Ajaib.co.id – Apa yang terbayang dari peternakan? Mungkin gambaran pertama adalah tempat yang kotor dan bau. Dengan gambaran tersebut, peternakan menjadi tampak tidak menarik. Sekarang coba kita ganti perspektif melalui hasil ternak.
Bicara tentang hasil, kita akan sampai pada daging sapi atau daging ayam yang tersaji di meja makan. Jangan lupakan juga susu menyehatkan yang setiap hari kita minum, telur dadar enak untuk sarapan, beserta produk turunannya seperti keju dan yogurt. Hmm, lezat!
Berbagai macam daging, susu, dan olahan hasil peternakan lainnya tersebar di semua pasar, warung, dan supermarket. Setiap harinya, banyak sekali produk-produk hasil ternak yang terjual ke konsumen. Bisa dibayangkan berapa ekor hewan ternak yang harus dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Tak hanya itu, peternakan juga menghasilkan bahan pakaian maupun keperluan lainnya, misalnya wol, bulu unggas, dan sebagainya, Kotoran hewan pun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang menyuburkan tanah.
Karena itulah, usaha ini masih sangat dibutuhkan. Pengusaha tak hanya memenuhi kebutuhan hasil ternak mentah seperti daging dan telur. Sebagian dari mereka juga memasok kebutuhan industri, misalnya pabrik susu, daging olahan, serta pengolahan makanan lainnya yang membutuhkan hasil ternak.
Tertarik terjun ke dunia bisnis peternakan? Ada banyak jenis usaha ternak yang bisa kamu coba. Keuntungannya sangat menjanjikan dan cenderung mampu bertahan dalam berbagai situasi. Yuk, simak satu per satu ulasannya.
Jenis Peternakan Menurut Cara Pemeliharaan
Menurut cara pemeliharaan hewan yang diternakkan, ini digolongkan ke dalam dua jenis, yakni:
Ekstensif (Tradisional)
Peternakan ekstensif mengelola hewan ternak dengan membiarkannya berkeliaran dengan bebas. Hewan-hewan tersebut akan mencari makanannya sendiri ketika sedang dilepaskan.
Hewan-hewan ini dapat dilepaskan di tempat yang luas, misalnya padang rumput. Atau, bisa juga dibiarkan berkeliaran di tempat lainnya dengan pengawasan agar tidak hilang atau dimangsa hewan lain.
Dengan menjalankan peternakan secara tradisional seperti ini, peternak tidak akan banyak mengeluarkan biaya. Mereka juga tidak banyak terlibat dalam pemeliharaan karena hewan sudah dibiarkan berkeliaran mencari makan sendiri.
Namun, produktivitas ternak dengan cara ini masih rendah. Hewan akan mudah terserang penyakit karena kurang optimalnya pemeliharaan. Hewan yang dihasilkan pun kurang berkualitas untuk dijadikan indukan karena perkawinan dilakukan secara sembarang.
Intensif
Seperti namanya, peternakan intensif melibatkan proses pemeliharaan hewan ternak yang lebih intensif. Biasanya peternakan jenis ini berbentuk peternakan pabrik dan lazim ada di negara-negara maju. Hewan ternak akan ditempatkan di dalam ruang atau gedung dan makanan diberikan dari luar. Proses hidup hewan-hewan ternak diatur sedemikian rupa agar lebih efisien dan hasil produksinya pun tinggi.
Peternakan intensif berskala besar sudah pasti membutuhkan biaya yang tinggi. Namun, banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari pembiakan ternak jenis ini, antara lain:
- Produktivitas tinggi.
- Pengelolaan kandang secara umum, termasuk sanitasi dan ventilasi memenuhi standar yang baik. Hewan ternak jadi tidak mudah terserang penyakit.
- Hewan ternak lebih berbobot karena pemberian pakan dan minum dilakukan secara teratur.
- Hewan ternak lebih sehat karena diberi multivitamin serta vaksinasi.
- Pengelolaan lebih baik dengan adanya dokter hewan atau ahli yang mengerti teknik pembudidayaan serta cara menjaga kesehatan hewan ternak.
- Hewan ternak yang dihasilkan akan seragam secara kualitas.
- Persilangan hewan ternak dilakukan dengan indukan yang berkualitas.
Semi Intensif
Peternakan semi intensif adalah jenis yang menggabungkan peternakan intensif dan ekstensif. Biasanya, jenis ini juga sudah menggunakan kandang serta pemberian pakan dan minum yang teratur. Namun, peternak juga masih membiarkan hewan ternak berkeliaran dengan bebas.
Metode yang biasa dijalankan oleh peternak kelas menengah ini masih memiliki banyak kelemahan karena belum adanya vaksinasi maupun pemberian vitamin. Kandangnya pun biasanya belum cukup baik. Jika hewan ternak terkena penyakit, peternak pun belum dapat mengatasinya secara efektif.
Jenis Peternakan Menurut Hasil dan Jenis Hewan
Selama ini mungkin yang terbayang di benakmu tentang peternakan adalah ayam atau sapi. Padahal, ada berbagai jenis yang membudidayakan hewan-hewan ternak lainnya. Budidaya dengan hewan yang sama pun dapat memiliki kegiatan pengelolaan hasil yang berbeda. Apa saja contohnya?
Peternakan Potong
Peternakan potong inilah yang menghasilkan daging untuk kita konsumsi sehari-hari. Jenis hewan yang diternakkan di peternakan potong menyesuaikan dengan kebiasaan konsumsi masyarakat setempat. Namun, pada umumnya budidaya jenis ini memelihara sapi, kambing, domba, dan babi.
Di antara hewan-hewan tersebut, babi adalah yang paling produktif karena dapat menghasilkan hingga 11 anak dalam setahun. Berbeda dari sapi yang butuh satu tahun untuk dewasa dan hanya melahirkan satu anak.
Di kawasan tertentu di seluruh dunia, hewan yang juga diternakkan di peternakan potong adalah kuda, keledai, rusa, kerbau, llama, dan alpaka.
Peternakan Perah
Hewan ternak utama dalam peternakan perah adalah sapi, di mana susunya adalah susu yang paling banyak dikonsumsi manusia. Sementara di kawasan tertentu, ada juga ternak perah untuk menghasilkan susu kambing, domba, unta, kerbau, kuda, dan keledai. Kambing atau domba biasanya diternakkan untuk diambil susunya jika kondisi iklim setempat tidak sesuai untuk peternakan sapi.
Melalui proses pemuliaan ternak, muncul lah jenis-jenis sapi yang mampu menghasilkan susu dalam jumlah besar, misalnya sapi Holstein. Saat ini, rata-rata peternakan perah adalah peternakan intensif guna memacu produktivitas hewan dalam menghasilkan susu untuk kebutuhan industri.
Peternakan Unggas
Banyak jenis unggas yang dapat diternakkan, meliputi ayam, bebek, angsa, dan kalkun. Namun yang paling banyak dikonsumsi dan menguntungkan adalah ayam. Peternakan unggas merupakan penghasil daging unggas sekaligus telurnya.
Di Indonesia, masih lazim ditemui ternak ayam dengan sistem tradisional di mana ayam-ayam dibiarkan berkeliaran mencari makan sendiri. Ayam yang diternakkan dengan cara ini disebut ayam kampung yang dijual dengan harga lebih mahal daripada ayam broiler atau pedaging. Sementara ayam broiler diternakkan di peternakan intensif dengan pengaturan pemberian pakan serta gizi penunjang lainnya.
Budidaya Perairan
Budidaya perairan meliputi berbagai hewan yang hidup di air, seperti ikan, udang, tiram, dan sebagainya. Budidaya perairan juga mencakup pembudidayaan tumbuhan air. Budidaya perairan dapat dilakukan di air tawar maupun air laut, baik secara ekstensif maupun intensif.
Budidaya secara ekstensif dilakukan di sawah, teluk, danau, atau kolam. Sedangkan budidaya intensif dilakukan dengan tangki, kerangkeng, jaring, hingga karang buatan.
Salah satu cara pembibitannya adalah menggunakan mesin tetas yang menghasilkan ikan dan hewan air lainnya untuk dipelihara. Ketika bibit sudah cukup besar, bibit akan dipindahkan ke tangki khusus dan dijual ke pembudidaya ikan untuk dipelihara hingga lebih besar lagi.
Peternakan Serangga
Jangan dulu membayangkan bentuk serangga yang aneh-aneh, ya. Ingat madu sehat dan manis yang biasa kita konsumsi? Madu juga berasal dari peternakan, yakni budidaya lebah.
Di masa sekarang, lebah sudah diternakkan dengan sarang-sarang buatan. Lebahnya pun sudah jinak dan tidak berbahaya. Jadi, sudah sangat jarang ditemui orang-orang yang mengambil madu dari sarang lebah liar dengan risiko tersengat lebah.
Selain lebah, ada juga pembiakan ulat sutra guna menghasilkan benang sutra. Sedangkan pembiakan serangga untuk konsumsi makanan di daerah tertentu meliputi jangkrik dan ulat sagu.
Ternyata banyak sekali bukan jenis-jenis peternakan yang selama ini menghadirkan gizi di rumah kita? Jika kamu tertarik menjadi peternak, semoga penjelasan di atas dapat menjadi gambaran awal sebelum kamu memilih jenis yang spesifik. Semoga sukses, ya!