Bingung
memilih antara investasi properti (real estate) dan reksa dana? Sebelum membahas lebih jauh, mari terlebih dahulu membahas apa itu investasi. Secara sederhana, investasi merupakan aktivitas membeli sesuatu yang suatu hari akan menjadi aset yang dapat kamu jual untuk membayar pengeluaranmu di masa depan.
Nah, reksa dana adalah sebuah wadah yang menghimpun dana dari masyarakat yang menjadi pemodal atau investor. Dana yang telah terkumpul ini nantinya akan diinvestasikan ke beberapa instrumen investasi seperti obligasi, saham, dan deposito.
Sementara itu, berinvestasi dalam real estate tidak ubahnya menambah kepemilikan aset properti yang akan menghasilkan keuntungan. Aset yang dimaksud di sini tidak merujuk pada pembelian rumah yang sengaja dibeli untuk kamu tinggali. Pembelian properti untuk penggunaan pribadi tidak boleh dianggap sebagai investasi loh ya. Pembelian real estate yang dimaksud adalah berbentuk tanah dan properti dan memang khusus ditujukan untuk investasi.
Jika kamu masih bimbang untuk berinvestasi reksa dana atau ke dalam dunia properti, sebaiknya kamu pertimbangkan terlebih dahulu beberapa aspek di bawah ini:
Ukuran Investasi Minimum
Kamu hanya perlu Rp1.000.000,00 untuk dapat mulai berinvestasi di reksa dana. Sedangkan, kebutuhan untuk berinvestasi ke dalam real estate jauh lebih banyak. Bahkan kamu harus membayar uang muka yang umumnya dipatok sebesar 10 persen hingga 20 persen, untuk memiliki satu unit apartemen. Apalagi kalau kamu tinggal atau berencana memiliki investasi real estate di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan kota besar lainnya, akan lebih besar lagi biaya yang kamu butuhkan.
Periode Holding
Periode holding adalah istilah yang dimaksudkan bagi seorang investor untuk tetap mempertahankan investasinya. Baik berinvestasi dalam reksa dana maupun real estate, terdapat periode holding yang dianjurkan, biasanya sekitar 5 hingga 10 tahun. Biasanya, periode holding bukanlah masalah dalam investasi properti atau real estate karena nilai hariannya tidak sedinamis reksa dana. Dalam reksa dana, terkadang investor merasa khawatir ketika mendengar berita negatif mengenai kondisi pasar saham. Hal ini kerap membuat investor buru-buru menjual investasinya walaupun belum memenuhi periode holding yang dianjurkan. Padahal, fluktuasi pasar saham tidak selalu langsung berdampak pada performa reksa dana. Biasanya, orang yang berinvestasi pada properti akan berada dalam periode holding yang cukup lama, hingga beberapa dekade. Padahal, jika waktu yang sama diterapkan untuk periode holding dalam investasi reksa dana, keuntungan yang didapatkan akan lebih besar dari properti.
Akses Cepat untuk Mencairkan Uang
Seberapa pun besarnya keuntungan kamu dalam berinvestasi, entah itu dalam reksa dana atau properti, belum bisa dikatakan untung jika aset kamu belum berubah menjadi uang tunai yang bisa kembali kamu manfaatkan di masa mendatang. Ukuran kemudahan suatu investasi untuk dicairkan atau dijadikan uang tunai dikenal juga dengan istilah likuiditas. Dalam investasi, anggap saja kamu memiliki satu unit apartemen seharga Rp300.000.000,00 serta memiliki portofolio reksa dana dengan jumlah yang sama, dan kamu membutuhkan uang tunai dalam waktu singkat. Investasi reksa dana kamu dapat segera dicairkan menjadi uang tunai hanya dalam waktu lima hari. Sementara, dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat menjual satu unit apartemen dengan keuntungan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Dengan kata lain, investasi properti tidak terlalu dapat kamu andalkan ketika kamu membutuhkan dana darurat. Selain itu, jika kamu hanya butuh Rp100.000.000,00 kamu dapat melakukan penarikan sebagian reksa dana, namun kamu tidak bisa melakukan hal ini dalam investasi properti.
Harga Transparan
Dalam berinvestasi properti, kamu harus siap menghadapi perbedaan harga beli dan harga jual yang dapat berjarak 10 persen hingga 20 persen. Dalam reksa dana, hal seperti ini tidak berlaku. Jika reksa dana yang kamu miliki dihargai Rp100.000.000,00 hari ini, kamu tahu bahwa kamu akan mendapatkan jumlah yang sama di rekening bank ketika kamu menarik kepemilikan investasi reksa dana nanti. Namun, dalam kasus real estate, apa yang pembeli tawarkan untuk properti milikmu bisa sangat berbeda dari harga yang kamu inginkan.
Biaya transaksi
Biaya untuk membeli atau menjual reksa dana adalah nol. Sebagai investor pemula, kamu mungkin akan mengeluarkan sedikit biaya untuk membayar seorang Manajer Investasi yang akan mengelola dan bertanggung jawab terhadap performa reksa dana milikmu. Namun, jika kamu sudah berkecimpung cukup lama dan memiliki pengalaman untuk mengelola reksa dana sendiri, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun di luar biaya pembelian reksa dana. Sedangkan, dalam investasi properti, kamu harus membayar broker yang akan membantumu menjual aset investasimu. Komisinya pun beragam, namun umumnya berkisar 1 persen hingga 3 persen dari harga properti yang kamu jual.
Biaya Pemeliharaan Investasi
Faktor terakhir yang harus menjadi pertimbangan adalah biaya pemeliharan aset. Dalam investasi reksa dana, tidak diperlukan biaya pemeliharaan. Keuntungan yang kamu dapatkan dari reksa dana juga dilaporkan sebagai Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek Pajak. Sedangkan, biaya pemeliharaan adalah unsur yang wajib ada dalam investasi properti. Selain itu, kamu juga akan dikenakan pajak tahunan untuk setiap properti yang kamu miliki.
Setelah membandingkan faktor-faktor di atas, sebaiknya kamu sesuaikan lagi kedua jenis investasi tersebut dengan kemampuan dan tujuan finansial kamu. Namun, jika kamu baru saja ingin terjun sebagai
investor pemula, reksa dana adalah pilihan yang paling bijaksana. Tertarik mencoba?
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang