Saham

Perjalanan Hidup George Soros, Trader Tersukses Dunia

George Soros
George Soros

 Ajaib.co.id – Jika kaum investor jangka panjang punya panutan seperti Warren Buffet dan Peter Lynch, kaum trader juga punya panutan. Dia tidak lain dan tidak bukan adalah George Soros. Perjalanan hidup pria kelahiran Budapest, Hungaria sebagai trader dianggap menginspirasi banyak trader di seluruh dunia. Per April 2020, George Soros diperkirakan memiliki kekayaan bersih mencapai $8,3 miliar atau setara dengan Rp 117 miliar.

George Soros adalah pendiri dan ketua perusahaan pengelola investasi, Soros Fund Management LLC. Berkat kepiawaiannya sebagai trader, kini ia menduduki peringkat ke-56 dalam daftar orang terkaya di AS (Amerika Serikat) dan peringkat 162 secara global. Ia mengumpulkan kekayaannya sebagai salah satu spekulan tersukses dunia di pasar global.

Taruhannya yang paling terkenal adalah dengan Poundsterling Inggris pada tahun 1992 yang menghasilkan keuntungan lebih dari $1 miliar hingga akhirnya Soros dijuluki sebagai “the man who broke the bank of England”. Selain itu, Soros juga memiliki perusahaan hedge fund yang bernama Quantum Fund yang tercatat menghasilkan return tahunan sebesar 35% selama 25 tahun.

Agar kamu lebih mengetahui bagaimana Soros menghasilkan kekayaannya, berikut adalah perjalanan hidup singkat trader terkemuka yang kerap kali menuai kontroversi karena pernyataan politiknya.

Tahun-tahun Awal

George Soros lahir di Budapest, Hungaria, pada 12 Agustus 1930. Nama belakang kelahiran Yahudinya adalah Schwartz. Namun, ayahnya mengubah nama belakangnya menjadi Soros pada tahun 1936 untuk menghindari potensi dengan agama mereka. Ayahnya bernama Tivadar adalah seorang veteran Perang Dunia I selama Revolusi Rusia, lalu berhasil melarikan diri dari Rusia untuk bergabung dengan keluarganya di Budapest.

Di perjalanan hidup saat kecil, Soros mengalami penganiayaan yang meningkat sebagai kaum Yahudi Hungaria selama pendudukan Nazi pada Perang Dunia II. Dia membantu ayahnya memalsukan ribuan dokumen untuk membantu rekan senegaranya dan sebangsanya melarikan diri dari Hungaria selama era Holocaust.

Keluarga Soros terus bersembunyi dari waktu ke waktu untuk menghindari kekejaman Nazi, bahkan hingga terpisah. Soros pun memutuskan untuk mengasah keterampilannya agar bisa bertahan hidup.

Wall Street Bound

Pada tahun 1947, beberapa tahun setelah Perang Dunia II usai, Soros mendaftar di London School of Economics. Mentornya, Karl Popper, adalah seorang filsuf yang menciptakan istilah “masyarakat terbuka”, yang merupakan keterbalikan dari kediktatoran yang telah dijalan dan dibenci Soros sepanjang perjalanan hidup.

Pandangan filantropis dan filosofinya terbentuk di masa ini. Empat tahun setelah kelulusannya dari London School of Economics, Soros mendapatkan posisi di sektor keuangan di sebuah bank London.

Pada tahun 1956, Soros memutuskan untuk pindah ke AS untuk mendapatkan posisi sebagai arbitrase trader, cara trading di mana trader berusaha mendapatkan profit dari perbedaan harga antar instrumen di dua pasar yang berbeda. Soros mulai bekerja di sejumlah perusahaan Wall Street sebagai trader dan analis pasar.

Titik kritis posisinya di Wall street ketika dia mengelola dana luar negeri pertamanya, First Eagle Fund, di perusahaan Arnold & S. Bleich Reader. Namun, berkat kemampuannya Soros meluncurkan dana keduanya yang dinamai Double Eagle Fund.

Quantum Fund

Perjalanan hidup Soros di industri finansial terus berlanjut setelah dirinya dan asistennya, Jim Rogers, meninggalkan Arnold & S. Bleichroeder dan mendirikan firma sendiri bernama Soros Fund Management pada tahun 1973, sebuah perusahaan yang bergerak mengelola hedge fund.

Nama Soros Fund Management tidak memiliki umur yang cukup lama karena diubah menjadi Soros Fund dan akhirnya menjadi Quantum Fund. Perusahan tersebut sukses memperoleh keuntungan mencapai 4.200% selama 10 tahun periode, dibandingkan dengan indeks S&P 500 yang hanya berada di angka 47%.

Jim Rogers kemudian memutuskan untuk meninggalkan Quantum Fund pada tahun 1980, dan pada tahun 1981, perusahaan tersebut telah tumbuh menjadi $381 juta dalam bentuk aset, sementara Soros diperkirakan telah memiliki kekayaan senilai $100 juta. Profil Investor Institusional pada tahun tersebut menjuluki George Soros sebagai “the world greatest money manager”.

Ironisnya, tahun 1981 adalah ketika Quantum Fund mengalami kerugian untuk pertama kalinya, dan pemotongan basis modalnya menjadi dua. Soros pun memutuskan untuk mengambil jeda dari dunia investasi dan mengalihkan pengelolaan dana di perusahaannya ke orang lain, kemudian dia kembali ke dunia investasi di tahun 1984. Dana tersebut menghasilkan return sebesar 122% pada tahun 1985, melebihi $1,57 miliar dalam aset yang dikelola pada tahun 1986.

Pertumbuhan dan Ekspansi

Pada tahun 1988, Soros merekrut Stan Druckenmiller untuk mengelola dana yang dikelola Quantum. Setahun setelah penunjukannya, Druckenmiller menghasilkan laba sebesar 31,5%, diikuti keuntungan sebesar 29,6%, 53,4%, 68,8%, dan 63,2% selama empat tahun berikutnya.

Druckenmiller adalah salah satu otak di balik aktivitas short selling yang terkenal terhadap Poundsterling Inggris yang akhirnya meraup keuntungan sebesar $1 miliar, diikuti short selling terhadap mata uang Krona Swedia yang juga mendapatkan keuntungan $1 miliar.

Di tahun itu, Soros diperkirakan telah menggandakan kekayaan pribadinya sebesar $650 juta. Pada tahun 1993, aset yang dikelola perusahaannya melonjak hingga $8,3 miliar. Di tahun 2011, Soros Fund Management beralih menjadi kantor keluarga dan mengembalikan seluruh uang klien sekitar $1 miliar. Dari awal operasinya hingga penutupan, dana tersebut menghasilkan uang mencapai $43,9 miliar.

Perusahaan tersebut saat ini berperan sebagai pemberi dana kepada Open Society Foundation, organisasi amal yang dikelola oleh Soros. Pada tahun 2017, ia menunjuk Dawk Fitzpatrick sebagai kepala investasi yang bertanggung jawab mengelola aset dana $25 miliar dan menghasilkan setidaknya $1 miliar setiap tahunnya.

Artikel Terkait