Ekonomi, Milenial

Penyebab Food Delivery Mahal & Cara Mengatasinya

Ajaib.co.id – Pemesanan makanan dengan sistem food delivery menjadi suatu layanan yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Layanan pesan antar satu ini telah menciptakan kesan eksklusif bagi seorang pelanggan, di mana pelanggan tidak perlu datang langsung ke lokasi, melainkan pelanggan bisa memesan makanan  hanya lewat telepon, Whatsapp, maupun aplikasi yang tersedia di internet.

Di Indonesia, aplikasi layanan pesan antar makanan berkembang sangat pesat. Tren ini juga didorong dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang mulai melek teknologi dengan mengadopsi aplikasi digital. Belum lagi, adanya pandemi yang membuat masyarakat masih khawatir tertular COVID-19 jika harus makan di tempat.

Jika kita melihat perkembangan layanan ini di negara lain, misalnya Korea Selatan. Sepanjang 2020, negara yang terkenal dengan K-pop ini mencatatkan transaksi online food delivery senilai lebih dari $17,9 miliar. Tentu tidak heran, bila negara satu ini berhasil mencatatkan total transaksi sebesar itu, lantaran sebagai salah satu negara maju di dunia.

Infrastruktur teknologi dan internet di negara Korea Selatan memang sangat maju. Hal ini bisa dibuktikan bahwa Korea Selatan menjadi salah satu dari sejumlah negara yang saat ini sudah bisa menikmati jaringan 5G. Bahkan, kecepatan koneksi internet di Korea Selatan juga menjadi yang tercepat di dunia. 

Food Delivery Lebih Mahal Dibanding Beli Langsung?

Bagi sebagian masyarakat di Indonesia, mereka masih banyak yang enggan untuk memesan makanan dengan menggunakan aplikasi pesan antar. Salah satu alasannya adalah harga makanan yang dijual di aplikasi menjadi lebih mahal dibanding ketika membelinya langsung di lokasi. Berikut adalah alasannya:

Adanya Biaya Komisi yang Ditetapkan oleh Penyedia Layanan

Penyebab lebih mahalnya harga makanan yang ada di aplikasi food delivery disebabkan adanya biaya komisi yang ditetapkan oleh penyedia layanan kepada pihak merchant. Contohnya ketika kamu membeli makanan atau minuman dari aplikasi GoFood, pada aplikasi ini pihak penyedia layanan menarik komisi sebesar 20% + Rp1.000 dari setiap produk yang dijual.

Sehingga, mau tidak mau setiap penjualan pun harus melakukan penyesuaian harga dengan menaikkan harga jual produknya. Ini adalah penyebab pertama mengapa harga jual makanan atau minuman di aplikasi online food delivery dijual lebih mahal karena mempertimbangkan adanya potongan komisi penjualan dari pihak penyedia layanan.

Biaya Transportasi

Penyebab berikutnya adalah biaya transportasi yang perlu dikeluarkan oleh pembeli untuk membayar ojek online. Pembeli akan dikenakan biaya transportasi ini berdasarkan jarak yang ditempuh dari restoran di mana kamu membeli menuju ke rumah. Semakin jauh jarak antar dari restoran ke rumahmu, kamu akan dikenakan tarif transportasi yang lebih mahal. 

Biaya transportasi dan biaya komisi yang dibebankan kepada setiap pelanggan yang memesan makanan dari aplikasi online food delivery adalah penyebab dari mahalnya harga makanan atau minuman yang dijual di aplikasi tersebut. 

Cara Cerdas Menggunakan Aplikasi Food Delivery 

Cerdas dalam membuat keputusan merupakan sebuah hal yang memang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tak terkecuali, ketika kamu ingin memesan makanan lewat online. Dengan harga jual makanan yang lebih mahal dibanding saat membelinya langsung, kamu bisa menyiasati mahalnya harga jual makanan tersebut dengan melakukan beberapa cara berikut ini:

  • Lokasi Restoran Dekat, Jangan Pesan Makanan via Aplikasi

Milenial bisa lebih berhemat dengan memesan makanan di restoran dengan menggunakan in-house kurir. Hal ini berarti milenial tidak memesan makanan via aplikasi GoFood dkk, melainkan milenial langsung menghubungi langsung restoran tersebut lewat telepon maupun Whatsapp.

Walaupun begitu, biasanya milenial juga akan dikenakan ongkos kirim sebesar Rp2.000, dan tarif ongkos kirim ini jauh lebih murah dibanding saat kamu memesan makanan lewat aplikasi online.

Selain menggunakan in-house kurir, milenial juga bisa datang langsung ke lokasi restoran. Jika jarak restoran dari rumahmu hanya berjarak 100 – 200 meter, kamu bisa menempuh perjalanan ke restoran tersebut dengan menggunakan sepeda. Dengan begitu, kamu tidak akan dikenakan ongkos kirim.

  • Gunakan Uang Digital

Saat ini, layanan online food delivery sudah bisa menerima pembayaran dengan berbagai metode. Salah satunya yakni penggunaan uang digital, di mana agar banyak masyarakat yang bertransaksi dengan menggunakan uang digital tersebut. Para pengembang aplikasi pembayaran digital seringkali menawarkan potongan harga saat menggunakan uang digital sebagai metode pembayaran. 

Hal ini bisa kamu manfaatkan untuk memangkas biaya komisi dan ongkos kirim saat memesan makanan lewat aplikasi. Sehingga, kamu bisa membeli makanan lewat aplikasi online menjadi lebih murah.

Promo atau diskon penggunaan uang digital di aplikasi pesan makanan online banyak dikeluarkan oleh pengembang uang digital di saat momen gajian tiba atau tepatnya pada akhir bulan. Karena di momen tersebut, banyak masyarakat yang akan menggunakan uangnya untuk berbelanja berbagai kebutuhan. Tak terkecuali, urusan perut sekalipun.

  • Gunakan Aplikasi Jika Memang Benar-Benar Mendesak

Kamu bisa menggunakan aplikasi untuk memesan makanan secara online, jika memang benar-benar mendesak. Misalnya kamu merasa lapar di malam hari, di mana saat itu banyak restoran yang sudah tutup.

Sehingga, mau tidak mau kamu bisa mengandalkan aplikasi food delivery untuk melakukan pemesanan karena di aplikasi tersebut, pengguna bisa mengetahui restoran-restoran mana saja yang masih buka.

Itulah beberapa cara mengatasi mahalnya memesan makanan via aplikasi. Milenial yang ingin memesan makanan lewat aplikasi, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu apakah pembelian makanan tersebut termasuk kebutuhan atau keinginan. 

Jika untuk keinginan lebih baik tidak, karena harga makanan yang dijual di aplikasi online lebih mahal dibanding kamu membelinya secara langsung, hal ini perlu dihindari agar kamu tidak boros dalam hal pengeluaran. 

Lantaran, milenial perlu memikirkan masa depannya sekitar 15 – 25 tahun dari sekarang dengan menyisihkan sebagian uangnya untuk berinvestasi. Milenial dapat berinvestasi saham atau reksa dana sebagai bekal tabungan hari tua lewat aplikasi Ajaib.

Artikel Terkait