Saham

Pola Grafik Saham Yang Harus Kamu Ketahui (Part 1)

Harga Saham Unilever

Ajaib.co.id – Dalam analisis teknikal, secara tidak langsung ketika sedang melakukan trading kita mempelajari sentimen pasar. Hal ini tergambar dari pola grafik saham yang terbentuk.

Secara tidak langsung, pola-pola tertentu menunjukkan kecenderungan para pelaku pasar untuk menjual atau membeli saham. Dengan mempelajari polanya kita akan bisa mengenali  potensi keuntungan atau kerugian sebelum membeli.

Dalam artikel kali ini, melanjutkan analisis Price Action sebelumnya, kita akan membahas tentang pola dan formasi grafik dasar. Tujuan kita di sini adalah untuk menemukan pergerakan besar sebelum itu terjadi. Dengan mempelajari pola dan formasi grafik kita bisa bersiap membeli saham sebelum pergerakan yang diantisipasi terjadi.

Pola-pola grafik akan mengindikasi apakah harga akan melanjutkan arahnya atau berbalik arah. Pola grafik membantumu menjadi tiga pertanyaan di bawah ini:

  • Bagaimana pola grafik memberikan sinyal masuk?
  • Kapan saya harus keluar posisi, baik keluar dalam kondisi menguntungkan maupun merugi.

Jangan khawatir kalau kamu tidak bisa mengingat pola-polanya. Kamu tidak perlu mengetahui semua pola grafik karena total jumlahnya ada ratusan, dan kebanyakan mirip-mirip. Kamu sebaiknya tidak menghapal pola secara mekanis, misalnya menghapal “Oh, kalau bentuknya begini berarti berikutnya harga naik, kalau bentuknya begitu berarti akan turun”.

Kamu sebaiknya memahami teori di balik pola. Jika kamu menguasai konsep dari sentimen di balik pola maka kamu akan memahami mengapa harga jatuh ataupun naik setelah sebuah pola terbentuk.

Berikut adalah pola-pola harga yang akan kita bahas:

Pelajaran tentang pola masih berhubungan dengan Price Action. Dalam sebuah ten naik pastikan kamu melihat Higher High dan Higher Low. Jika dalam sebuah tren naik tercipta High yang tidak lebih tinggi dari High sebelumnya maka kamu perlu curiga bahwa para bear sudah mulai memasuki pasar. Seperti itu. Oleh karenanya kamu disarankan tidak trading secara mekanis, namun lebih ke pemahaman tentang sentimen pasar.

Double Top

Double Top ini adalah pola yang ingin kamu hindari jika terjadi. Pola Double Top adalah dua puncak yang bertemu di satu level setelah sebelumnya terdapat Uptrend. Puncak-puncak tersebut terjadi saat harga menabrak level resistance tertentu yang sulit ditembus lalu mulai berbalik arah.

Saat Double Top terbentuk maka pembalikan arah tren terjadi. Ini adalah pola yang mau kita hindari. Jika Double Top terjadi kita bisa mengambil ancang-ancang untuk keluar posisi.  Sebuah puncak terbentuk setelah menabrak resistance, lalu pullback. Setelah terjadi Pullback kemudian harga kembali naik tapi lalu terhenti lagi di level  yang sama tempat puncak sebelumnya terbentuk. Puncak-puncak ini disebut dengan Double Top. Tampilan Double Top adalah seperti ini;

Di grafik di atas kamu bisamelihat bahwa dua puncak atau “Top” terbentuk setelah sebelumnya ada tren naik. Perhatikan bahwa puncak kedua tidak lebih tinggi dari puncak sebelumnya.

 Ini adalah sinyal kuat bahwa para trader sudah mencapai targetnya sehingga mereka melepas posisi menyebabkan harga jatuh. Puncak yang tidak lebih tinggi dari sebelumnya adalah tanda bahwa para pelaku pasar mulai melakukan penjualan. Ini adalah sentimen jual yang harus diwaspadai.

Berikutnya kamu harus mengawasi Low (lembah) yang terbentuk sebelumnya. Karena jika harga melewatinya maka kamu harus cepat-cepat keluar posisi. Jika harga turun lebih bawah dari lembah sebelumnya, maka hal berikut ini terjadi;

Kamu bisa melihat bahwa setelah batang atau kandil (candle) menembus batas bawah lembah sebelumnya, harga jatuh! Tekanan jual terjadi dengan kekuatan yang besar. Ini menandakan bahwa para trader sepakat bahwa harga sudah terlalu tinggi sehingga mereka Take Profit atau Cut Loss. Kejatuhan harga yang diantisipasi adalah sebesar jarak antara low ke high.

Saat kamu melihat Double Top artinya kamu sedang melihat sentimen jual dari para pelaku pasar. Kamu bisa mulai ancang-ancang untuk keluar posisi saja. Double Top terkonfirmasi setelah puncak kedua terbentuk dan harga meluncur turun melewati lembah sebelumnya.

Setelah itu harga bisa jatuh lebih dalam lagi, maka sebelum kamu menderita kerugian yang lebih besar kamu bisa keluar setelah Double Top terbentuk. Kesempatan berikutnya ada saat harga turun melewati lembah sebelumnya.

Double Bottom

Berikutnya adalah Double Bottom. Pola ini adalah pola yang kamu ingin lihat.

Pola ini terbentuk setelah tren turun terjadi dan harga menabrak satu titik yang sulit ditembus. Saat ini para trader merasa bahwa saham ini sudah jatuh dan berada di titik yang harganya pantas untuk dibeli.

Support yang tidak mampu tertembus untuk kedua kalinya menandakan bahwa para trader mulai melakukan pembelian. Ini adalah hal yang menyenangkan untuk diketahui. Berikutnya kamu harus memperhatikan area High (puncak) sebelumnya. Karena jika setelah Double Bottom , harga melewati puncak sebelumnya maka hal ini dapat terjadi;

Setelah kandil menembus puncak sebelumnya, harga naik! Kenaikan harganya adalah sebesar jarak antara bottom ke puncak sebelumnya. Nah, kamu bisa melakukan pembelian tepat ketika harga menembus puncak sebelumnya.

Kalau kamu lebih jeli lagi coba perhatikan kandil di lembah kedua. Kamu bisa lihat bahwa itu adalah pola kandil Bullish Engulfing!

Tepat di lembah kedua yang diberi lingkaran merah terdapat kandil merah yang disusul dengan kandil hijau besar yang ‘menelan’ kandil sebelumnya itulah Bullish Engulfing.

Bullish Engulfing adalah kandil yang memberitahukan bahwa harga akan berbalik arah ke utara. Untuk entry lebih awal kamu bisa masuk setelah Bullish Engulfing terbentuk!

Pengambilan profit bisa dilakuan pertama dengan menghitung jarak antara lembah dengan leher. Misalnya jaraknya adalah 100 poin. Maka kamu bisa atur untuk Take Profit 100 poin ke atas mulai dari garis leher.

Head and Shoulders

Ini bukan mengacu pada merek shampoo anti ketombe yang terkenal itu ya, guys. Pola grafik Head and Shoulders adalah pola pembalikan arah dan selalu terlihat di ujung Uptrend.  Pola ini akan mengawali penurunan harga yang signifikan.

Kamu akan segera mengenali pola ini setelah harga tidak memberikan sinyal Uptrend lagi. Sinyal Uptrend yang dimaksud adalah Higher Low (lembah yang meninggi) dan Higher High (puncak yang meninggi). Lihat di bawah ini:

Kamu bisa mulai menandai puncak-puncaknya seperti di atas. Puncak di sebelah kiri kita akan sebut itu ‘pundak kiri’, lalu puncak yang meninggi setelahnya kita akan labeli ‘Kepala’. Lalu puncak yang merendah di sebelah ‘Kepala’ adalah ‘pundak kanan’. Dengan begitu kamu bisa melihat dengan baik Head and Shoulder di grafikmu.

Harga yang membentuk lembah yang merendah dan puncak yang merendah menandakan adanya sentimen jual yang bisa kamu antisipasi. Berikutnya kamu bisa menarik garis dari lembah ke lembah, garis tersebut akan ditandai sebagai garis leher. Saat kamu melihat pola ini kamu harus segera keluar! Perhatikan di bawah ini:

Masih ingat pelajaran tentang Price Action sebelumnya kan?

Jika kamu melihat Lembah dan Puncak yang merendah (LL dan LH) dalam sebuah Uptrend itu bukan pertanda baik. LL dan LH adalah tanda dari Downtrend! Sedangkan tanda dari Uptrend adalah Lembah dan Puncak yang meninggi (HH dan HL).

Saat pundak kanan terbentuk, kamu bisa melihat bahwa LL dan LH terbentuk. Dan pola ini memberikan arti bahwa berikutnya akan ada penurunan harga yang cukup dalam. Besar penurunannya biasanya setara dengan jarak antara kepala dengan garis lehernya. 

Kamu bisa keluar posisi setelah kandil yang membentuk pundak kanan selesai terbentuk. Kesempatan untuk keluar berikutnya adalah di garis leher. Sebaiknya kamu keluar di salah satu dari kedua titik itu karena jika terlewat maka kamu bisa merugi lebih dalam lagi.

Inverse Head and Shoulders

Sesuai dengan namanya ini adalah pola ‘Kepala-Pundak Terbalik’. Ini adalah pola yang akan kamu sukai karena pola ini akan mengawali kenaikan yang cukup signifikan. Pola ini selalu berada di ujung Downtrend. Pola ini persis seperti Head and Shoulders namun dalam posisi terbalik.

Jadi dalam pola ini lembah-lembahnya akan menjadi ‘pundak’ dan ‘kepala’. Ketika kamu melihat Lembah yang meninggi, maka itu adalah tanda-tanda dari Uptrend. Kamu bisa tandai pundak dan kepala yang terbalik itu, dan lalu kamu bisa tarik garis leher di antara pundak-pundaknya.

Pola ini menandakan bahwa harga tidak mampu turun lebih bawah lagi, terlihat dari lembah yang meninggi (HL) yang ditandai sebagai pundak kanan. HL adalah salah satu ciri Uptrend. Jangan lupa tanda Uptrend adalah HH dan HL (puncak dan lembah yang meninggi). Sebenarnya akan lebih baik lagi jika pola ini memiliki puncak yang juga meninggi.

Setelah terbentuk Pundak dan Kepala Terbalik, Maka berikutnya kita bisa mengharapkan harga untuk naik lebih jauh ke atas.

Jarak antara kepala dan garis leher dapat dijadikan acuan seberapa besar harga akan naik selanjutnya. Ini adalah pola yang akan menguntungkan kita.

Jika kamu punya saham yang kamu incar, sedangkan kini sedang meluncur ke bawah. Maka kamu bisa tunggu harga membentuk Inverse Head and Shoulders di ujung Downtrend.

Titik masuk bisa kamu temukan di kandil setelah harga menembus garis leher. Jika kamu ingin masuk lebih awal, kamu bisa perhatikan pola-pola kandilnya. Di pundak kanan kamu bisa melihat pola kandil Bullish Engulfing. Pola ini diawali kandil merah dan disusul kandil hijau besar yang ‘menelan’ kandil merah sebelumnya. Ini adalah sinyal bahwa para buyer mulai memasuki pasar dengan kekuatan yang cukup besar.

Pengambilan profit bisa dilakuan pertama dengan menghitung besaran jarak antara leher dengan kepala. Misalnya jarak antara leher dan kepala adalah 100 poin. Maka kamu bisa atur untuk Take Profit 100 poin mulai dari garis leher.

Menentukan Time Frame

Pola grafik sebaiknya ditentukan dari time frame kandil 1D (harian). Karena semakin banyak trader lain yang melihat pola tersebut maka kemungkinan keberhasilannya akan lebih tinggi. Ingat lah bahwa harga terbentuk dari transaksi yang terjadi yang dilakukan para pelaku pasar.

Semakin banyak pelaku pasar yang melihat pola-pola ini maka tingkat keberhasilannya akan semakin tinggi. Oleh karenanya pola yang jelas terlihat adalah pola di time frame 1D.

Untuk menentukan titik masuk, setelah kandil-kandil menmbus garis ‘leher’ kamu bisa turun ke time frame 1H (1 jam) untuk menanti Pullback dan masuk di sana.

Artikel Terkait