Ekonomi

Pentingnya Giro Wajib Minimum Dalam Perekonomian Negara

Sumber: Pexels

Ajaib.co.id – Setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam mengelola perekonomiannya termasuk di Indonesia. Masa pandemi COVID-19 yang melanda saat ini mengguncang jalannya perekonomian setiap negara di Indonesia. Di Indonesia sendiri, sempat terjadi resesi ekonomi karena terhentinya bisnis di berbagai sektor. 

Oleh karena itu, pemerintah bersama lembaga keuangan seperti Bank Indonesia menerapkan beragam kebijakan ekonomi, salah satunya dengan menurunkan giro wajib minimum (GWM). Di mana, hal tersebut dilakukan demi menjaga stabilitas ekonomi dalam menghadapi ancaman bagi perekonomian negara.

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan giro wajib minimum dan seberapa penting fungsinya untuk perekonomian negara? Yuk, simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Giro Wajib Minimum?

Dapat diartikan secara harfiah, giro wajib minimum merupakan dana maupun simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank berupa saldo rekening giro. Di mana, saldo rekening giro tersebut akan ditempatkan melalui Bank Indonesia.

Besaran dari giro wajib minimum ini ditetapkan oleh bank sentral yang mengacu pada persentase dana dari pihak ketiga dan dihimpun oleh perbankan.

Selain itu, giro wajib minimum dapat juga dikatakan sebagai instrumen moneter maupun makroprudensial karena digunakan dalam mengatur uang yang beredar pada masyarakat. Di mana, peredaran uang tersebut jelas berpengaruh secara langsung terhadap indek inflasi.

Jenis-Jenis Giro Wajib Minimum

Di Indonesia sendiri, terdapat sebanyak tiga jenis kebijakan GWM. Hal ini mengacu pada data bank sentral yang menggunakan kebijakan giro wajib minimum sebagai kebijakan moneter. Adapun jenis-jenis giro wajib minimum yang dimaksud di antaranya:

1. GWM Primer

Di mana, jenis GWM ini merupakan simpanan minimum berupa rupiah yang harus dipelihara oleh setiap bank pada rekening giro di Bank Indonesia dengan besaran sesuai rasio atas dana pihak ketiga melalui himpunan perbankan. Adapun besaran GWM primer yang ditetapkan sejak 16 Maret 2016 sebesar 6,5 persen dari sebelumnya 7,5 persen.

Di mana, kehadiran GWM primer sebagai alat ekspansi maupun menambah likuiditas bank jika dilakukan penurunan. Begitu juga sebaliknya, dapat menahan penyaluran kredit perbankan ketika dinaikkan maupun mengurangi likuiditas bank.

Selain itu, kebijakan GWM ini dapat mempengaruhi likuiditas yang berdampak pada suku bunga maupun kapasitas penyaluran kredit bank.

Giro wajib minimum perbankan sendiri sempat dipangkas hingga 5 persen saat krisis tahun 2008 yang ditujukan untuk melonggarkan ketatnya likuiditas saat itu. Lalu, kembali dinaikkan mencapai 8 persen di tahun 2010 dan perlahan diturunkan hingga menjadi 6,5 persen.

2. GWM Sekunder

Selanjutnya ada GWM sekunder yang merupakan cadangan minimum yaitu rupiah yang harus dipelihara bank dalam bentuk surat berharga. Surat berharga ini bisa meliputi Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Deposito Bank Indonesia, hingga Surat Berharga Negara.

Di mana, untuk besaran GWM sekunder ditetapkan dengan rasio dana pihak ketiga. Sampai Maret 2016 sendiri, besaran untuk GWM sekunder ditetapkan sebesar 4 persen hanya untuk rupiah.

Kebijakan GWM sekunder ditujukan dalam mempengaruhi cadangan dari likuiditas bank yang sekaligus pendalaman sektor keuangan. Jika hal tersebut dinaikkan, maka tujuannya untuk mengurangi kapasitas dari kredit bank. Begitu juga sebaliknya, jika diturunkan, maka tujuannya untuk menambah kapasitas dari kredit bank.

3. GWM Loan to Funding Ratio

Jenis GWM yang terakhir ini sebagai simpanan minimum yaitu rupiah yang harus dipelihara oleh bank ke dalam rekening giro pada bank sentral dengan persentase tertentu. Di mana, persentase dihitung berdasarkan selisih antara realisasi loan to funding ratio setiap bank dan loan to funding ratio target yang diberlakukan Bank Indonesia.

Target dari loan to funding ratio rupiah sendiri hingga Agustus 2016 diubah ke 80 persen sampai 92 persen yang sebelumnya sebesar 78 persen sampai 92 persen. Untuk jenis GWM loan to funding ratio ditujukan agar mendorong penyaluran kredit bank tetap berada di rentang yang ditentukan sebelumnya.

Hal tersebut dilakukan agar terdorongnya intermediasi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, namun dengan tetap menjaga prinsip waspada. Hingga posisi Juli 2016 sendiri, dana pihak ketiga perbankan mencapai Rp4.585,38 triliun. 

Dampak Penerapan Giro Wajib Minimum Bagi Bank

Bank Indonesia sempat menerapkan giro wajib minimum yang memberikan keleluasaan untuk bank dalam mengelola setiap likuiditasnya. Hal ini karena dana yang tersimpan melalui bank sentral tidak dihitung berdasarkan harian. Hal ini jelas memberikan dampak bagi setiap bank, baik bank besar maupun bank kecil.

Setiap bank akan dibantu dalam mengelola likuiditasnya secara mudah. Sala satu contohnya penerapan giro wajib minimum dengan jenis primer rata-rata. Di mana, untuk bank besar implementasi kebijakan ini akan memberikan peluang gapping penempatan untuk tenor yang lebih lama sehingga bisa meningkatkan efisiensi pengelolaan likuiditas maupun enhance return.

Pada dasarnya, kebijakan GWM ini dapat meredam gejolak likuiditas dari ketidakpastian timing maupun besaran dari aliran dana setiap nasabah. Dengan begitu, pengurangan tekanan volatilitas suku bunga PUAB dapat dilaksanakan.

Sedangkan bagi bank kecil yang memiliki likuiditas terbatas, penerapan GWM rata-rata ini memberikan manfaat dalam mengurangi temporary liquidity shock serta memungkinkan penundaan transaksi pinjam.

Mengingat bahwa memiliki likuiditas berlebih memungkinkan setiap bank untuk bisa memanfaatkannya dalam mencukupi perkiraan kebutuhan akan likuiditas yang meningkat di hari lainnya.

Pada dasarnya, kebijakan giro wajib minimum sendiri menjadi salah satu langkah yang diambil lembaga keuangan di Indonesia seperti Bank Indonesia untuk membantu menjaga perekonomian negara.

Oleh karena itu, penting kebijakan ini untuk diberlakukan sesuai dengan kondisi yang ada. Apalagi giro wajib minimum juga menjadi instrumen moneter yang membantu pengaturan peredaran uang.

Bicara tentang menjaga perekonomian yang lancar, investasi juga dipengaruhi oleh berjalannya perekonomian negara, salah satunya investasi saham.

Oleh karena itu, investasi saham yang dilakukan banyak orang dapat mempengaruhi berjalannya perekonomian negara. Apalagi kini investasi saham semakin mudah dilakukan, salah satunya secara online melalui Ajaib.

Media investasi online yang satu ini hadir untuk membantu kamu memulai investasi saham secara mudah. Cukup mengunjungi aplikasinya, kamu bisa langsung mendaftar rekening saham untuk bisa bertransaksi saham. Selain itu, ada juga tampilan harga saham-saham, baik yang menghasilkan maupun yang tengah menurun.

Dengan begitu, kamu bisa langsung menganalisa saham mana yang ingin dibeli. Jadi tunggu apalagi? Mulai investasi saham pertamamu dengan download aplikasi Ajaib di smartphone sekarang.

Artikel Terkait