomi yang tak menentu membuat rakyat semakin frustasi.

Sampai pada Senin (07/09) kemarin, kasus harian covid-19 di Indonesia bertambah mencapai 7.201 kasus. Jika ditotalkan, masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah mencapai 4,14 juta kasus.

Lalu jumlah yang meninggal akibat covid-19 mencapai 683 kasus sehingga ditotalkan mencapai 137.156 kasus. Sedangkan jumlah kasus pasien yang sembuh juga bertambah sebanyak 14.159 kasus sehingga total pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 3,86 juta kasus.

Artikel Terkait