Ajaib.co.id – Setiap remaja lulusan sekolah menengah atas banyak yang berlomba-lomba masuk perguruan tinggi. Setelah belajar mati-matian untuk lulus dalam pendidikan akademik sekolah menengah, mereka pun harus kembali belajar untuk bisa masuk tes perguruan tinggi.
Anak-anak muda ini berharap dengan memiliki gelar sarjana bisa jadi investasi untuk memperoleh karier atau pekerjaan yang bagus. Tetapi apakah itu bisa menjamin?
Secara umum, memang lulusan perguruan tinggi akan menerima upah yang lebih besar dibandingkan mereka yang tidak memiliki gelar. Mahasiswa akan melatih cara bicara, berpikir, berpenampilan sehingga tampak intelek.
Di sinilah letak nilai lebih mereka. Akan tetapi, rata-rata perusahaan akan menilai seseorang sejak kesan pertama, seperti cara berjalan, bicara, serta berpikir pada saat sesi wawancara.
Namun, tidak semua orang yang memiliki gelar akademik pada akhirnya akan memperoleh pekerjaan. Hal ini dikarenakan banyak lulusan perguruan tinggi yang kurang kompeten dalam dunia kerja tanpa memiliki keahlian khusus.
Sejatinya bursa lapangan kerja akan mudah dimasuki para pelajar jika tidak hanya pintar secara teori tetapi juga punya keahlian khusus yang dapat diandalkan. Mahasiswa yang punya kemampuan seperti mekanik, desain, digital, dan lain sebagainya punya peluang lebih besar untuk diterima di suatu perusahaan.
Anggapan Masyarakat Mengenai Perguran Tinggi
Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa lulusan perguruan tinggi akan lebih menjanjikan daripada hanya lulusan SMA atau SMK. Namun, pada kenyataannya banyak dari mereka yang memiliki gelar sarjana, bahkan gelar magister sekalipun, kualitasnya tidak sesuai dengan kebutuhan industri.
Anggapan masyarakat tentang perguruan tinggi, di antaranya adalah:
· Mendapat upah kerja yang lebih tinggi
· Lebih terlihat intelektual
· Mampu menaikkan derajat seseorang, apalagi gelar ditulis di belakang nama
· Memperbesar peluang untuk menggapai cita-cita
· Memperluas jaringan
Tak ada yang salah dengan anggapan tersebut. Perguruan tinggi hanya memperbesar harapanmu tapi belum tentu membantu mewujudkan apa yang diharapkan. Permasalahannya selama ini adalah mahasiswa hanya dituntut belajar untuk lulus menjadi sarjana.
Para mahasiswa ini tidak diarahkan untuk menjadi seorang profesional, melainkan hanya mengejar status bukan prosesnya. Akhirnya, banyak alumni perguruan tinggi yang tidak paham apa saja proses pendidikan yang sudah dilewatinya.
Kondisi Bursa Lapangan Kerja Tidak Sebanding dengan Lulusan Sarjana Baru
Mereka yang punya gelar sarjana harus bersaing dengan lulusan-lulusan baru setiap tahunnya. Dari data yang dihimpun berbagai sumber, lebih dari 70 ribu lulusan sarjana baru di Indonesia tidak mampu terserap perusahaan.
Ini bakal memicu terjadinya pengangguran, sementara jumlah lulusan baru perguruan tinggi mencapai sekitar 250 ribu setiap tahunnya.
Sebuah studi yang pernah dilakukan oleh Willis Towers Watson beberapa tahun belakangan menyebutkan bahwa dari tahun ke tahun, perusahaan di Indonesia kesulitan mendapatkan lulusan sarjana yang siap pakai.
Di sisi lain, kondisi bursa lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusannya. Ada beberapa poin yang harus dipahami lulusan sarjana baru dalam melihat kondisi bursa lapangan kerja, yaitu:
· Semakin banyak lulusan perguruan tinggi, kesempatan memperoleh kerja semakin sedikit.
· Dunia kerja butuh orang-orang yang memiliki keterampilan.
· Dunia kerja membutuhkan orang-orang dengan keahlian khusus.
· Dunia kerja membutuhkan orang-orang yang tekun dan ulet.
Maka dari itu, gelar sarjana tidak akan menjamin apabila kamu tidak punya skill khusus yang dibutuhkan dunia kerja serta critical skills. Sayangnya, pihak kampus seolah-olah tidak memberikan pembekalan dan peningkatan kemampuan pada sumber daya manusianya.
Terlebih di zaman modern saat ini, teknologi jadi hal yang mulai dilirik perusahaan. Perusahaan tentu ingin mengembangkan bisnisnya ke arah digitalisasi agar makin mudah menjangkau konsumen.
Untuk itulah, lulusan perguruan tinggi diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dunia digital. Selain itu ada beberapa keahlian yang harus dimiliki para lulusan sarjana ini, yaitu:
· Agile Thinking Ability (kemampuan berpikir sistematis dan strategis).
· Interpersonal and Communication Skills (kemampuan berkomunikasi sehingga berani untuk adu argumen).
· Memiliki kemampuan bahasa asing
Pekerjaan yang Paling Dibutuhkan Tanpa Gelar Sarjana
Gelar sarjana belum tentu menjamin kelancaran karier seseorang di masa depan. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah pekerjaan yang dibutuhkan tanpa perlu gelar S1 atau lainnya. Apalagi dengan kondisi krisis ekonomi akibat wabah virus Covid-19 mendorong banyak perusahaan memangkas jumlah pegawai dan menunda perekrutan.
Kondisi sekarang ini sudah jelas semakin mempersulit para lulusan dengan gelar sarjana mencari pekerjaan. Platform pencari kerja LinkedIn melaporkan bahwa di Inggris, pasar tenaga kerja saat ini tiga kali lebih kompetitif dibandingkan tahun lalu dalam kurun waktu yang sama.
Kalau di Inggris saja sekarang sedang menghadapi pasar tenaga kerja paling sulit karena ambruknya perekonomian akibat virus corona, apa kabarnya dengan Indonesia.
Masih menurut laporan LinkedIn, berdasarkan analisa data lamaran kerja pada situsnya, setidaknya ada sejumlah pekerjaan yang paling dibutuhkan oleh perekonomian global. Beberapa profesi ini memiliki peluang kerja yang tinggi seiring dengan pertumbuhannya yang stabil.
Profes-profesi ini tidak membutuhkan pendidikan formal, namun kamu bisa mengembangkan kemampuan tersebut secara daring. Berikut daftar pekerjaan yang banyak dicari tanpa perlu gelar sarjana, yaitu:
· Software Developer/Pengembang Perangkat Lunak
· Sales
· Project Manager
· Administrator IT
· Spesialis Layanan Konsumen
· Digital Marketer
· IT Support
· Analis Data
· Analis Finansial
· Desainer Grafis
Jadi, peluang kamu mencari pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi tergantung dari kemampuan dan keahlianmu.
Ada tips buat kamu fresh graduate minim pengalaman untuk mencari kerja, yakni:
1. Bikin CV dan resume yang kreatif
2. Berani mencoba dan tidak takut gagal
3. Coba awali karirmu dengan menjadi anak magang
4. Asah terus keterampilan