Milenial

Rekomendasi Buku Terinspiratif dan Paling Ditunggu

Ajaib.co.id – Apakah kamu seorang book junkie milenial? Ketika kamu bisa menghabiskan bacaan sebuah buku yang baru kamu beli tadi siang di toko buku dalam semalam, enggak salah lagi kamu memang masuk ke kategori itu.

Meskipun terlihat mager, kebiasaan membaca buku sebetulnya bisa menjadi sangat produktif dalam menambahkan perbaikan bagi aktivitas sehari-hari, di samping membuka cakrawala ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dalam memandang dan menyikapi berbagai hal.

Untuk itu, seorang book junkie perlu rekomendasi buku yang akan, ataupun, yang masih jadi hype di 2020 ini. Selain fiksi, akan ada beragam rekomendasi buku bagus dan seru yang wajib dibaca untuk mengisi waktu sepanjang tahun, seperti sejarah, pengetahuan baru, dan analisa pengalaman untuk menambah wawasan.

Rekomendasi Buku Terinspiratif 5 Dekade Hingga 2020

The Selfless Gene: Living with God and Darwin by Charles Foster

Apakah sebenarnya tujuan evolusi? Apakah kita keturunan primata, atau Adam dan Hawa? Itu adalah pertanyaan paling klasik yang ada di benak kita, termasuk para ilmuwan biologi evolusioner seperti Charles Foster.

Buku ini dipublikasikan oleh Hodder 2009, dan Thomas Nelson (edisi Amerika) pada 2010. Selain ilmuwan biologi evolusioner, Charles Foster juga seorang penulis, traveller dan lawyer.

Buku-bukunya bercerita mengenai berbagai bidang seperti travelling, sejarah, alam, antropologi, theologi, arkeologi, filosofi serta hukum. Ia juga telah meraih Nobel Biology Prize untuk risetnya tentang cara hidup di alam liar, bersama musang, berang-berang, rusa, rubah dan burung.

Meskipun memilih beberapa entry point untuk masuk ke topik inti, pada akhirnya semua karyanya terasa lumayan kontroversial. Wikipedia mendeskripsikan karya-karya Charles Foster yang juga adalah penulis “Being a Beast – an Intimate and Radical Look at Nature” itu, sebagai tulisan-tulisan yang sombong dan tidak berhasil menjawab pertanyaan: Siapakah kita, apakah sebenarnya kita, dan apa yang kita lakukan di sini?

Namun, jika kamu membaca langsung dan mencernanya secara obyektif, di dalam buku ini, Charles Foster sesungguhnya menilai bahwa pertentangan klaim kalangan Neo-Darwinist dan Young Earth Creationist telah mencerminkan ketidakcocokan cara pandang ajaran Kristen Ortodok dengan pandangan ilmu biologi evolusioner, dalam hal memahami dunia ini.

Menurut Charles Foster, inti ketidakcocokan itu bersumber pada implikasi etika cara pandang seleksi alam (yang merupakan sebuah sistem berbasiskan egoisme, pembuangan dan kematian) terhadap Sang Maha Pencipta yang (seharusnya) Maha Penyayang dalam kerangka keyakinan agama Kristen.

Cerdas, provokatif dan mudah dipahami, The Selfless Gene menawarkan peluang bagi dialog sehat antara keyakinan dan studi ilmiah, dan sebuah rekonsiliasi bagi dua cara pandang dunia yang selama ini selalu dianggap berseberangan.

Simon Conway-Morris, Professor of Earth Sciences, University of Cambridge, mengulas, jika kamu seorang creationist yang meyakini konsep penciptaan Adam dan Hawa oleh Sang Maha Pencipta sebagai nenek moyang manusia, bisa jadi kegalauan akan mengusik hatimu ketika tiba di halaman terakhir buku yang memprovokasi pikiran pembacanya ini.

Lucunya, sama halnya dengan para fans fanatik teori Darwin! Menegaskan kembali narasi Genesis yang mendasar sebagai pusat keyakinan terpenting kita, Charles Foster mengeksplorasi penyebab mengapa kita merasa berada di dunia yang berantakan.

Namun ia juga mendorong kita kepada sebuah visi baru yang lebih puitis tentang sebuah dunia yang diciptakan oleh evolusion, namun diresapi oleh makna dan keindahan, dan akhirnya dibuat dengan sempurna.

Ini adalah buku yang akan ditolak para atheis penganut teori Darwin, namun mereka pun tak memiliki jawaban lain.

Sementara Sam Berry, Emeritus Professor of Genetics, University College, London, berpendapat, Charles Foster memperlihatkan bahwa dia murid sejati Darwin lewat cara mengambil pilihan sulit untuk membela sebuah pemikiran yang menentang fundamentalisme di kedua sisi, baik itu agama maupun atheisme.

Dia sebenarnya telah luar biasa sukses. Bukunya ini menyenangkan dibaca – dan menjadi penangkal ampuh bagi histeria tentang evolusi dari kedua pihak eksternal yang berseteru. Meski terasa absurd, tapi faktanya tetap saja masih memikat banyak pembaca. Bacalah The Selfless Gene, lalu cernalah dalam hati.

The Selfish Gene by Richard Dawkins adalah Pemicu

Mengapa ada individu yang bertahan, sementara yang lainnya tersingkir? Buku yang ditulis Richard Dawkins 33 tahun sebelum Charles Foster menulis The Selfless Gene ini diterbitkan oleh Oxford University Press di tahun 1976.

Buku ini pastinya pernah menjadi bahan perenungan Charles Foster, karena kedua pemikiran mereka memiliki keterkaitan berkesinambungan. Di buku ini Richard Dawkins melemparkan pikiran perdananya bahwa individu-individu terdiri dari gen kromosom yang awal mulanya bagaikan sekumpulan kartu yang kemudian telah acak terpencar-pencar hingga terlupakan.

Gen tak terhancurkan, dan hanya akan mengubah pasangannya via penyilangan. Gen merupakan penduduk waktu geologis yang akan ada selamanya dan bersifat replika, sementara kita adalah mesin pertahanan hidupnya.

Saat tugas kita selesai, maka “Kita dikesampingkan”. Meme untuk unit evolusi budaya manusia menunjukkan bahwa replikasi egois demikian juga dapat menjadi model bagi budaya peradaban manusia.

Rekomendasi Buku yang Paling Ditunggu di 2020

1. Long Bright River – Liz Moore

Buku bergenre misteri ini bercerita tentang dua saudara, Mickey dan Kacey, pecandu opium dan polwan. Kerenggangan hubungan keduanya teratasi berkat maraknya pembunuhan di lingkungan mereka.

2. Hitting a Straight Lick with a Crooked Stick: Stories from the Harlem Renaissance – Zora Neale Hurston

Ini adalah kumpulan cerita Zora Neale Hurston, seorang tokoh penulis perkembangan literatur kulit hitam, khususnya kehidupan warga Afro-Amerika di Amerika pada tahun 1925-an.

3. Uncanny Valley – Anna Wiener

Buku nonfiksi ini menceritakan perjalanan Anna di Silicon Valley, dengan budaya kerja startup yang berani, ceroboh, dan ambisius.

Sambil menanti tawaran masa depan yang menjanjikan di industri ini, Anna malah menemukan fakta tentang industri teknologi pengolahan data yang pengawasannya tidak teregulasi dan berkekuatan politis, sehingga bukannya jadi penyelamat, malah jadi ancaman bagi demokrasi negara.

4. The Splendid and the Vile: A Saga of Churchill, Family, and Defiance During the Blitz – Erik Larson

Buku karya penulis New York Times bergenre nonfiksi ini mengisahkan tentang usaha Winston Churchill menyelamatkan negaranya dari invasi Hitler, saat baru menjadi Perdana Menteri Inggris.

Ajaran Churchill tentang keberanian dalam bertindak tercermin dalam kisah hari-hari tersulit beserta keluarganya, yang terkumpul melalui buku harian, dokumen, dan laporan mata-mata.

5. The Girl with the Louding Voice – Abi Dare

Karya pertama Abi Dare ini menceritakan tentang jeritan perjuangan kaum tertindas di Nigeria dalam meraih masa depan, akibat masalah ketidaksetaraan gender, kebodohan dan kemiskinan.

Adunni adalah seorang remaja Nigeria 14 tahun yang hanya ingin sekolah, tapi malah dijual ayahnya untuk dinikahi sebagai istri ke-3 seorang lelaki. Tak menyerah, Adunni pun kabur ke kota untuk melanjutkan perjuangannya.

6. My Dark Vanessa – Kate Elizabeth Russell

Rekomendasi buku bergenre novel fiksi ini menceritakan sebuah dinamika psikologis Vanessa, seorang gadis cerdas yang 17 tahun lalu pernah rela berhubungan gelap dengan guru Bahasa Inggrisnya, Jacob (42 tahun), yang karismatik namun manipulatif.

Kini ia galau apakah harus membuka rahasia gelap itu ketika Jacob dituduh melakukan pelecehan seksual oleh mantan siswinya, yang juga meminta tolong pada Vanessa untuk turut bersaksi. Apa sikap Vanessa?

7. The Herd – Andrea Bartz

Ini adalah kisah novel tentang dinamika hubungan antara kakak beradik Hana dan Katie, dengan Eleanor, sang pendiri The Herd, co-working space khusus wanita yang hype di New York.

Situasi semakin mencekam ketika Bu Eleanor menghilang tanpa jejak. Rahasia apa yang Eleanor sembunyikan?

8. You Are Not Alone – Greer Hendricks dan Sarah Pekkanen

Buku ini menjelaskan kisah tentang kemisteriusan pertemanan Shay, seorang wanita pengangguran dan tunawisma, dengan Cassandra dan Jane yang glamor dan sukses, yang awalnya seolah menjadi teman penyelamat dan pendamping melalui kesulitan, namun kemudian malah berubah menjadi ancaman jiwa.

Pilih salah satu, atau beli semua buku untuk menemani momen-momen Di Rumah Aja! Itu terserah kamu. Yang penting, selain menikmati work from home, jangan lupa untuk terus mengembangkan portofolio investasi dengan investasi yang berintegritas, fleksibel dan menguntungkan seperti reksa dana di Ajaib.

Aplikasi Ajaib merupakan aplikasi investasi yang mudah, terdapat menu pilihan paket investasi variatif, minimum modal hanya Rp10.000 dan menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta diawasi penuh oleh Otorita Jasa Keuangan.

Artikel Terkait