Kamu tentunya sudah tidak asing dengan perusahaan kontruksi bangunan satu ini. Perusahaan yang memiliki kode emiten WEGE di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan anak perusahaan dari PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Saham WEGE merupakan kode emiten saham dari PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk, yang belum lama baru saja melantai di bursa saham, tepatnya pada 30 November 2017.
Sebagai anak perusahaan induk PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Wika Gedung merupakan perusahaan papan atas yang bergerak pada usaha kontruksi bangunan gedung. Di mana Wika Gedung meliputi proyek pembangunan gedung seperti bandara, rumah sakit, apartemen, perkantoran, dan lainnya. Sebut saja proyek-proyek bangunan terkenal yang dikerjakan oleh Wika Gedung diantaranya:
1. Thamrin Office Tower,
2. Sudirman Suites – Jakarta,
3. Syamsudin Noor Airport – Banjarmasin,
4. Benhil Central – Jakarta,
5. Transmart Majapahit, RSUD Cengkareng,
6. Pullman & Resort – Lombok,
7. dan masih banyak lagi proyek-proyek bangunan gedung lainnya.
Apakah Saham Wika Gedung Direkomendasikan untuk Dibeli?
Tren banyaknya aktivitas pembangunan infrastruktur di Indonesia, hal ini juga menjadi sentimen positif bagi saham Wika Gedung di 2019 ini. Berdasarkan data yang dirilis oleh Bloomberg, sepanjang tahun 2019 ini saham Wika Gedung yang memiliki emiten WEGE menguat 1,67% dan berada di level Rp340 per saham pada penutupan perdagangan pada Senin (9/9/2019).
Harga tertinggi saham Wika Gedung pasca IPO tertinggi Rp426 per saham pada 18 April 2019 dan mencatatkan harga terendah Rp194 pada 4 Juli 2018. Dari harga IPO Rp290 per saham. Saham Wika Gedung memperoleh tingkat pengembalian sebesar 17,24%.
Saham Wika Gedung Jadi Rekomendasi
Menurut analisis Sinarmas Sekuritas, Anthony Wijaya, pilihan saham dari Sinarmas Sekuritas adalah sektor kontruksi, saham Wika Gedung menjadi salah satunya dengan rekomendasi beli dengan target harga yang dinaikkan dari Rp 480, yang menggambarkan price earning 9,2 kali di tahun 2019.
Selain itu, Anthony Wijaya, memberikan catatan risiko dari turunnya pencapaian target proyek di 2019, penurunan piutang jika proyek dihentikan, dan tingkat permintaan properti yang lambat. Dengan banyaknya tender proyek bangunan yang ditunda saat gelaran pesta demokrasi beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Bisnis.com, Wika Gedung menyongsong target nilai kontrak tahun 2019 Rp 11,9 triliun dan baru terealisasi sebesar Rp 4,9 triliun atau baru mencapai 40,9% dari target nilai kontrak tahun 2019.
Laba Saham WIKA
Sepanjang 2018, Wika Gedung mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,82 triliun dan tumbuh 49,61% dari pendapatan usaha 2017 sebesar Rp3,89 triliun. Laba bersih Wika Gedung pada 2018 mencapai Rp 444,24 miliar meningkat dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 294,87 miliar. Wika Gedung juga menyasar proyek APBN yaitu pembangunan infrastruktur ibu kota baru di Palangkaraya, tepatnya di sebagian Kutai Kertanegara dan Penajem Paser Utara. Karena proyek APBN dinilai paling aman untuk perseroan.
Sudah tau semua fakta mengenai saham WIKA dengan anak perusahaannya saham WEGE? Tunggu apalagi? Yuk mulai investasi sekarang dan dapatkan keuntungan dan return yang tinggi di Ajaib!
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.